Angin berhembus tak begitu kencang, langit yang mulai menggelap dengan semburat jingga menemani kedua orang berbeda gender yang sedang duduk berdua di atap rumah keluarga Im. Yoona menyesap teh hangatnya sembari melirik pria disampingnya yang tengah asyik memejamkan mata sembari menengadahkan kepalanya, menikmati semilir angin sore yang meniup lembut surai hitamnya.
Yoona sempat sedikit terpukau, menikmati lekuk wajah yang bisa dikatakan sempurna itu. Untuk menyadarkan diri ia berdehem pelan, membuat sang pria membuka mata dan menoleh kepadanya.
"Jadi, kenapa kau datang kesini?" Tanya Yoona datar.
Sehun menarik sedikit sudut bibirnya. "Merindukanmu mungkin?"
"Cih." Yoona berdecih. "Seandainya aku tak mengenalmu dengan baik, aku pasti sudah tertipu dengan rayuan tak bermutu mu itu Sehun-ssi."
Sehun terkekeh. "Kau ini dingin sekali."
Yoona hanya mendengus pelan, lalu mereka kemudian sama-sama terdiam.
"Eum," Yoona membuka pembicaraan. "Apa ada yang mau kau ceritakan?"
Sehun sedikit terkejut. Bagaimana gadis ini bisa sepeka itu? Sehun bahkan tidak menunjukkan gelagat bahwa memang ia butuh seseorang untuk mendengarkan ceritanya sore ini. Tapi dengan santainya Yoona malah menawarkannya untuk bercerita.
Sebenarnya, Sehun juga tidak mengerti kenapa ia malah berakhir menuju kesini. Seingatnya tadi ia merasa bersedih, dan entah kenapa tiba-tiba saja ia malah menyetir kesini. Seharusnya ia pergi ketempat Zitao seperti biasanya, tapi entahlah. Hari ini dia merasa berbeda.
Mungkin ia mulai benar-benar menganggap gadis ini temannya?
Sehun menundukkan wajahnya lesu. "Mereka fitting pakaian pengantin hari ini."
Yoona menoleh kepada Sehun, menyadari bahwa pria itu sedang menahan kesedihannya untuk yang kesekian kali. Yoona merasa kagum pada pria ini yang selalu bisa bertahan dengan rasa sakitnya yang pasti selalu menemani kehidupannya selama ini.
"Kalau begitu kita harus segera bergerak." Ujar Yoona pelan tapi sukses mengalihkan atensi Sehun padanya.
"Kau serius dengan rencanamu itu Yoona-ssi? Maksudku, bukankah itu percuma?" Tanya Sehun ragu.
Yoona menggelengkan kepalanya. "Tidak. Tidak ada kata percuma Sehun-ssi. Kita harus mencoba. Sebelum mereka menikah kau masih bisa berusaha."
Sehun mendengus kasar. "Kurang berusaha apa aku selama ini? Aku tak yakin ini akan berhasil."
Yoona memicingkan matanya. "Jadi apa kau mau menyerah?"
Sehun kembali menengadah. "Jika semudah itu untuk menyerah, maka aku tak akan sesusah ini sekarang."
Yoona mengerucutkan bibirnya kesal. "Lalu kau mau apa? Kau tak percaya pada rencanaku, tapi kau juga tidak mau menyerah. Lalu kita harus bagaimana?" Gerutunya.
Sehun mengalihkan atensinya pada gadis disebelahnya. "Memangnya apa rencanamu?"
Yoona menghela nafas pelan. "Kurasa.. membuatnya kehilangan?" Katanya agak ragu.
Sehun menaikkan sebelah alisnya. Ia menghadapkan tubuhnya kearah Yoona.
"Maksudmu?"
Yoona juga menghadapkan tubuhnya kearah Sehun. "Selama ini setelah kuperhatikan, kau selalu mengejar Seohyun. Kau selalu ada untuknya, dan aku yakin, kau juga selalu melakukan apapun untuknya. Tanpa kau sadari, meskipun mungkin ia terlihat risih, tetapi ia mulai terbiasa dengan kehadiranmu yang kentara mencintainya. Sekarang ku tanya, jika kau memiliki seseorang yang mencintaimu dan selalu ada untukmu walau sudah kau tolak, ketika ia sudah tak seperti itu lagi, apakah kau akan merasa kehilangan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love's Scandal
FanfictionLove & hate relationship? Tapi bagi Yoona dan Sehun yang ada hanyalah hate & hate relationship. Hubungan saling benci ini bermula ketika Im Yoona tak sengaja menemukan sebuah fakta mengejutkan tentang Oh Sehun. Sebuah fakta yang menjadi skandal bes...