01

279 25 0
                                    

Korea sedang musim dingin, suhu tidak lebih dari 10 derajat membuat orang-orang harus pergi menggunakan mantel tebal jika tidak ingin kedinginan di jalanan.

Jisoo setelah sampai di Seoul, Ia buru-buru meletakkan barang-barangnya di apartemennya. Kemudian, hal pertama yang Ia tuju adalah rumah Hanbin. Iya, apartemennya Hanbin yang tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai dari apartemennya sendiri.

Jisoo mengambil mantel tebal miliknya dan menggunakannya, selanjutnya Ia pergi meninggalkan rumahnya.

Demi apapun Jisoo saat ini benar-benar dalam keadaan bahagia. Ia sengaja tidak memberikan kabar kepada Hanbin jika Ia akan datang ke rumahnya. Ia berpikir untuk memberikan kejutan kepada Hanbin. 

Siapa yang tidak bahagia setelah satu tahun tidak bertemu dengan kekasihnya?. Satu tahun yang lalu, Jisoo pernah sekali pulang lalu kembali lagi ke Amerika untuk menyelesaikan studinya. Sekarang Ia kembali dan berencana untuk menetap di Korea. Ia sangat merindukan kekasihnya tersebut, Kim Hanbin.

Mereka sudah berpacaran sebelum Jisoo berangkat ke Amerika. Mereka bertemu saat masa SMA dan memutuskan untuk berpacaran setelah satu tahun mengenal.

Jisoo berjalan senang sembari menenteng makanan yang Ia bawa. Jisoo tahu betul jika kekasihnya tersebut sangat menyukai produk cokelat milik Ghirardelli ini. Sepanjang jalan Jisoo tersenyum sumringah hanya memikirkan reaksi pacarnya tersebut.

Beberapa menit lagi Jisoo dapat menemui kekasihnya.


Menit-menit berlalu, Jisoo sudah sampai di apartemen milik Hanbin. Ia memencet tombol bel rumah Hanbin. Beberapa kali tidak ada sahuran. Setelah Ia menunggu beberapa menit, seseorang keluar dari rumah Hanbin.

Bukan Hanbin, bukan teman Hanbin, yang jelas dia adalah perempuan. Siapa dia?, saudara Hanbin?. Hanbin hanya memiliki satu adik perempuan yang masih belia. Lalu siapa dia?.

Jisoo menatap kosong wajah wanita tersebut. Tidak ada yang bisa Ia katakan. Ia terlalu sibuk berspekulasi memikirkan jawaban siapa wanita tersebut.

Wanita tersebut terus-terusan bertanya ada perlu apa kemari. Tapi Jisoo tidak menjawabnya. Kemudian, suara Hanbin keluar. 

"Siapa itu sayang?..." Tanyanya dari dalam. Hanbin akhirnya mengeluarkan wajahnya. 

Jisoo mendengar suara itu, suara yang Ia rindukan, suara Hanbinnya. Dia memanggil sayang?, sayang siapa?. Apa wanita ini kekasihnya?. Bahkan Jisoo tidak memberitahunya jika Ia sudah berada di Korea.

"Sayang...?" Batin Jisoo. Jisoo dan Hanbin akhirnya bertatap muka. Hanbin merasa terkejut, begitu pulan dengan Jisoo.

Jadi selama Ia pergi ke Amerika, Hanbin sudah memiliki kekasih lain?. Ia menyelingkuhinya di saat Jisoo sedang berusaha untuk setia.

"Apa kau sekarang sedang menyelingkuhiku?." tanya Jisoo, sumpah Jisoo sedang menahan air matanya!. Hanbin menelan salivanya. Ia menatap Jisoo dan wanita yang ada di sampingnya bergantian. Ini adalah momen yang paling mengerikan dalam sejarah hidupnya.

"Aku... aku rasa... ini adalah kesalahpahaman." Jawab Hanbin kikuk. Wanita yang berada di samping Hanbin sudah berkacak pinggang ingin memaki Hanbin.

Sedangkan Jisoo, Ia sudah akan melempar oleh-oleh yang Ia bawakan ke arah muka Hanbin.

"Bisa kau jelaskan, situasi apa ini?." Tanya wanita yang berada di samping Hanbin.

Jisoo mengepalkan erat tangannya. Hanbin tidak segera menyuarakan jawaban.

"Tidak perlu kau jelaskan. Jadi nona yang saya sendiri tidak kenal. Aku dan Hanbin berpacaran, kami sudah lima tahun berpacaran. Aku tinggal di Amerika dan aku kembali ke Korea. Sepertinya, kau adalah pacar baru Hanbin. Mungkin kau bukan yang pertama menjadi pacar Hanbin saat aku masih berada di Amerika." Jisoo mengatakannya dengan luapan emosi. Dari nanar matanya saja sudah kelihatan dengan jelas jika Jisoo sangat marah dengan hal ini. 

FLIPPEDWhere stories live. Discover now