oo Ch 18 oo Mawar

394 41 14
                                        

"Jjaen lama tinggal nih!" teriak Jina dari ruang tamu apartment Jaehwan. Jihoon, Chungha, dan Woojin asik main ludo king sambil menunggu Jaehwan yang sedang bersiap siap. Mereka ber 5 hendak pergi ke closing Elexpo, proker besar himpunan Teknik Elektro.

"Kan yang nyetir gue masa gue yang ditinggal?" bales teriak Jaehwan dari dalam kamarnya. Mereka janjian untuk pergi ke venue acara pukul 7 malam tapi karena Jaehwan sempat ketiduran alhasil 7.15 pun mereka belum berangkat.

"Bisa pake mobil Jihoon sih ah buruan Jjaen" ucap Jina galak. Jihoon yang duduk disamping Jina ketawa.

"Galak banget sih Na" ucap Jihoon. Jina melihat ke arah Jihoon dengan sinis.

"Lo juga udah tau Jaehwan kebo bukannya dibangunin malah dibiarin" omel Jina. Jihoon mengangkat kedua tangannya.

"Ampun Na ampun, gue beneran kaga tau kalo dia masih tidur tadi" jelas Jihoon. Jina hanya berdecak sambil melipat kedua tangannya. Jina paling ngga suka sama orang yang ngga on time, maka dari itu dia sebel liat Jaehwa yang belum siap juga.

"Ayo berangkat, heheh" ucap Jaehwan akhirnya muncul ke ruang tamu sambil nyengir. Jina berdiri dari sofa dan ngeliat Jaehwan dengan galak. Jaehwan yang udah hafal dengan sahabatnya yang paling ngga suka sama orang telat itu langsung menggandeng tangan Jina sambil nyengir Kuda.

"Ayo Kanjeng Mami kita berangkat" ucap Jaehwan.

Pukul 7.25 malam mereka ber lima akhinya pergi menuju Venue closing Elexpo menggunakan mobil Jaehwan, Beruntung jalanan ngga begitu macet malam itu. Mood Jina pun sudah membaik setelah di sogok cornetto greentea yang dibeliin Jaehwan dari k-circle di apartment mereka. Jina masih asik menikmati cornetto greentea di dalam mobil sambil duduk di kursi belakang bersama Jihoon dan Chungha. Woojin duduk di kursi depan sebelah Jaehwan seperti biasa.

Setelah 20 menit perjalanan mereka akhirnya sampai di Venue acara. Begitu banyak pengunjung yang datang malam itu, Jaehwan bahkan sempat kesusahan mencari tempat untuk parkir. Setelah mendapatkan tempat parkir yang pas mereka ber 5 akhirnya turun dari mobil. Di luar Venue terdapat banyak stall makanan dan minuman. Mereka memutuskan untuk menikmati jajanan dulu sebelum masuk ke dalam venue karena sekarang pengisi acara masih band band dari kampus mereka. Guest star Elexpo yakni hive akan perform nanti jam 9. Jina menggandeng Chungha sambil berjalan mengelilingi stand makanan dan minuman disekitar venue. Jihoon, Jaehwan, dan Woojin ngekor dibelakang ber 3 seperti biasa. Mereka bingung mau makan apa. Semua makanan dari yang tradisional sampe japanese, korean, dan italian food stall tersedia di sana.

"Sumpah bingung mau makan apa" ucap Chungha sambil melihat sekitar mereka. Jina mengangguk.

"Sama, gila kaya enak semua gini" ucap Jina juga sambil melihat sekitar. Jihoon tiba tiba menarik lengan baju Jina dari belakang.

"Kita cari tempat duduk kosong dulu baru pesen makan gimana? ini soalnya kaya penuh banget" ucap Jihoon sambil mendekatkan kepalanya ke telingan Jina karena keadaan sangat ramai. Jina mengangguk dan meberikan signal ok kepada Jihoon. Setelah melanjutkan beberapa saat, mereka akhirnya menemukan meja kosong. Mereka ber lima langsung duduk dan melihat sekitar.

"Gantian deh yang pesen, harus ada yang  nungguin meja di sini" ucap Woojin. Yang lain mengangguk setuju.

"Kalo gitu kalian duluan aja, gue kan tadi udah makan ice cream jadi udah ada yang ganjel perut" ucap Jina.

Jaehwan, Chungha, Jihoon, dan Woojin akhirnya berpencar buat beli makanan yang mereka inginkan. Jina menunggu di meja mereka dengan santai sambil memainkan handphone nya. Bosan dengan handphone nya, Jina memperhatikan sekitar. Sepertinya pengunjung yang datang ke bazaar closing Elexpo malam itu tidak hanya mahasiswa tapi juga banyak masyarakat umum. Banyak yang sepertinya datang dengan keluarga mereka. Jina jadi tiba tiba kangen dengan kakaknya, Jisung. Baru saja dia hendak mengirim pesan kepada Jisung, sesosok wanita bertubuh tinggi, langsing, dengan rambut panjang berwarna coklat menarik perhatian Jina. Sosok itu seperti tidak asing baginya. Jina terus memperhatian wanita itu. Dagu yang runcing dan manis itu khas seseorang yang memang Jina kenal. Jina hendak memanggil wanita itu tetapi wanita itu keburu pergi menjauh dengan teman temannya yang lain.

Her BackpackWhere stories live. Discover now