[42] : Akhir Perjalanan

7.7K 934 201
                                    

Matahari sudah tinggi di timur, rombongan itu sudah bersiap unttuk meninggalkan Vlad menuju tempat masing-masing. Ya, River dan teman-teman nya yang akan kembali ke Constantine bersama Benjamin, lalu Puteri Irene yang akan diantar oleh Helena untuk pulang ke Elios. Penghuni kastil Vlad mengantar rombongan itu hingga hampir mencapai gerbang depan, rasanya baru kemarin River dan kawan-kawan nya menginjakan kaki di Ignorend, baru kemarin River bertemu dengan Puteri Irene, baru kemarin..dia bertemu dengan ayahnya.

River menoleh pada Daryn yang berdiri bersisian dengan Aura, River bisa menangkap tatapan sendu dari mata biru laut Daryn dia seperti bisa melihat dirinya sendiri setiap kali melihat mata itu. Daryn berjalan dua langkah hingga akhirnya merengkuh River ke dalam pelukan nya, menghirup kuat-kuat aroma River yang akan membuatnya rindu. Rindu pada sosok anaknya yang akan kembali ke pulau seberang. "Ayah akan merindukanmu." Bisik Daryn pada anaknya.

"Apa..aku boleh sering berkunjung?"

Daryn melepaskan pelukan mereka, kedua tangannya menangkup wajah River memberinya senyum kecil, "Tentu saja, ini rumahmu Oriver. Kau bisa kapan saja datang ke sini."

River mengangguk, rasanya masih berat untuk pergi. Dia baru saja merasakan bagaimana memiliki sebuah keluarga yang benar-benar keluarga nya. Tetapi, dia juga sadar dia harus kembali ke Constantine, atau setidaknya dia harus mencari petunjuk untuk mencari dua benda pusaka lain nya guna menghentikan Lucifer. Masih banyak hal yang harus ia kerjakan.

Helena dan Puteri Irene bergantian mendekat, lalu ketiganya saling berbagi pelukan. Jadi begini rasa nya memiliki saudara kandung? Sepertinya tak jauh berbeda ketika dia berbagi pelukan dengan Axel. Ah, Axel. Malam tadi mereka berdua sempat terlibat pembicaraan yang serius. Bagaimana Axel terus meminta maaf padanya, meminta River untuk memukulnya atau bahkan membunuhnya sekalipun Axel akan menerima nya. Tetapi, Axel lebih berharga dari sekedar rasa marah dan kecewa River pada pemuda itu. Lagi pula, Axel tak sepenuhnya bersalah, River bisa memakluminya tapi entah dengan teman-teman nya yang masih merasa jengkel karena Axel terlibat dalam konspirasi besar ini.

"Jaga diri kalian berdua baik-baik." River mengusap rambut kedua saudara nya.

Helena merengut, memukul lengan River jengkel. "Harusnya kau hanya bicara seperti itu pada Irene. Karena aku ini makhluk abadi, tidak semudah itu untuk mati."

"Hei!" kali ini sang Puteri yang menyahut kesal, "Jadi menurutmu aku ini mudah mati, ya? Kau menyumpahiku bernasib buruk?" Puteri Irene mendengkus. "Saudara macam apa itu?" dia jadi kesal, kenyataan punya dua saudara yang sama-sama abadi itu tidak enak juga, kenapa hanya dia saja yang mudah mati? Tidak asyik. Apa Arsen juga akan hidup abadi? Tunggu! Kenapa dia jadi memikirkan pemuda itu setelah semalam dia menolak nya.

"Mate mu itu juga tidak bisa hidup abadi, Irene. Tenang saja." Helena menepuk-nepuk bahu Irene sambil berbisik. Sementara River memberikan cengiran aneh kepada Saudarinya yang wajahnya sudah memerah sekarang.

"Hentikan, kalian berdua terlalu banyak bicara omong kosong." Puteri Irene lalu menjauh. "Sebaiknya kau segera pergi, Oriver." Katanya kasar. "Rombonganmu sudah menunggu." Puteri Irene melirik teman-teman River yang berdiri tak jauh dari mereka, lalu pandangannya jatuh kembali pada Arsen yang entah sejak kapan mengikuti gerak-gerik nya. memperhatikan nya dengan tatapan sendu dan menyedihkan. Kenapa hatinya jadi sakit, jadi mereka akan berpisah seperti ini?

River mengacak rambut kedua saudarinya, lalu memeluk mereka sekali lagi. Melambaikan tangan pada keluarga nya di sana. Kemudian menyusul teman-teman nya yang juga melambaikan tangan kepada mereka yang sudah menerima mereka dengan sangat baik selama di Ignorend.

"Arsen, kau yakin akan pergi begitu saja?" tanya Ken.

"Maksudmu?" Arsen balik bertanya.

"Maksudnya.." River mengalungkan tangan nya pada leher Arsen, "Kau akan pergi begitu saja tanpa memperjuangkan saudariku?" River memperjelas.

Constantine #2 : Bangkitnya Illuminati ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang