Eriol, terbang perlahan di atas Kastil Speranta. Lalu turun tepat di depan Aula Utama. River turun dari punggung Eriol sementara Maxime tetap di sana.
“Aku tidak akan lama.” Kata River sambil membelai bulu Eriol.
Maxime mengangguk paham, lalu matanya mengikuti punggung River yang menaiki undakan tangga sampai tidak terlihat lagi. Dan Maxime memilih memarkirkan Eriol di bawah pohon untuk beristirahat sejenak.
Speranta terlihat sangat sepi, dimusim liburan seperti ini sangat jarang anak yang berada di sana.Meski ada beberapa anak yang memilih untuk tetap tinggal di kastil. Entah karena keluarganya sedang pergi, atau mereka tidak punya tempat untuk pulang. River beberapa kali bertemu dengan drawf yang kedapatan sedang membersihkan kastil.
Alasan River menemui Cedrik, semata untuk meyakinkan dirinya sendiri kalau dia sudah memilih keputusan yang tepat untuk mencari tahu perihal jawaban dari pertanyaannya selama ini. Dan juga, tentang mimpinya yang belakangan ini sangat menggangunya, River berharap Cedrik bisa sedikit memberikanya petunjuk.
Namun, saat sampai di depan ruangan Cedrik, pintu ganda itu tidak terbuka sendiri seperti biasanya. River sudah mengetuk, namun tidak juga terbuka, sampai dia menoleh ke samping kanannya saat mendengar suara deritan yang sedikit menakutkan.
Lukisan besar pada dinding di sebelah kanannya tiba-tiba saja terbuka. Terdorong rasa penasaran, River membuka lebar lukisan yang terbuka itu, matanya melebar saat melihat bahwa lukisan itu adalah sebuah pintu rahasia. Kakinya memaksanya masuk ke dalam, sekali lagi karena rasa penasaran.
“Aku cukup terkejut kau berkunjung ke sini saat liburan, Oriver.”
River tersentak kaget saat mendapati sosok Cedrik yang tiba-tiba muncul dari pintu lain. Dengan pakaian santai serta rambut basah kentara baru selesai mandi.
River tersenyum canggung, lalu sedikit membungkuk memberi hormat, “Master Cedrik.”
“Apa yang membawamu ke sini, Oriver?” tanya Cedrik santai, lalu mempersilakan River untuk duduk di sofa hitamnya. Sementara Cedrik sendiri duduk di sofa sebrang.
“Master, ada yang ingin saya beritahukan dan juga ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan.”
Cedrik tersenyum, “Silakan.”
River tidak tahu, apakah ini keputusan yang tepat atau tidak, tapi River hanya menyakini kalau Master Cedrik setidaknya bisa membantu meyakinkan diri River, “Semenjak saya meminum air mata naga merah yang Master berikan pada saya, saya selalu mendapat mimpi yang aneh.” River mulai bercerita, “Mimpi itu selalu berulang, terasa nyata seperti saya memang berada di sana.”
“Apa yang kau mimpikan?” Master Cedrik mendengarkan dengan seksama.
“Seorang puteri, bernama Ariana, dan seorang pria lain yang tidak saya ketahui namanya siapa.” jawab River.
Cedrik mengangguk-angguk mendengarkan, “Lalu?”
“Hari ini, saya mendapat petunjuk yang berhubungan dengan puteri bernama Ariana itu. Teman-teman saya mengatakan, kalau ada kemungkinan puteri Ariana adalah ibu saya. Bahkan mereka sudah merancang perjalanan ke Ignorend. Tapi..”
“Tapi kau belum yakin.” Potong Cedrik.
River mengangguk, “Saya masih mencoba menerima kalau saya ini masih ada hubungannya dengan Count Vladimir, tapi tentang status ibu saya sebagai seorang puteri, rasanya saya tidak pantas..”
“Oriver, kau selalu tidak yakin dengan dirimu sendiri. Itu adalah kelemahan terbesarmu. Kenapa kau selalu meragukan dirimu sendiri, sementara orang lain menganggap kau pantas? Bukankah itu kejam? Kau menyakiti dirimu sendiri.” suara Master Cedrik terdengar sangat tenang, namun sangat menusuk di waktu yang bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Constantine #2 : Bangkitnya Illuminati ✔
FantastikOriver pikir dia sebatang kara, sampai sebuah simbol iluminati muncul di lehernya saat melawan Vernon Armstrong sang pegkhianat. Simbol yang dipercaya hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki garis keturunan Count Vladimir, sang Vampire penguasa per...