23

205 26 4
                                    

Sudah satu minggu paska ayah Jisoo dilarikan ke rumah sakit. Dan sepertinya Jisoo sudah memulai progressnya lebih cepat untuk bekerja di Cloud.Ma.

Selama satu minggu ini Jisoo kerap sekali bolak balik rumah sakit dan kantor Cloud.Ma. Merawat Ayahnya, membantu Seungyoon membersihkan rumahnya, memesankan makanan untuk Seungyoon.

Bahkan bisa dikatakan minggu ini adalah minggu tersibuk bagi Jisoo.

Sekarang Jisoo masih berada di area kantor.

Ia hendak pulang ke rumah, tinggal menunggu Seungyoon menjemputnya.

Tapi Ia tidak tahu jika jadwalnya akan lebih cepat dari kemarin, jadi dia memutuskan untuk menunggu Seungyoon di luar kantor saja.

Saat Jisoo sedang duduk di bangku luar kantor, Seunghoon melihatinya.

Seunghoon berencana untuk menyamperi wanita itu.

"Jisoo?" Pamggil Seunghoon. Jisoo kemudian menoleh ke arah sumber suara.

Di sana ada Seunghoon yang berdiri, "Oh sunbaenim." Kata Jisoo, Ia berdiri kemudian membungkukkan tubuhnya dengan sopan, sekedar menyalami bosnya ini.

"Kau... Pasti menunggu Seungyoon menjemput ya?." Tanya Seunghoon.

"Ah iya, jadwalku lebih cepat jadi mungkin Seungyoon akan menjemputku setengah jam lagi." Jawab Jisoo.

Seunghoon mendekati Jisoo, "Boleh aku duduk?" Tanyanya. Pertanyaan yang seharusnya dia sudah tahu sendiri jawabannya. Untuk apa bertanya ingin duduk di perusahaannya sendiri?.

"Tentu saja boleh sunbaenim, kau lucu sekali, ini semua kan milikmu..." Kata Jisoo.

Akhirnya mereka berdua duduk bersama dan saling berbincang satu sama lain.

"Ku dengar ayahmu masuk ke rumah sakit? Bagaimana kabarnya?" Tanya Seunghoon.

"Ah iya, minggu lalu ayah mengalami infeksi pada jantungnya, jadi dokter mengoperasinya. Syukur ayah dapat selamat, hari ini ayah dapat pulang jadi aku dan Seungyoon akan mengantarkan ke Seongnam."

Seunghoon mengangguk paham.

"Syukurlah jika begitu, maafkan aku karen tidak dapat menjenguk ayahmu. Aku baru saja tahu dari Seungyoon, jika aku tahu mungkin aku akan menjenguknya."

"Ah tidak apa-apa sunbae, tidak usah khawatir."

"Oh ya... Ngomong-ngomong." Kata Seunghoon masih terpotong, "apa kau kelelahan bekerja di sini?" Tanyanya.

"Ah? Tidak, tentu saja tidak, aku sangat senang dan bersemangat tentu saja!" Kata Jisoo antusias.

"Jisoo-ssi, jangan terlalu bersemangat, aku khawatir jika itu akan mempengaruhi kondisi janinmu. Jika kau mau kau bisa mengambil cuti, atau kau bisa mengerjakan yang ringan-ringan terlebih dahulu, aku tidak akan memaksa anak buahku melakukan hal yang berat apalagi jika sedang hamil." Kata Seunghoon

Terasa seperti tertusuk pedang samurai di ulu hatinya, Jisoo segera menposisikan dirinya, membuat seolah-olah kehamilannya ini benar-benar terjadi.

Ia tertawa setengah ikhlas mendengarkan Seunghoon yang terlalu khawatir dengan kondisi janin yang tidak pernah ada ini.

Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan?

Haduh, entah kenapa dia sangat berharap besar akan kehadiran suami keparatnya itu di sini. Dia tidak pandai dalam menutup-nutupi hal seperti ini, tidak seperti Seungyoon yang begitu pandai dan lihai dan lincah menutupi semua kebohongan ini dengan rapi.

"Ah iya, aku tentu saja tidak akan melupakannya sunbae hehehehe" katanya.

Seperti doa yang baru saja terkabul. Jisoo melihat mobil Seungyoon yang sudah terparkir rapi di halaman sana, menunggu seseorang untuk datang kepadanya yang bukan lain adalah Jisoo.

FLIPPEDWhere stories live. Discover now