Sebelum hari yang bahagia ini berakhir selena mau kasih update dulu.
Gak tau ini spesial apa engga...
Selamat menikmati...
.
.
.
.
.
.
.∅Don't Call Me Baby
.
.
.
.
.Sung Woon baru saja tiba di rumah sakit, tadinya ia mau menemui Daniel tapi tiba-tiba orang itu menghilang. Bahkan Daniel tidak mengganti bajunya dan melepas selang infus begitu saja. Seul Gi mengusap wajahnya kasar menyadari adiknya pergi saat ia tertidur. Tidak pernah ia sekhawatir ini dengannya setelah ayah mereka meninggal beberapa tahun yang lalu.
“Yah, beginilah adikmu yang sudah gila.” Ucap Sung Woon, dia mungkin sudah menyerah untuk kesekian kalinya pada Daniel. Namun kali ini ia tidak terlalu khawatir karena yang membuat Daniel gila adalah Seong Woo, orang yang ia cintai dan orang itu terus menyangkal walau beberapa kali Sung Woon memancingnya untuk jujur.
“Kemana dia sekarang?” Seul Gi mengigiti kukunya, Ji Sung bahkan tidak perduli lagi, dia lebih memikirkan kondisi kandungannya yang tidak bisa di bilang stabil.
“Mungkin mengejar Seong Woo. Itu lebih baik dari pada dia berdiam diri. Untuk apa menahan diri kalau itu membuatnya tersiksa ?” Kini Sung Woon duduk di sebelah Seul Gi dan bersender tenang.
“Tapi dia sedang sakit...” Lirih Seul Gi bahkan ia mengeluarkan air matanya, ia merasa tidak becus menjadi kakak yang seharusnya melindungi adiknya.
“Nanti juga sembuh. Aiss tidak usah menangis, memangnya pantas menangisi Daniel?” Sontak Seul Gi menatap kesal Sung Woon yang melontarkan kata-kata menyakitkan, bagaimanapun Daniel adalah adik kandungnya dan Sung Woon tahu bagaimana rasanya.
“Begini ya Seul, adikmu bukan anak kecil lagi. Memang tidak ada salahnya kau mengkhawatirkannya tapi dia sendiri punya otak. Dia tahu apa yang harus dia lakukan.” Setidaknya beginilah maksud Sung Woon. Daniel tidak boleh terdiam seperti kemarin-kemarin, juga tidak mesti memanfaatkan para pesuruhnya. Dia harus berjuang sendiri.
Seul Gi mencoba menangkan dirinya, benar apa yang di katakan Sung Woon kalau adiknya sudah tua bahkan sudah kepala tiga dan ia yakin Daniel bisa menyelesaikannya. Tapi dalam pikirannya masih ada yang ia cemaskan, baru kali ini adiknya mengaku mencintai seseorang. Seberapa keras ia berkata adiknya brengsek, tapi dia tetap ingin Daniel berakhir bahagia bersama Seong Woo.
✘
∅Don't Call Me Baby∅
✘
Seong Woo hanya terdiam, ia tidak berbuat apa-apa pada Daniel yang tiba-tiba pingsan disana. Yuta dan Hyun Bin membopong tubuh Daniel ke dalam sebuah kamar di club. Seong Woo dengan langkah lemasnya memasuki kamar itu, ia melihat Yuta yang menyetel penghangat dan Hyun Bin yang menyelimuti Daniel. Tubuh daddy-nya itu mengigil dengan bibir pucat dan nafas yang memburu.“Apa dia sudah gila?” Hyun Bin berkacak pinggang di hadapan Daniel yang meringkuk di dalam selimut. Yuta bergerak cepat keluar masuk ruangan itu hanya untuk mengambil kotak obat dan mengobati tangan Daniel yang terluka, mereka tahu kalau itu akibat melepas selang infus sembarangan.
Tentu saja mereka kaget melihat Daniel yang datang memakai baju pasien, hanya menggunakan sandal rumah sakit dan pingsan karena meneguk segelas black russian milik Seong Woo. Mereka tak sempat menanyakan pada Seong Woo kenapa Daniel berada disini tapi yang jelas dari raut wajah Seong Woo, mereka juga tahu kalau Seong Woo tidak pernah menyangka keadaan Daniel yang seperti ini.
“Seong Woo bisa teruskan? Ini tinggal pakaikan plester saja, atasanku menelepon pasti dia tahu aku menghilang.” Ucap Yuta dengan cemas, Seong Woo yang dari tadi melamun kini menggantikan Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Call Me Baby (ONGNIEL)
Historical FictionOh shit. Sejak kapan aku mulai terbiasa dengan panggilan itu? Tubuhku masih meremang karena kata itu. 'Baby boy' YAOI BXB DADDY KINK MATURE MPREG Cover by @Ariski