Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Pintu depan rumah Woojin yang ditinggali Jina dan yang lain terbuka. Sesosok laki laki masuk kedalam rumah sambil membawa 2 set rantang besar. Langkah laki laki itu sejenak terhenti ketika melihat sosok Jihoon yang sedang tertidur di sofa. Ia memandang Jihoon sesaat sebelum melanjutkan langkahnya ke dapur. Ia membuka dua set rantang yang Ia bawa berisi Nasi uduk hangat, ayam kecap, sambal goreng, perkedel jagung, potongan timun dan daun kemangi, sambal kacang dan beberapa jajanan pasar.
"Jin, udah dateng?" sapa Chungha yang baru bangun sambil menguap. Woojin melihat ke arah Chungha dan mengangguk.
"Belom pada bangun ya?" tanya Woojin. Chungha mengangguk sambil berjalan ke arah dapur. Ia mengambil segelas air sebelum duduk melihat meja makan yang penuh dengan makanan.
"Emang semalem pada ngga langsung tidur?" tanya Woojin berjalan ke arah kompor dan merebus air di teko. Chungha menghela nafas.
"Lo ngga tau Jin," ucap Chungha sambil meneguk habis air di gelas. Woojin melihat ke arah Chungha kemudian duduk di sebelahnya.
"Jangan bilang pada berantem?" tanya Woojin seperti sudah bisa memprediksi apa yang mungkin terjadi semalam. Chungha mengangguk, Woojin menghela nafas.
"Kak Minhyun sama Jina?" tanya Woojin. Chungha mengangguk lagi.
"Ngga cuma mereka..." Imbuh Chungha. Woojin menaikkan alisnya.
"Jangan bilang Jihoon juga ikut berantem?" tanya Woojin. Berteman dekat dengan Jihoon dan hampir menghabiskan setiap harinya dengan Jihoon, Woojin cukup tau bagaiwana watak komtingnya itu. Jihoon adalah orang yang sabar dan memiliki pengertian yang luas. Tapi Jihoon termasuk orang yang mudah terbawa emosi ketika itu menyangkut perasaannya sendiri.
Chungha mengangguk "Makanya itu Jihoon tidur di sofa" kata Chungha sambil melihat Jihoon yang masih tertidur pulas di sofa ruang tengah. Woojin menggelengkan kepala. Ia berdiri dan mematikan kompor sebelum mulai membuat kopi untuk yang lain. Setelah selesai membuat kopi Woojin melihat ke arah Chungha lagi.
"Emang dia ngapain?" tanya Woojin.
ㅡFlashback semalamㅡ
Semua mata di ruangan itu terbelalak kaget melihat apa yang terjadi di depan mereka. Otak mereka seperti gagal memproses apa yang terjadi. Sistem motor mereka seperti berhenti sesasaat. DIantara mereka semua Jina yang paling cepat bereaksi. Dengan sisa tenaga yang Ia miliki malam itu Jina mendorong Jihoon menjauh, membuat Jihoon melepaskan ciumannya. Air mata menetes di pipi Jina, I masih tercengang dengan apa yang Jihoon lakukan. Jihoon tersenyum kecil setelah Jina mendorongnya, ada setitik kesedihan tersirat di matanya. Ia kemudian melihat ke arah Minhyun.
"Udah liat kan Kak? Itu contoh yang bener kalo orang udah punya pacar dan dicium orang lain yang bukan pacarnya" kata Jihoon kepada Minhyun. Minhyun yang biasa terlihat tenang berubah memandang Jihoon dengan dingin. Ia mengepalkan tangannya dan hendak menghajar Jihoon ketika Jina berdiri diantara mereka tiba tiba
"Kalo kamu mau pukul Jihoon aku juga boleh mukul Kak Yooa?" tanya Jina dengan mata yang masih berkaca kaca. Minhyun menyrengitkan dahinya.
"Kok jadi mukul Yooa? Kan Aku yang mukul Jihoon, kalo kamu ngga terima ya kamu pukul aku lah. Kenapa bawa bawa Yooa sih udah aku bilang aku sama dia itu ngga ada apa apa" bantah Minhyun. Jina menggelengkan kepalanya.
"Engga adil lah. Ini bukan masalah aku bawa bawa soal cinta pertama kamu itu atau engga ya. Kamu mukul Jihoon karna dia nyium aku kan. Berarti buat balesnya aku juga harusnya mukul orang yang nyium kamu" Nada suara Jina mulai meninggi. Air mata Jina terus mengalir tapi Ia tak peduli. Perasaannya terlalu kacau untuk peduli apapun. Minhyun seperti mendampatkan tamparan keras yang membuatnya akhirnya sadar. Ia melepaskan kepalan tangannya dan menghelas nafas.
![](https://img.wattpad.com/cover/143975611-288-k732925.jpg)
YOU ARE READING
Her Backpack
FanfictionMy very first story in Bahasa. Cerita klasik tentang hidup anak kuliahan dan deretan cowok (sok) gentle yang suka bawain tas Yoon Jina yang udah didoain sebagai penglaris oleh Kakaknya. Sekalian buat throwback masa masa kuliah atau buat kalian yang...