J

3.8K 517 352
                                        

Jika dirinya yang bisa membuatmu tersenyum, maka tersenyumlah bersamanya..

❌ ❌ ❌

"Hyung, sedang apa ?"

Jihoon berjengit kala mendengar suara dibelakangnya. Ia menoleh sebentar kemudian tersenyum sebelum kembali bergulat dengan aktivitasnya.

"Masak ramyeon. Kau mau, Jinyoungie ?" Tawar Jihoon.

Si pria berwajah kecil mengangguk meski tau Jihoon tak bisa melihatnya kemudian bersuara.

"Aku mau ramyeon buatanmu."

"Baiklah, tunggu saja dimeja makan."

Jinyoung patuh. Ia menarik satu kursi di meja makan yang menghadap kearah Jihoon yang memunggunginya karena sedang memasak. Senyumannya terukir samar. Entah kenapa, Jinyoung menjadi sedikit gila padahal hanya memandangi punggung Jihoon.

"Mau pakai telur dan mozzarella ?" Tawar Jihoon lagi sedikit menoleh.

"Apapun yang hyung masukkan pasti akan kumakan." Sahut Jinyoung.

Jihoon terkekeh. "Baiklah, akan kumasukkan racun tikus kalau begitu."

"Jahat sekali." Jinyoung mencebik.

Sementara di balik kompor Jihoon tertawa. Ia memasukkan satu ramyeon lagi kedalam panci setelah ramyeon sebelumnya matang dan telah disisihkan di mangkuk.

"Hyung." Jinyoung memanggil.

Entah sejak kapan pemuda yang setahun lebih muda darinya itu beranjak dari meja makan dan kini berada di counter dapur yang ada di dekat Jihoon.

Jihoon hanya mendeham untuk menyahuti panggilan Jinyoung.

"Selama ini.. kau memandangku sebagai apa ?" Tanya Jinyoung dengan nada serius.

Tangan Jihoon yang sedang mengaduk ramyeon terhenti mendengar pertanyaan Jinyoung.

Selama ini Jinyoung memang selalu bertingkah manja padanya, namun tak pernah sampai berbicara seserius ini.

"Hyung." Panggil Jinyoung lagi.

"Tentu saja, kau adikku." Jihoon menoleh sambil tersenyum kemudian kembali lagi pada aktivitasnya.

"Adik ?"

"Ya, kau memang adikku. Sodu."

"Lalu Guanlin ?" Tanya Jinyoung yang sepertinya tak puas dengan jawaban Jihoon.

"Dia juga adikku." Jihoon mengambil jeda. "Kalian berdua adikku. Kau dan Guanlin."

"Bagaimana dengan Woojin hyung ?"

Lagi, pertanyaan Jinyoung membuat Jihoon menghentikan aktivitasnya.

Ia tak tau mengapa Jinyoung bersikap aneh dengan menanyakan hal-hal seperti itu. Ini seperti bukan Jinyoung yang ia kenal.

Jihoon mengulum bibir bawahnya. Mencoba mencari topik lain.

"Jangan mencoba menghindar dari pertanyaanku, hyung." Kata Jinyoung dingin seolah dapat membaca isi pikiran Jihoon.

Rumit | Maknae Line [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang