Menjadi desainer fashion ternyata bukan hal yang mudah bagi Jisoo. Profesi yang ditentang oleh keluarga, ditinggal pacarnya , dan kehilangan banyak harta karena kasus penipuan.
Tidak sampai disitu. Jisoo yang malang mau tidak mau harus terlibat deng...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jisoo sekarang duduk di ruang tamu kediaman Seungyoon. Mereka berdua sedang melakukan kesepakatan bersama.
"Oke. Aku melunasi hutangmu sebanyak 70 juta won dengan tambahan 30 juta won untuk penghidupanmu. Sebagai gantinya kita akan menjadi sepasang suami istri selama enam bulan terhitung setelah kita menikah. Deal?" Ucap Seungyoon Ia meletakkan sebuah kertas yang diyakini sebagai kertas perjanjian, kemudian mengulurkan tangannya kepada Jisoo.
"Baik. Deal." Jisoo membalas ukuran tangan Seungyoon.
"Dan juga..." Seungyoon mengambil kertas itu lagi.
"Ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama kita bersandiwara. Berisi peraturan-peraturan yang dibolehkan dan tidak dibolehkan" Lanjut Seungyoon, Jisoo menyimaknya.
"Ya, lakukan saja." Kata Jisoo.
"Tidak diperkenankan mencampuri urusan pribadi satu sama lain baik pihak pertama maupun pihak kedua." Kata Seungyoon membacakan isi kertas tersebut.
"Setuju." Setuju Jisoo.
"Kontak fisik hanya dilakukan di saat mendesak."
"Oke."
"Merahasiakan kesepakatan ini dari pihak manapun termasuk keluarga"
"Tidak masalah."
"Pihak perempuan tetap menjalankan tugas sebagai Ibu rumah tangga."
"Hah? Apa itu?" Seungyoon melirik Jisoo.
"Kau harus memasakkan makanan untukku, mencuci baju, membersihkan rumah dan melakukan tugas ibu rumah tangga."
"Tidak setuju!"
"Wae? Kau kan menempati rumahku."
"Kau kan cukup uang untuk menyewa pembantu!" Kata Jisoo.
"Aku hanya memanggil bibi pembersih satu bulan sekali. Aku jarang di rumah. Karena setelah menikah kau tinggal di sini, jadi itu menjadi kewajibanmu untuk menempati rumah ini."
"Apa-apaan ini. Kenapa tidak kau sewa saja pembantu?!"
"Menyewa pembantu terlalu beresiko. Aku tidak bisa mempercayai orang asing sembarangan masuk ke rumah ku."
"Wah jjinja, yang benar saja!"
"Selanjutnya." Lanjut Seungyoon tanpa menghiraukan Jisoo.
"Aku masih belum menyetujuinya." Jisoo memprotes. Seungyoon memutar bola matanya malas.
"Oke. Sebagai gantinya aku akan memberimu hari libur di hari sabtu dan minggu."
"Hah? Apalagi ini?!"
"Di peraturan selanjutnya, kau sebagai istri, tidak diperkenankan untuk keluyuran dan main kecuali jika ingin kerja dan berbelanja."