C

4.7K 620 116
                                    

Park Jihoon
Park Woojin

Special ChamWink

Cinta itu, kenapa hanya aku saja yang merasakannya ?

"Yak Park Jeojang, kau tidak mau makan ?" Woojin mengguncangkan tubuh milik Jihoon berkali-kali.

Beberapa jam yang lalu, pria yang membentuk sebuah geng beranama pink sausage dengannya ini berpamitan pergi ke Universitas untuk melakukan ujian tulis dan serangkaian tes lainnya yang harus dilakukan calon mahasiswa baru. Kemudian saat pulang, Jihoon langsung tertidur bahkan tanpa mengganti baju sama sekali. Dan ini sudah jam makan malam, Jihoon belum bangun juga makanya Woojin berinisiatif untuk membangunkannya.

"Jihoonie perutmu kosong dari siang, nanti kau bisa kurus." Keluh Woojin karena Jihoon sulit dibangunkan.

Tapi bukannya membuka mata, pria berbadan gempil itu malah membalikan badannya memunggungi Woojin.

Woojin mendecak kemudian membalik paksa tubuh Jihoon.

"Yak ! Banguuunn sebelum aku seret badan besarmu ini kekamar mandi dan menyirammu dengan air dingin !" Ancam Woojin sambil menarik narik kedua pipi Jihoon gemas.

Jihoon melengguh karena keberisikan Woojin dan juga sakit di kedua pipinya. Namun matanya masih tertutup.

"Aaaaa Woojin berisik sekali ! Aku masih ingin tid--."

"Aaww.."

Jihoon membuka matanya saat merasakan sebuah tangan menepel dikeningnya juga suara mengaduh dari Woojin. Keningnya hampir terantuk kayu pembatas di sisi ranjang tapi tangan Woojin menahannya sehingga punggung tangan Woojin terbentur diantara kening Jihoon dan pembatas ranjang.

"Woojin !" Pekik Jihoon kemudian mengambil posisi duduk dan meraih tangan Woojin yang memerah.

Tadi dia berguling-guling dengan brutal sehingga pasti benturan punggung tangan Woojin cukup keras di pembatas ranjang itu.

"Ceroboh sekali, bagaimana kalo jidat lebar mu itu benjol ?" Dengus Woojin membiarkan tangannya di usap-usap lembut oleh Jihoon dan sesekali di tiup.

Pipi Jihoon merona, perhatian kecil yang selalu diberikan Woojin padanya selalu membuatnya merona. Ditambah lagi detakan jantungnya yang tidak beraturan saat Woojin menatapnya dengan intens.

Jihoon rasa, hanya Woojin yang membuat darahnya berdersi setiap detik hanya dengan berada disisinya saja.

"Nanti tanganmu aku kompres ya." Jihoon merasa bersalah melihat tangan Woojin yang memerah. Tapi pipi Jihoon jauh lebih merah.

"Kau sakit ya ? Wajahmu memerah Hoon."
"Tidak, ini hanya.. efek bangun tidur." Jihoon melepaskan tangan Woojin kemudian turun dari tangga ranjang.

"Ayo kita makan." Ajak Jihoon yang berjalan mendahului Woojin untuk menyembunyikan wajah merahnya.

Jihoon hanya tidak menyangka, selama di Produce101 Woojin memang terlihat pendiam dan lebih suka memisahkan diri dari teman-temannya di grup A. Bahkan ia tidak tampak dekat dengan Daehwi kecuali jika Daehwi sendiri yang mengajaknya mengobrol duluan. Woojin seperti canggung pada orang-orang. Namun Jihoon begitu kagum tiap kali melihat penampilannya di atas panggung.

Rumit | Maknae Line [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang