Langit terlihat mendung, begitu sesuai dengan perasaan Yoona saat ini. Matanya sembab, namun telah mengering. Ia lelah. Rasanya ia sudah tak sanggup menangis lagi.
Minhyun masih setia disampingnya, merangkul demi memberi ketenangan untuk gadis itu.
"Minhyun-ah."
Minhyun menoleh dan menatap Yoona. Yoona tersenyum sendu.
"Terimakasih sudah menjemputku, tapi aku ingin pulang sendiri."
Minhyun terkejut. Ia melepaskan rangkulannya dari Yoona.
"Tapi apa tidak apa? Maksudku, kurasa kau butuh bersama seseorang?"
"Jikapun aku butuh seseorang, aku butuh dia."
Minhyun tersentak. Hatinya seketika berdenyut perih. Ia tahu siapa 'dia' yang Yoona maksud.
Minhyun mengernyit tidak percaya. Setelah apa yang dilakukan Sehun padanya, apa Yoona masih mengharapkannya?
"Aku butuh dia percaya padaku. Aku butuh dia berlari mengejarku dan mengatakan semuanya baik-baik saja." Kata Yoona lirih. Tidak, Yoona rasa ia belum lelah. Buktinya matanya kembali basah oleh air mata.
"Apakah mempercayai itu sulit?" Lirih Yoona sambil mengusap kasar air matanya. "Dia bilang dia mencintaiku. Jika ia mencintaiku bukankah seharusnya ia percaya padaku?"
"Seperti aku yang percaya jika ia tak akan lagi punya perasaan apapun pada Seohyun." Ujar Yoona lagi. Ia kembali terisak.
"Aku begitu percaya padanya, tapi kenapa ia tidak?"
Yoona mencengkram kuat jaket yang Minhyun sampirkan di bahunya. Sakit. Sangat sakit. Ketika semua orang menuduhmu, ketika kau berharap ada seseorang yang akan percaya padamu, tapi seseorang itu malah dengan mudahnya ikut menuduhmu.
Bukankah itu benar menyakitkan?
Minhyun terdiam. Melihat Yoona menangis adalah hal yang paling menyakitkan untuknya.
Jujur, ia menyesal.
Semua perkataan Yoona, mengisyaratkan betapa Yoona telah jatuh kepada seorang Oh Sehun, tak perduli seberapa menyakitkan pria itu memperlakukannya saat ini.
Minhyun mendengus kasar. Sekarang apa yang harus ia lakukan?
"Yoona-ya, ayo kuantar pulang." Ucap Minhyun akhirnya.
Seketika Yoona langsung menggeleng ribut. "Tidak. Kau pulang saja."
Minhyun merasakan sesak didadanya. Mendengar Yoona seperti ini, apa Yoona sudah tidak membutuhkannya lagi sekarang?
Yoona menghela nafas pelan. "Kau bilang kau sudah menerima keputusanku? Bukankah tidak seharusnya kau mengorbankan dirimu? Jika kau terus sebaik ini, aku semakin merasa tidak enak hati padamu Hyun."
Minhyun menghela nafas berat dan menggeleng pelan.
"Walaupun aku menerima keputusanmu, aku tetap tidak bisa mengabaikanmu begitu saja Yoona-ya." Katanya lembut.
Yoona kembali menggeleng. "Pulanglah. Aku ingin sendirian."
Ia berjalan meninggalkan Minhyun yang terdiam.
Beberapa langkah ia pergi, Yoona menatap jaket ditubuhnya. Yoona menghapus air matanya, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar. Ia berbalik dan membuka jaket milik Minhyun.
"Ambil lah." Ujarnya pada Minhyun yang hanya mampu menatapnya sendu. "Terimakasih."
Setelah itu Yoona kembali berbalik dan berjalan menjauhi Minhyun yang hanya bisa menatap punggung Yoona yang kian menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love's Scandal
Fiksi PenggemarLove & hate relationship? Tapi bagi Yoona dan Sehun yang ada hanyalah hate & hate relationship. Hubungan saling benci ini bermula ketika Im Yoona tak sengaja menemukan sebuah fakta mengejutkan tentang Oh Sehun. Sebuah fakta yang menjadi skandal bes...