L

4.1K 517 270
                                        

Lupakanlah,
Semua cerita kita..

❌ ❌ ❌

Wanna One sudah berada di ruang latihan untuk latihan koreografi. Semuanya sedang melakukan pemanasan di pimpin oleh Daniel.

Daehwi berada di barisan belakang, memandang punggung Jinyoung yang berada dua baris di depannya. Menghela nafas berkali-kali sehingga membuat pemanasannya menjadi tidak serius.

"Ada apa ?"

Daehwi menoleh, mendapati Jihoon menatap nya dengan khawatir. Kemudian ia menggeleng sambil tersenyum.

"Kau bisa cedera jika tidak pemanasan dengan serius."

Lagi-lagi Daehwi hanya mengangguk.

Mereka pun berhenti setelah pelatih koreografi menyuruh mereka berhenti. Ia menjelaskan terlebih dahulu step by step gerakan yang akan mereka pelajar. Lalu setelah semuanya sedikit paham, pelatih pun membagi bagian mereka.

"Daniel kau didepan, Daehwi di kiri Daniel dan Jinyoung di sebelah kanan. Kemudian..."

Semuanya segera beranjak di posisi yang sudah di tentukan.

"Saat bagian berputar, tumpuan utama adalah telapak kaki kalian bagian depan. Jadi berhati-hatilah. Nah sekarang kita coba dari awal hingga akhir menggunakan musik."

Si pelatih pun menyalakan lagu boomerang (dah aing lier mau pake lagu apaan ekwk) kemudian Wanna One mulai menggerakkan tubuhnya.

Senyuman penuh kebanggaan terukir tiap kali ia melatih para anggota Wanna One. Mereka sangat cepat sekali dalam menangkap ilmu. Meskipun kadang kala Seungwoo ataupun Guanlin mengalami beberapa kesulitan, namun tak separah saat di Produce tentunya.

Wing.. wing.. wing..

"Ahh."

"Kau tak apa ?" Jihoon membantu Daehwi yang jatuh di hadapannya saat gerakkan berputar.

Melihat hal itu, pelatih langsung menghentikan musik dan menghampiri Daehwi yang sedang di pegangi oleh Jihoon.

"Ada apa Daehwi ?"

"Sepertinya kaki ku sedikit terkilir, coach."
"Coba ku lihat."

Daehwi di minta duduk bersandar dengan kaki yang diluruskan, lalu sang pelatih membuka sepatu kanan Daehwi dan sedikit menekan bagian pergelangan kaki. Daehwi meringis. Saat dibuka kaos kakinya ternyata disana sedikit membiru.

"Sepertinya ini cukup serius. Kau istirahat saja, yang lain tetap lanjutkan latihan." Ucap pelatih.

"Tapi coach tak apa aku masih bisa berdiri."

"Jangan bebal Lee Daehwi. Woojin, antar dia ke mobil dan katakan pada manajer untuk membawanya kembali ke dorm."

Daehwi tak bisa protes lagi jika karena ia tau pelatih ini sangat keras dan perintahnya adalah mutlak. Woojin berjongkok untuk membantunya berdiri, namun Daehwi malah mengerucutkan bibirnya.

"Gendong~" Pintanya manja.

"Tadi kau bilang bisa berdiri." Desis Woojin.

Rumit | Maknae Line [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang