10

160 21 2
                                    

Jisoo melipat tangannya , kakinya gemertakan di atas alas mobil,  nafasnya naik turun.

Sabar.

Itulah yang ingin Ia lakukan. Persetan dengan sabar, dia tidak bisa melakukan ini. Dia tidak bisa sabar. Hanya duduk di samping orang sinting ini bisa sukses membuat darah tinggi.

"Yaa, apa kau tahu apa yang sudah kau lakukan?" Jisoo sekarang menatap tajam ke sebelah kirinya. Di sana Seungyoon sedang fokus dengan setir mobilnya.

"Mworago?" Tanyanya santai tanpa melirik sekalipun ke arah Jisoo. Jisoo menghela nafasnya kasar sembari menatap ke atas.

"Apa kau tidak berpikir saat mengatakan hal itu? Kenapa kau melakukannya padaku? Kau pikir mudah bagi orang tuaku untuk memaafkanku?! Aku bahkan tidak berani menatap mereka setelah ini, astaga." Jisoo terus menerus meluapkan segenap emosinya kepada pria yang akan dinikahinya nanti.

Akhirnya Seungyoon menghadap ke Jisoo.

"Mwoya? Apa kau marah denganku karena aku mengatakan jika kau hamil?." Tanyanya, dia masih tidak tahu kesalahannya.

Jisoo otomatis memukul kepalanya.

"Aish! Berhenti memukulku! Kenapa kau suka sekali memukul orang sih, astaga."

"Kenapa kau tidak berdiskusi dulu denganku sebelumnya?!" Jisoo menaikkan nadanya.

"Aku tidak punya pilihan lain, lagipula ayah dan ibuku senang saat tahu kau hamil. Tidak ada masalah."

"Apa kau bodoh?. Aku tidak hamil, bagaimana jika mereka tahu jika aku tidak hamil bodoh"

"Urusan itu bisa kita manipulasi, aku sudah mentransfer uangku padamu, jelas aku meminta untuk menikah secepatnya."

"Kau pikir orang hamil bisa dimanipulasi. Perutku tidak akan membesar meskipun aku memakan semangka utuh-utuh." Kata Jisoo lagi, Jisoo melipat tangannya lagi, dia memandang ke depan. Memanyunkan bibirnya.

Seungyoon meliriknya. Ia mengamati Jisoo yang sedang manyun tersebut. Beberapa detik Ia tidak bisa lepas dari rupa Jisoo, "Jangan manyun." Katanya, Jisoo melirik sekilas tapi tetap saja dia sedang kesal sekarang.

"Kita bisa bilang jika kau keguguran atau terjadi salah informasi." Kata Seungyoon.

"Terserah kau saja. Aku pusing dengan cara mainmu." Jisoo menopangkan wajahnya ke tangan.

"Aku akan bicara baik-baik pada ayah dan ibumu jika kau merasa terbebani." Katanya lagi.

"Terserah."

.

.

.

Setelah pertemuan antara mereka berdua dengan orang tua Jisoo. Seungyoon dan Jisoo hari ini akan melaksanakan pertunangan mereka berdua sebelum mereka menikah.

Pernikahan mereka akan dilaksanakan dua hari setelah pertunangan berlangsung.

Seungyoon berangkat bersama Jisoo. Itu adalah permintaan dari Ibu Seungyoon. Seperti yang kita tahu, Ibu Seungyoon merasa cocok dengan Jisoo. Meskipun beliau mengetahui jika Jisoo saat ini tengah hamil Ibu Seungyoon tidak merasa terbebani akan hal itu.

Sekarang, di sinilah mereka duduk bersama.

Acara pertunangan hanya dihadiri oleh keluarga pribadi dan kerabat dekat.

Acara ini tidak terlalu meriah, kedua keluarga ini hanya menyewa satu room dari restaurant ternama di kota Seoul.

Jisoo dan Seungyoon telah sampai, mereka berdua berjalan berdampingan.

FLIPPEDWhere stories live. Discover now