K

3.7K 518 245
                                        

Karena Ku Sanggup, walau ku tak mau berdiri sendiri tanpamu..

((You sing you lose 🌚🌚))

❌ ❌ ❌

Guanlin merasakan sesuatu yang hangat dan lembut di wajahnya ketika ia bergerak. Tangannya terasa kebas, seluruh badannya terasa kaku. Namun saat ia membuka wajahnya, pemandangan yang pertama ia lihat adalah leher putih dan jenjang milih Daehwi yang sekarang tepat berada di depan wajahnya.

Lebih tepatnya Guanlin tak menyadari kalau posisi wajahnya berada di perpotongan leher Daehwi.

Guanlin tersenyum, kemudian ia menjauhkan wajahnya dari leher Daehwi untuk sekedar menatap wajah pemuda manis itu.

Astaga lucu sekali !

Jinyoung benar-benar beruntung karena mendapatkan pemandangan indah seperti ini setiap hari. Dimana Daehwi tidur lelap dengan wajah damai dan bibir yang sedikit terbuka. Bahkan pemuda itu bergumam dan meracau dalam tidurnya.

Benar-benar berisik.

Tapi Guanlin menyukainya, eh.

Daehwi bergerak. Guanlin kira pemuda yang seumuran dengannya ini akan terbangun, nyatanya ia hanya mengubah posisi menjadi memunggunginya.

Sebenarnya Guanlin ingin berlama-lama menikmati pemandangan seperti ini. Tapi apalah daya, tangannya terlalu kaku dijadikan bantal oleh Daehwi semalaman, juga ia ingin pergi ke kamar mandi.

"Hwi-ya, bangunlah. Sudah pagi." Guanlin mengguncang pundak Daehwi dengan tangannya yang bebas.

Daehwi tidak berespon sama sekali.

"Astaga, kau tidur seperti mumi." Keluh Guanlin. "YAK ! Bangunlah. Air liur mu membasahi tanganku." Bisik Guanlin tepat di telinganya.

"Eung..."

Sengaja gak 'eunghhhh' takut readers nya engas ;(

Guanlin membelalakan matanya saat Daehwi membalikkan lagi tubuh mungilnya. Sesuatu yang hangat, kenyal dan sedikit lembab menempel di bibirnya. Jelas saja, itu bibir Daehwi yang menempel dengan bibirnya karena posisi mereka yang pas.

Buru-buru Guanlin menjauhkan kembali wajahnya karena Daehwi tak kunjung bangun juga.

"KYAAAKKK LAI GUANLIN ! LEPASKAN...." Daehwi menjerit kencang dan langsung terbangun seutuhnya ketika Guanlin dengan lancang menggeliki pinggangnya.

Sungguh, cara terekstrim untuk membangunkan seseorang menurut orang yang mudah geli seperti Daehwi.

Guanlin menulikan telinganya. Niatnya hanya ingin membuat Daehwi bangun, tapi ia juga menikmati ekspresi kegelian dari Daehwi. Jadi ia teruskan saja.

"Ahahahahaha.. lepaskan.. lepaaasss." Daehwi masih menggeliat dalam dekapan Guanlin.

Tangan Guanlin yang dijadikan bantalan oleh Daehwi kini merengkuh pinggang ramping itu erat. Agar Daehwi tak bisa bergerak.

"Cepatlah bangun, dasar pemalas."

"Iya aku bangun.. hhh, astaga kau ekstrim sekali."

Rumit | Maknae Line [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang