1️⃣5️⃣

3.6K 501 124
                                    

Sudah tujuh hari sejak malam itu, dan Yoona masih menghindari Minhyun.

Beberapa kali pria itu menelfon dan mengiriminya pesan untuk sekedar bertukar kabar seperti biasanya, tapi tak pernah Yoona gubris.

Ia tak mengangkat telfon dan juga tak membalas pesan Minhyun.

Entahlah. Yoona merasa pusing.

Banyak hal yang mengganggu fikirannya akhir-akhir ini. Baik tentang Minhyun maupun tentang Sehun.

Ya, tentang Sehun.

Yoona masih mengingat dengan jelas kata-kata pria itu sewaktu di bus, dan Yoona merasa kesal.

Ia kesal karena ia tak bisa sedikitpun melupakan perlakuan dan perkataan Sehun saat itu. Padahal Yoona sangat yakin bahwa Sehun hanya iseng berbicara.

Sehun tak mungkin benar-benar berniat seperti itu padanya.

Buktinya, sejak Sehun mengantar Yoona pulang pada malam itu, sampai saat ini ia sama sekali tak pernah menghubungi Yoona.

Yoona kesal.

Ia begitu marah karena merasa dipermainkan oleh kedua pria itu. Tapi Yoona bisa apa? Kedua pria itu bahkan tidak tahu jika Yoona tahu. Minhyun tidak tahu jika Yoona ada disana saat itu, saat gadis-sok-cantik-yang-Yoona-benci-mengingatnya itu mencium Minhyun. Begitupun Sehun. Sehun juga tidak tahu bahwa Yoona mendengar semua perkataannya malam itu, karena Yoona masih kukuh dengan akting tidurnya hingga ia dibangunkan Sehun ketika sampai di halte dekat rumahnya.

Dan sekarang, Yoona kefikiran sendiri karena memilih untuk menyimpannya sendirian.

"Yak! Mienya sudah terlalu lembut! Apa sih yang sedang kau lakukan!!"

Yoona tersentak kala mendengar teriakan ibunya dan langsung refleks menatap panci besar tempat ia merebus mie tadi. Dengan sigap sang ibu segera mengangkat mie itu dan merasakan teksturnya dengan sumpit. Yoona bisa melihat ibunya mendengus dan segera membuang mie itu di kotak sampah lalu setelahnya menatap Yoona marah.

Yoona meneguk salivanya takut.

"Jika kau ingin melamun pergilah keluar. Tidak usah disini. Membuat rugi saja." Ketus ibunya. Yoona menghela nafas pelan.

Yoona melepas celemeknya dan berjalan keluar, membuat sang ibu ingin memukul kepala Yoona dengan sumpit yang ia pegang, tapi urung karena ditahan oleh sang ayah.

"Biarkan dulu. Kurasa dia sedang butuh waktu berfikir."

Mendengar perkataan suaminya, nyonya Im menghela nafas lelah dan mendelik sebal pada tuan Im.

•••

Yoona yang sudah keluar dari kedai hanya berjalan sambil melamun. Hingga suara dering ponsel menyadarkannya dan dengan segera ia mengambil ponselnya dari saku celana.

Park Chaeng is calling..

Yoona mendesah lega dan tanpa fikir panjang segera mengangkat telefon itu.

"Chaeng! Aku butuh dirimu." Lirih Yoona. "Bisakah kita bertemu?"

"Kenapa kau menghindariku?"

Yoona melebarkan matanya dan dengan rasa tak percaya, ia kembali melihat layar ponselnya. Itu benar-benar Chaeyoung, namun suara itu bukan suara Chaeyoung. Itu suara lembut milik seorang lelaki tampan bernama Hwang Minhyun, dan Yoona lupa bahwa Chaeyoung juga dekat dengan Minhyun. Tentu saja Minhyun bisa meminjam ponsel Chaeyoung untuk menghubunginya.

Dan sekarang Yoona mengangkatnya.

Kentara sekali Yoona sedang menghindari Minhyun.

"Yoona-ya?"

Love's ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang