oo Ch 19 oo Hujan

444 46 51
                                    

Kalau ada kontes orang ter selfless se Bandung, Jaehwan mungkin bakal menang dan bahkan lolos untuk ke tingkat Nasional mewakili Jawa Barat. Prejudi anak tunggal itu biasanya manja dan egois sangat bertolak belakang dengan kepribadian Jaehwan. Jaehwan yang dari kecil terbiasa berpindah dari satu kota ke kota lain dan jarang memiliki teman tetap, selalu harus beradaptasi dengan orang orang baru, di didik oleh orang tuanya untuk mandiri. Jaehwan selalu di didik untuk mengalah dan mendahulukan kepentingan orang sebelum dirinya. Jaehwan selalu di didik untuk memberi lebih sebelum menerima.

Itu sebabnya malam ini, Jaehwan sendirian di kamarnya sambil menulis lagu baru buatanya sendiri. Dia melanjutkan memetik gitarnya sambil mencoba menemukan chord yang pas untuk bagian selanjutnya. Tiba tiba pintu kamarnya diketuk.

"Jjaeni Jjaeni, main yuk" teriak Jina dari luar kamarnya. Jaehwan tertawa.

"Maaf gembel dilarang masuk" teriak Jaehwan balik. Pintu kamarnya terbuka memperlihatkan Jina yang membua bungkusan plastik berisi martabak telor favoritnya.

"Gembelnya baik nih bawain makanan" ucap Jina sebelum menutup pintu kamar Jaehwan. Jina meletakkan makanan di meja belajar Jaehwan dan melepas jaketnya yang sedikit basah. Diluar memang sedang hujan deras. Jaehwan meletakkan gitarnya dan berjalan menuju lemari pakaiannya. Dia mengeluarkan sweater biru tebal miliknya yang bergambar cookie monster, kado ulang tahun dari Jina tahun lalu karena Jaehwan memberikannya sweater Elmo di hari ulang tahun Jina.

"Copot sekalian baju lo pake ini aja, itu baju lo juga basah ntar masuk angin" ucap Jaehwan sambil memberikan sweaternya.

Jina melipat kedua tangannya di depan dadanya "Jjaen nyebut Jjaen masa gue mau lo mesumin. Cowok macem apa lo tiba tiba nyuruh cewek copot baju" Canda Jina. 

Jaehwan menoyor kepala Jina pelan "Ga nafsu gue ama lo elah, buruan ntar masuk angin aja lo ngomel ke gue lagi" ucap Jaehwan. Jina hanya nyengir dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Setelah selesai berganti baju, Jina lompat ke kasur Jaehwan dan mengambil buku catatan milik Jaehwan yang berisi coretan lagu barunya.

"Mawar? hmmm..." Jina langsung paham lagu tersebut ketika membaca judulnya. 

Jaehwan mencomot satu martabak telur yang tadi Jina bawa "Apa lo ham hem ham hem" ucap Jaehwan sambil ketawa. Jina melihat ke arah sahabatnya itu. Mereka kini sudah berada di kelas 12. Yang artinya sudah setahun sejak Jaehwan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Rosé . Dan juga artinya ini sudah 7 bulan Hanbin resmi berpacaran dengan Rosé setelah Hanbin mengungkapkan  perasannya tepat di hari ulang tahunnya.

"Lo masih sayang ya sama Rosé?" tanya Jina sambil membaca coretan lirik lagu berjudul Mawar itu. Di buku catatan berwarna putih itu sudah tertulis 3 bait pertama.

'Baru kemarin kau datang padaku
Menatap dangan mata coklat itu
Mamanggil dengan suaramu yang merdu
Membuat jantungku terus berpacu

Baru kemarin dia datang kepadamu
Ungkapkan cinta yang harusnya milikku
Dan kau tersenyum kepadanya
Buatku sadar ini memang akhir kita

Kau adalah mawar merah
Yang indah dan berduri
YDan setiap harinya kupandang
Hanya bukan tuk ku miliki'

Jaehwan meletakkan gitarnya dan menyandarkanya ke meja belajarnya. Dia kemudia pindah ke kasur dan berbaring di sebelah Jina yang masih memandang buku catatan milik Jaehwan sambil menunggu jawaban sahabatnya itu.

"Kalo kata orang, cowok itu ngga akan pernah lupa sama cinta pertamanya Na mau gimana juga" kata Jaehwan lirih sambil memainkan rambut Jina. Jina mengalihkan padangannya ke Jaehwan.

Her BackpackWhere stories live. Discover now