oo Ch 20 oo Rencana

424 44 29
                                    

"Sesuai instruksi yang tertulis di kertas ujian, kalian boleh open laptop untuk mengerjakan soal mix design nya. Tapi salin ulang soalnya di kertas ujian kalian biar tidak bingung ya" Pak Seungchon memberikan instruksi selaku pengawas ujian mata kuliah Teknologi Beton dan Bangunan Jum'at siang itu. Hari itu adalah hari terakhir UAS untuk angkatan Jina. Dan setelah ini mereka akan terbebas dari segala macam tugas perkuliahan yang menyiksa mereka selama beberapa minggu terakhir. Jina melihat soal Ujian mereka dan lantas menyalin soal di kertas jawaban ujiannya sebelum akhirnya mengeluarkan laptop miliknya. 

Jina mengerjakan soal ujian dengan penuh semangat karena setelah ini berarti dia akan terbebas. Ketika Ia sedang asik mengerjakan, Eunwoo terlihat celingukan melihat kanan dan kiri. Cewek berambut panjang bergelombang dengan pipi chubby yang sering dipanggil Nunung sama teman teman angkatan Jina itu kemudian melihat kearah Jina dan memberi tahu Jina bahwa dia lupa bawa laptop. Sedangkan perhitungan mix design akan lama jika Eunwoo tidak menggunakan form excel yangmemang sudah mereka gunakan selama mengerjakan tugas besar.

"Abis gue kelar pake aja laptop gue" ucap Jina kepada Eunwoo tanpa suara. Eunwoo tersenyum lebar berterima kasih kepada Jina.

Setelah satu jam mengerjakan, Jina akhirnya selesai dengan ujiannya. Dia lantas memberikan laptopnya kepada Eunwoo dan membereskan barang barangnya. Waktu ujian masih tersisa 45 menit tetapi Jina memutuskan untuk keluar duluan karena dia harus mengumpulkan berkas International Office volunteer kampusnya.

"Gue mau ke kantor IO dulu ntar gue balik lagi ke jurusan" ucap Jina kepada Jaehwan perlahan. Jaehwan mengangguk dan kembali melanjutkan ujiannya. Jina mengumpulkan lembar jawabannya dan keluar ruangan. Jina langsung berjalan meninggalkan gedung jurusannya menuju gedung International Office yang berada tak jauh dari jurusannya. 

Ketika Jina baru memasuki gedung international office dan berbelok menuju tangga ke lantai 2 seseorang tiba tiba menabraknya. Berkas berkas Jina untuk mendaftar IO Volunteer pun berserakan di lantai.

"Tuhkan Somay rebus! Elah udah gue bilang makanya jangan dorong dorong kan gue jadi nabrak orang! Eh sorry banget ya, temen gue lagi high kebanyakan ngelem buat product tubes" ucap seorang laki laki berambut orange terang dengan sangat cepat seakan dia sedang nge rap. Laki laki itu pun membantu Jina membereskan berkasnya yang jatuh berantakan di lantai. Jina bengongong sesaat melihat penampilan laki laki di depannya yang cukup unik.  Laki laki itu menggunakan kaus hitam dan kemeja flannel merah sebagai outer dipadukan dengan ripped jeans hitam dan sepatu boots hitam. tabung gambar yang menggantung di bahunya pun dipanjangkan maksimum untuk menampung kertas ukuran A1 atau A0. Kaca mata berframe bulat tipis bertengger di hidung kecil laki laki itu, membuatnya nampak begitu menawan.

"Lah, Jina?" ucap perempuan yang berjalan bersama laki laki itu dengan nada sedikit terkejut. Jina pun mengalihkan pandangannya.

"Somi?" ucap Jina juga dengan nada kaget. Somi ketawa.

"Yailah, gue pikir siapa. Tenang aja Wo, ini temen gua namanya Jina anak sipil" ucap Somi kepada teman laki lakinya. Laki laki itu akhirnya selesai membereskan berkas Jina dan memberikannya kepada Jina. Jina menerima berkasnya dengan sedikit canggung.

"Makasih" ucap Jina sambil tersenyum. Laki laki itu tersenyum kembali kepadanya.

"Sama sama. Sorry sekali lagi, gue juga sorry lo punya temen kaya Somi gini, pasti bikin susah kan? Gue paham kok" ucap laki laki itu. Somi memukul kepala laki laki itu dengan tumpuka kertas di tangannya.

"Yee si Dewo rese amat" kata Somi kesal. Jina ketawa.

"Iya ngga papa kok. Lo yang sabar ya temenan sama Somi, anggep aja cari pahala" ujar Jina ikutan meledek. Somi melotot ke arah Jina sinis. Jina tiba tiba teringat sesuatu.

Her BackpackWhere stories live. Discover now