M

3.9K 509 190
                                        

Mencintaimu adalah hal terbesar dihidupku...

👬 👬 👬

Jihoon akhirnya dibawa kerumah sakit setelah ambulans datang, dia harus dirawat inap setidaknya sehari semalam untuk pemulihan. Selama ambulans datang sampai dibawa kerumah sakit, tangan Jihoon sama sekali tak dilepaskan oleh Woojin. Bahkan Woojin masih menungguinya sampai sekarang sudah pukul delapan malam, padahal manajer memintanya untuk istirahat di dorm.

"Sudah waktunya kau minum obat. Sekarang makan dulu, okay." Ucap Woojin.

Jihoon mengangguk patuh. Dia memang bukan tipikal orang yang manja saat sakit. Jika waktunya minum obat ia akan minum obat. Jika disuruh makan ia akan makan walaupun hanya beberapa sendok.
Lalu Woojin sedikit menaikkan bagian kepala tempat tidur agar posisi Jihoon lebih nyaman.

"Buka mulutmu." Woojin menyodorkan sesendok bubur pemberian rumah sakit.

"Aku bisa makan sendiri, Woojin." Kata Jihoon hendak mengambil alih sendok di tangan Woojin.

Yah.. Jihoon terlalu malu di perhatikan sebegitunya oleh Woojin mengingat selama ini mereka selalu bertengkar bukan bermanis-manis ria seperti ini.

"Ck.. lalu apa gunanya aku disini ? Kalau begitu aku pulang saja." Decak Woojin namun tetap menyodorkan sendok itu kedepan mulut Jihoon.

Mau tak mau Jihoon membuka mulutnya. Pipinya menghangat mendapatkan perlakuan manis dari Woojin, mungkin bahkan wajahnya memerah sekarang.

Semoga Woojin tak menyadarinya.

"Bagaimana sifat Daehwi saat sakit ?" Tanya Jihoon membuka percakapan.

Woojin memasukan lagi satu sendok bubur kedalam mulut Jihoon.

"Akhir-akhir ini kau jadi lebih perhatian pada Daehwi." Ucap Woojin tak menggubris pertanyaan Jihoon.

Pria chubby itu tertawa. "Kau cemburu ?"

"Hmm.. sedikit ? Hanya saja kau tak seperti biasanya, Hoonie."

"Aku hanya penasaran tentang Daehwi. Dan sepertinya.." Jihoon mengambil jeda. "Aku menyakiti hatinya." Lanjutnya.

Woojin menyodorkan satu sendok bubur lagi namun Jihoon menggelengkan kepalanya.

"Itu hambar, aku tak bisa menghabiskannya." Keluh Jihoon.

Kemudian Woojin menaruh kembali mangkuk bubur itu lalu memberi Jihoon minum sembari menyiapkan obat-obatan yang harus dia minum juga.

"Tentang kau dan Jinyoung ya ?" Tanya Woojin pelan.

"Kau mendengar obrolan kami ?" Jihoon balik bertanya dengan nada terkejut.

"Um.. mungkin Daehwi juga. Saat itu dia menangis, aku tau bukan karena ramyeon. Dia selalu pandai memanipulasi situasi." Woojin terkekeh atas ucapannya sendiri.

"Kau tak perlu khawatir, Hoonie. Kau sendiri sudah memberi pengertian pada Jinyoung. Dan aku yakin Daehwi bisa mengambil sikap akan hal itu. Seperti yang kau bilang, Daehwi sudah dewasa sekarang." Tutur Woojin.

"Yang terpenting sekarang adalah kesehatanmu. Kenapa kau bisa tercebur kedalam kolam ?" Mata Woojin memicing. Ia memang baru sempat menanyakan kejadian yang sesungguhnya karena menunggu Jihoon pulih terlebih dulu.

Rumit | Maknae Line [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang