∅12. Don't Call Me Baby

12.1K 1.7K 294
                                    


Sebelumnya selena mau ngucapin terimakasih buat OngnielBride yang menyuguhkan banyak video yang mampu bikin selena nangkring depan laptop ngulang-ngulang mulu sampe lupa nonton drakornya mas el dan mas suho :') dan kemudian selena dapet hidayah buat lanjutin ff ini walau gak banyak :') yeayyy!!








.
.
.
.
.
.
.
.

∅Don't Call Me Baby
.
.
.
.
.

"Min Ho bilang kau rutin kemari."

Seong Woo hanya mengganguk ketika Yuta menoleh padanya. Pria kurus itu sibuk memainkan tangannya menyusuri pinggiran gelas yang berisi Black Russian, minuman favoritnya.

Tapi kenapa kali ini habisnya lama sekali? Bahkan sudah satu jam tapi satu gelaspun belum habis. Daniel baru saja mengirim uang mingguan, jadi dia tidak sedang mengirit uang. Hanya... Hanya kehilangan selera? Tapi rasanya masih enak sekali ketika campuran kahlua dan vodka itu mendiami rongga mulut dan masuk ke dalam tubuhnya.

"Kenapa? Bosan dengan black russian? Mau coba wine baru? Kami sekarang menyediakan macam-macam Sparkling Wine dan ada juga Brandy dengan kadar 60%."

Seong Woo menggeleng lemas. Entahlah ia juga tidak tahu apa yang ia mau, kotak rokoknya juga tidak ia buka sama sekali, asbaknya masih kosong dan isi gelasnnya masih ada setengah.

"Kalau sakit pulanglah. Disini bukan tempat yang baik." Ucap Yuta menggeleng prihatin.

"Tidak ada kuliah?" Tanya Yuta.

"Aku sedang libur." Jawab Seong Woo.

"Lalu daddy-mu kemana? Kenapa beberapa hari ini sering kemari? Biasanya kau kesini kalau mau bekerja saja."

"Dia pergi ke Beijing. Tidak tahu sampai kapan."

"Lalu kau merindukannya?"

Seong Woo melotot menatap Yuta yang seenaknya saja berkata. Bagaimana bisa Yuta menebak seperti itu? Jahat sekali, sudah tahu Seong Woo tidak mau menjadi baby boy apa lagi untuk seorang laki-laki ahh Seong Woo masih menyesalinya sedikit.

"Aneh ya daddy-mu itu. Menyewa baby boy tapi malah di tinggal terus. Sudah berjalan berapa lama ini? Kenapa kau belum bergejolak sama sekali? Apa dia tidak pernah menyentuhmu?" Oh tidak. Seong Woo benar-benar malas membahasnya, tapi semua pertanyaan Yuta terdengar sama dengan keheranan yang ia rasakan.

"Diamlah. Bagus kalau dia tidak menyentuhku sama sekali. Jijik." Ketus Seong Woo, tapi Yuta hanya bersabar saat pria itu tidak langsung juga mengatainya.

"Tapi tidak mungkin Seong Woo. Peranmu disini memuaskan hasrat seksualnya. Yah itu kalau dia tidak sedang mabuk mengartikan apa itu sugar baby."

"Aiss! Sudah jangan di bahas, Aku sedang menunggu Ryu Jin, jadi jangan mengancurkan mood-ku!" Tegur Seong Woo.

Yuta mengerti, sepertinya memang Seong Woo baru saja salah memilih jalan. Ya semoga Seong Woo baik-baik saja. Sebagai teman gelapnya, maksudnya karena mereka bertemu di club malam tapi tetap saja mereka sama-sama orang yang berusaha mencari nafkah di tempat seperti ini.

"Kalian kambali menjalin kasih?" Tanya Yuta.

"Aku tidak pernah berpacaran dengannya." Ucap Seong Woo.

Don't Call Me Baby (ONGNIEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang