W

3.3K 481 155
                                        

Do you feel the same ?

❌ ❌ ❌

Jihoon membawa Woojin ke halaman belakang dorm yang sepi, ia ingin memastikan sesuatu yang selama ini mengganjal dalam hatinya.

Hari ini genap satu bulan sudah hubungan mereka sebagai sepasang kekasih, namun entah kenapa Jihoon masih merasa sesuatu yang tak nyaman. Sekalipun perlakuan Woojin begitu manis padanya, namun tetap saja terasa aneh bagi Jihoon.

Seperti sesuatu yang dipaksakan.

Woojin hanya mengikuti perintah saja saat Jihoon menyuruhnya duduk berhadapan dengannya, kemudian menunggu pemuda gempil itu berbicara.

"Aku tak mau berbasa-basi, katakan yang sebenarnya. Kenapa kau tiba-tiba mengutarakan perasaanmu padaku dan ingin menjalin sebuah hubungan denganku ?" Ucap Jihoon to the point seolah tak sabar ingin mendengarkan penjelasan dari Woojin.

Sementara yang diberi pertanyaan mengernyit bingung karena tiba-tiba ditembak oleh pertanyaan seperti itu. Padahal selama ini hubungan mereka baik-baik saja.

"Maksudku.. kau tidak serta merta hanya ingin membalas perasaanku karena kasihan bukan ?" Lanjut Jihoon.

Kali ini berhasil membuat Woojin bereaksi. Matanya membelalak kaget membuat hati Jihoon menciut.

"Hoonie aku, akan menjelaskannya." Sahut Woojin gugup.

"Aku memang menunggu penjelasan darimu." Kata Jihoon.

Lalu Woojin meraih kedua tangan Jihoon dan menggenggamnya, beruntung Jihoon tak menolaknya. Ia meremat lembut tangan Jihoon yang selama sebulan ini selalu berada dalam genggamannya.

Ditatapnya lekat manik mata indah milik Jihoon seolah Woojin ingin membuktikan bahwa tak ada dusta dalam perkataannya.

"Awalnya aku hanya mencoba membalas perasaanmu." Woojin mulai berbicara. Baru satu kalimat namun Jihoon sudah meremas tangannya sedikit kuat.

"Diawal hubungan kita, jujur saja aku masih mengharapkan Daehwi. Dia adalah cinta pertamaku, cukup sulit untuk melepaskannya. Tapi melihat ketulusan hatimu, aku.. benar-benar luluh padamu Hoonie." Ungkap Woojin, ibu jarinya mengusap punggung tangan Jihoon digenggamannya untuk menghilangkan ketegangan pemuda itu.

"Kau boleh menganggapku membual, tapi tataplah mataku dan cari kebohongan ucapanku disana." Woojin menatap Jihoon dengan seulas senyuman.

Bola mata Jihoon yang berkaca-kaca bergerak, membalas tatapan Woojin yang memang memancarkan ketulusan atas setiap ucapannya.

"Aku belum bisa mempercayainya." Elak Jihoon memutuskan kontak mata mereka.

Ia takut, Woojin belum sepenuhnya melepaskan Daehwi. Apalagi saat Woojin mengatakan kalau Daehwi adalah cinta pertamanya. Jihoon pun tau bagaimana rasanya sulit melepaskan cinta pertama. Itu sama seperti bagaimana ia sulit melepaskan Woojin sekalipun ia tau Woojin hanya menganggapnya sebagai teman saja.

Tangan Woojin menyentuh pipi Jihoon, membawanya agar manik matanya kembali menatap dirinya lalu tersenyum tulus.

"Tak apa, biar aku yang berjuang untuk mendapatkan kepercayaanmu itu." Tuturnya lembut.

Rumit | Maknae Line [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang