oo Ch 25 oo Contoh

363 55 20
                                    

Sudah hampir 2 jam lebih Jihoon dan Jina hanya duduk dalam diam di sebuah cafe yang mereka singgahi setelah beberapa kali mengganti destinasi dari taman pelangi ke tempat lain karena Jina menolak untuk turun dari taksi kalau dia belum berhenti menangis. Akhirnya mereka menyinggahi sebuah cafe di daerah Godean. Jihoon masih memainkan sedotan dari Caramel Macchiato miliknya sambil memandang Jina yang hanya menatap kosong green tea frappe miliknya. Jihoon mengecek jam di tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 1.17 dini hari. Beruntung cafe yang mereka singgahi memang 24 jam. Jihoon menata Jina lagi sebelum akhirnya Ia memecah keheningan diantara keduanya.

"Na" panggil Jihoon lirih, seakan Ia takut bahwa suara saja mungkin akan menyakiti perasaan Jina untuk sekarang ini. Jina mengalihkan pandangannya ke Jihoon.

"Hm?" sahut Jina. Jihoon menjulurkan tangannya perlahan dan mengusap kepala Jina.

"Pulang yuk? Udah jam 1 lewat ini, lo pasti capek" ucap Jihoon dengan lembut sambil mengusap kepala Jina. Jina masih memandang Jihoon.

"Pulang?" tanya Jina dengan suara pelan. Jihoon bisa melihat dengan jelas sorot sedih mata Jina. Jihoon menghela nafas.

"Kalau emang lo belom nyaman pulang, kita nginep di hotel dulu semalem mau? Kita cari hotel deket sini" usul Jihoon. Jina terlihat terdiam sesaat untuk berfikir. Sejujurnya Jina merasa sepertinya dia belum siap jika dia harus pulang ke penginapan mereka dan bertemu Minhyun. Tapi kalau dipikir pikir, kalau dia malah menginap di tempat lain, masalah ini akan lebih panjang dan berlarut lagi. Dan Jina sangat tidak mau merusak suasana liburan teman temannya yang sudah mereka nanti nanti hanya karena Jina.

Jina menggelengkan kepalanya pelan "Ngga usah, kita pulang aja deh Hoon" ucap Jina. Jihoon tersenyum pelan dan mengusap pipi Jina.

"Gue pesen grab buat kita dulu ya kalo gitu" Jihoon mengambil handphone nya dari meja dan segera memesan grab untuk mereka. Jina memainkan sedotannya sambil menunggu Jihoon memesan grab. Beberapa menit setelah berkutik dengan handphone nya raut wajah Jihoon berubah cemas dan sedikit panik.

"Na, grab nya ngga ada yang avail masa, gimana ya" kata Jihoon masih sambil berkutik dengan handphone nya.

"Seriusan Hoon?" tanya Jina yang mulai ikutan bingung karena mereka tidak mungkin minta jemput Woojin jam segini dan dengan jarak yang sangat jauh dari rumah Woojin.

"Iya gue serius ini ngga ada yang avail. Gue coba tanya mas mas yang punya cafe siapa tau punya solusi, bentar ya" Jihoon berdiri dan beranjak dari tempat duduknya. Ia mengacak rambut Jina pelan sebelum pergi ke counter cafe untuk bertanya kepada sang pemilik. JIna mengeleuarkan handphone nya yang sedari tadi Ia acuhkan. Terihat begitu banyak notifikasi di layar handphonenya.

'Minyeon❤️ 29 Missed Call
Jjaeni 20 Missed Call
Daniel 21 Missed Call
Chungha 10 Missed Call
Woojin 12 Missed Call
Seongwu 7 Missed Call
67 New Messages from Minyeon❤️
40 New Messages from Jjaeni
34 New Messages from Daniel
20 New Messages from Chungha
10 New Messages from Woojin'

Jina hanya menghela nafas panjang dan memasukan handphone nya kembali ke tas. Tak lama Jihoon pun kembali ke meja mereka.

"Na, kata masnya kita harus jalan beberapa ratus meter deket dari sini ada rumah sakit kecil, disitu biasa ada tukang taksi mangkal. Kata dia kalo jam segini harapan kita cuma itu soalnya susah kendaraan lain" kata Jihoon dengan nada sedikit cemas. Jina menganggukkan kepalanya.

"Yaudah, ngga masalah. Ayo jalan kesana" Jina berdiri dari kursinya.

"Beneran ngga papa Na? Agak lumayan soalnya jalannya" tanya Jihoon memastikan. Jina tersenyum kecil dan menepuk bahu Jihoon.

"Kita naik kaki gunung buat camp aja gue kuat masa jalan gini doang engga. Udah yuk ntar keburu tambah malem"

Mereka berdua pun akhirnya berjalan meninggalkan cafe dan menuju rumah sakit terdekat yang dimaksud. Jam sudh menunjukan 1.40 dini hari, jalanan begitu sepi, pertokoan disekitar jalan pun sudah gelap. Beruntung Jina mengurunkan niatnya menggunakan one pice dress untuk makan malam tadi, kalo tidak dia bisa menggigil sekarang. Walaupun jalanan sepi masih ada beberapa warung kopi dan minimarket yang buka di sela sela jalan. Jihoon berjalan sambil merangkul bahu Jina sedari tadi untuk bersiaga kalau kalau ada apa apa. Mereka berjalan sekitar 10 menit dan menurut map mereka akan sampai 10 menit lagi.

Her BackpackWhere stories live. Discover now