"Jangan banyak perintah ah! Aku ngga mau nyuapin lagi nih."
"Tapi masih panas itu!"
"Iya ini aku tiupin, lihat nih fuh fuh fuh" Seungyoon saat ini sedang menyuapi Jisoo karena tangan Jisoo menjadi kaku dan tidak berani untuk digerakkan.
"Ih kenceng banget! Muncrat semua ke aku bodoh!"
"Hahaha benarkah? Aduh mianhae! Nih aa " Kata Seungyoon sembari tertawa karena kuah yang Ia tiup sebagian muncrat ke arah wajah Jisoo.
Jisoo menelannya, "Tuhkan Seungyoon nih! Ini tuh masih panas! Lidahku sampai mati rasa. Udah ah aku ngga mau makan lagi!"
"Aiah jangan gitu dong, iya abis ini beneran deh aku dinginin. Ini baru juga dua suap."
"Ogah! Kau sengaja kan kasih aku yang panas begitu."
"Serius ngga sengaja! Yaudah ku dinginkan sebentar, abis itu makan lagi." Seungyoon meletakkan makanan Jisoo di atas meja.
Setelah itu ponselnya berbunyi.
Sebuah panggilan dari Korea.
Ibu mertua memanggilnya.
Seungyoon menatap Jisoo yang masih mengunyah makanan bergantian.
"Aku angkat telepon sebentar." Katanya, kemudian Ia berlalu meninggalkan Jisoo.
Beberapa saat kemudian Seungyoon masuk ke kamar Jisoo dengan wajah yang serius.
"Soo?" Tanya Seungyoon.
"Ya?"
"Kau mematikan ponselmu ya?"
"Ah aku lupa menghidupkannya sejak kemarin." Jawab Jisoo. "Ada apa?"
Seungyoon menatap Jisoo beberapa detik.
"Ibumu menelponku." Jawab Seungyoon.
Sempat hening beberapa detik.
"Ayahmu... Masuk ke rumah sakit."
"Mwoo??"
.
.
.
Jadwal penerbangan tercepat akhirnya segera di dapatkan oleh Seungyoon dan Jisoo. Tapi sayangnya terjadi delay selama dua jam dan itu menyebabkan mereka tidak dapat segera terbang ke Korea.
Jisoo sekarang sedang duduk di salah satu kursi tunggu. Seungyoon sedang mencoba menelpon seseorang, Ia berdiri tak jauh dari Jisoo yang sedang duduk.
Seungyoon kemudian menghampiri Jisoo yang meringkuk dalam kesedihannya. Jisoo tidak berbicara sama sekali, dia mengatupkan tangannya bersusah payah menahan air matanya untuk tidak keluar, bedoa agar Ayahnya baik-baik saja.
Seungyoon kemudian duduk di samping Jisoo.
Perlahan Ia memegang bahu Jisoo dan mengusapnya pelan, bermaksud untuk menenangkan Jisoo.
"Bagaimana... Bagaimana jika Ayah kenapa-kenapa Yoon?"
Sukses, air mata Jisoo sukses menumpahi kulit wajahnya, tak dapat terbendung lagi dan tangisnya pecah saat itu juga.
Seungyoon merapatkan tubuhnya, mencoba memberikan kenyamanan pada Jisoo.
"Tidak. Berdoa saja yang terbaik untuk Ayah. Semoga tidak kenapa-kenapa" jelasnya.
Seungyoon merengkuh tubuh Jisoo dalam dekapannya, bahkan Ia dapat merasakan tubuh Jisoo bergetar hebat. Ia menggapai rambut Jisoo lalu mengusapnya pelan hingga wanita ini benar-benar tenang.

YOU ARE READING
FLIPPED
FanficMenjadi desainer fashion ternyata bukan hal yang mudah bagi Jisoo. Profesi yang ditentang oleh keluarga, ditinggal pacarnya , dan kehilangan banyak harta karena kasus penipuan. Tidak sampai disitu. Jisoo yang malang mau tidak mau harus terlibat deng...