♥Special Chapter 2♥

11.2K 1.7K 281
                                    

.
.
.
.
.
.
.

♡Don't Call Me Baby♡
.
.
.
.
.

Seong Woo melangkah dengan pikiran yang berbelit. Semenjak telepon tadi sore itu dia jadi terus berpikir. Ia ingin segera sampai di flat-nya, setidaknya ia bisa bicarakan ini dulu dengan Tae Yong. Semoga saja sahabatnya itu sudah pulang.

Cleck!

Seong Woo memasuki flat  kecilnya itu. Ia membuka sepatunya dan melangkah cepat karena mencium bau sedap itu menggoda perutnya. Pasti Tae Yong sedang memasak, senyumnya merekah dan buru-buru menuju ke dapur.

"Wah kau sudah pulang? Aku kira kerja kelompokmu akan lama." Tae Yong menoleh sesaat dan tersenyum pada Seong Woo.

"Woo Jin kebiasaan bebal sekali di kasih tahu. Kita akan presentasi besok, tapi materinya sama sekali belum di kuasai. Tadi aku pulang duluan karena lapar." Tentu saja karena ia sedang mengirit untuk jajan, uangnya harus di pakai untuk membayar kuliah.

"Ya sudah duduk sana, sebentar lagi kari-nya matang."

Seong Woo menurut, tapi sebelumnya ia menyiapkan dua mangkuk dan sendok untuk mereka kemudian duduk di lantai. Flat mereka memang sangat sempit sehingga makan saja harus duduk di bawah dan tanpa alas apapun tapi setidaknya cukup rapi karena Tae Yong sangat rajin. Seong Woo beruntung sekali memiliki sahabat sepertinya.

"Selamat makan!"

Menurut Seong Woo masakan yang di buat Tae Yong selalu istimewa walau tidak semewah makanan di restoran, tapi rasanya sangat lezat dan cocok dengan cita rasa yang Seong Woo suka. Walau Seong Woo tidak bisa makan  banyak tapi anak itu sebentar-sebentar makan jadi Tae Yong selalu membuatnya dalam jumlah banyak.

"Oh iya Yong, tadi Kwon Hyun Bin meneleponku lagi."

"Uhukk..."

Seong Woo panik, dia langsung lari ke dapur dan mengambil minum untuk Tae Yong. Entah apa penyebabnya, Seong Woo tidak tahu tapi batuknya itu kencang sekali sampai membuat Tar Yong harus mengatur napasnya.

"Kwon Hyun Bin yang kau bilang bertemu di club malam itu?" Tanya Tae Yong, rasanya mau marah karena Seong Woo pergi kesana tanpa sepengetahuannya.

"Iya. Dia menawariku pekerjaan itu lagi." Jawab Seong Woo.

"Tidak Seong Woo! Jangan di terima, dia bukan orang baik." Oceh Tae Yong.

"Tapi, katanya aku bisa beli apartement, makan enak dan mendapat uang banyak kalau bekerja dengannya. Aku juga bisa bayar kuliah dengan lancar, tidak perlu menunggak seperti sekarang." Ucap Seong Woo, ia mengingat betul bagaimana bujuk rayu Hyun Bin padanya.

"Tidak Seong Woo. Kamu harus berpikir resiko besar dan dosa-mu saat melakukan hal seperti itu. Sama saja kau menjual diri-mu, orang tuamu akan sedih jika mengetahuinya." Tae Yong menceramahinya dan Seong Woo hanya menunduk.

Tae Yong memandang Seong Woo prihatin. Keluarga Seong Woo memang lebih tidak mampu darinya tapi setidaknya Tae Yong masih bisa menggunakan uang yang dikirimkan orang tuanya untuk makan mereka sehari-hari. Selebihnya mereka mengejar beasiswa dan bekerja di kafe. Uang semester yang semakin naik memang tidak menutup kemungkinan Seong Woo tergoda dan tentu saja iri pada mahasiswa lainnya yang bisa berfoya-foya.

Don't Call Me Baby (ONGNIEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang