"Kak , ngga ada warna lain apa?" Jina ngerutin dahinya pas liat oleh oleh kakaknya Jisung dari Jepang. Bukannya nggak berterima kasih, tapi pink bukan sesuatu yang Jina begitu sukai. Dan Kakaknya baru saja membelikannya tas ransel berwarna pink special oleh oleh dari study excursion di Jepang.
Jisung gelenging kepala sambil nyengir "Dek, kamu mau masuk jurusan teknik, Kakak nggak mau kamu jadi jantan seutuhnya. Jadi harus ada yang tetap menjaga identitas sisi kewanitaan kamu"
"Ya kan nggak tas pink begini juga, Kak. Aku berasa ABG baru puber mau masuk SMP tasnya begini" Jina nahan supaya ngga memutar bola matanya. Jisung langsung nimpuk pake bantal sofa.
"Yee, syukur syukur juga dibeliin. Mahal nih" sahut Jisung jutek. Jina bukannya mau jadi adek yang tidak berterima kasih. Tapi pink nya itu bikin dia ga tahan.
"Iya yaudah makasih Kakakku tercinta. Makasih banget tas Pink nya," ujar Jina pasrah. Jina menatap tas pinknya dengan senyum tipis.
Jisung nyengir lebar "Kakak do'ain tas ini bakal jadi penglaris kamu selama kamu kuliah"
"Yee dikata adek batagor pake penglaris segala" Jina gantian nimpuk Jisung pake bantal sofa.
"Yakan siapa tau,Dek. Ati ati, omongan kakak suka kejadian loh" ujar Jisung,
Dan tanpa mereka ketahui, mungkin perkataan Jisung memang yang membuat hidup Jina berbelit di Institu Teknologi Cakrawala.
ooo
"Gila ya ini acara kapan selesainya sih," keluh Jaehwan, teman SMA Jina yang sama sama masuk Teknik Sipil di Institut Teknologi Cakrawala. Hari itu mereka sedang ngejalanin acara perkenalan kampus yang berlangsung selama 3 hari.
"Dari pada kaya pas ESQ kemaren kemaren. Dibikin nangis ketawa nangis ketawa berkali kali stress gua" Sahut Sejeong. Teman baru mereka yang beda jurusan ketemu ketika training ESQ.
"Makanya tobat Jong, kurang kurangin lah," Sahut Somi di sebelah Sejeong.
"Ngaca lu" pelotot Sejeong.
"Heh sush diliatin kakak LO, gila berisik" Jina mendesis nyuruh ketiga temennya diam. Apesnya malah dia yang kena.
"Iya Mbak yang tas Pink dibelakang, samping mas tembem" ucap Pak Seokhoon yang sedang mengisi materi siang itu. Semua sontak menengok ke arah Jina. Jina udah antara gemetaran nervous sama gemeteran mau nabok temen temennya karna malah dia yang kena.
"S-saya, Pak?" tanya Jina ragu sambil mengangkat tangannya.
"Iya kamu, coba maju kedepan sini. Kayanya kita butuh Ice Breaking," ucap Pak Seokhoon mengisyaratkan Jina untuk maju ke depan.
"Mampus! Baru hari kedua acara perkenalan kampus udah bikin malu. Mana ini satu gugus ada anak semua jurusan lagi. Batal udah susunan rencana reputasi baik gua" Umpat Jina dalam hati seraya melangkah ke depan auditorium. Jina menarik nafas dalam mencoba menenangkan aderenalinnya.
"Y..Yoon Jina dari Teknik Siipil ya. Wah anak jurusan saya ternyata, Saya dosen kamu lho," ujar Pak Seokhoon dengan nada mengolok tapi nakutin. Jina cuma bisa meringis.
"Yaudah Jina coba kamu kasih ice breaking buat temen temen gugus 18 di sini, biar ga bosen sama materi saya," Lanjut Pak Seokhoon. Jina cuma ngeliatin bingung.
"I-ice breaking Pak?" Tanya Jina.
"Iya Ice Breaking. Bukan mecahin es beneran lho. Ice breaking itu games atau apa yang bisa bikin suasana up lagi begitu" Jina manggut manggut dengerin penjelasan Pak Seokhoon. Bukan dia ngga tau Ice breaking itu apa sebelumnya. Tapi dia sambil muter otak gimana caranya lolos dari dipermalukan sendirian.
![](https://img.wattpad.com/cover/143975611-288-k732925.jpg)
YOU ARE READING
Her Backpack
FanfictionMy very first story in Bahasa. Cerita klasik tentang hidup anak kuliahan dan deretan cowok (sok) gentle yang suka bawain tas Yoon Jina yang udah didoain sebagai penglaris oleh Kakaknya. Sekalian buat throwback masa masa kuliah atau buat kalian yang...