V. Intelligent

217 45 16
                                    


~~Happy Reading~~

.

.

.

Hari semakin larut dan Hakyeon masih saja duduk terdiam di atas sofa dengan wajah tertekuk bosan. Sejak pulang siang tadi ia tak tahu harus berbuat apa, neneknya Taekwoon hanya sibuk dengan benang wol dan jarum rajutnya.

"Hahh.. Bosan," lirih Hakyeon membangkitkan tubuhnya. Ia berjalan gontai bertujuan untuk sekedar berkeliling. Namun, belum lama ia berkeliling, ia tertarik dengan sebuah kamar yang pintunya setengah terbuka. Terlihat dengan samar jika kamar tersebut amat remang dan hal itu membuat kesan yang aneh menurutnya.

"Huh?!"

Hakyeon tersentak kala melihat jejeran foto tergantung dengan rapih di dalam sana. Foto itu tidak dapat dikatakan sedikit, dan anehnya lagi hanya ada satu pria yang menjadi objek dalam seluruh foto tersebut. Sesosok pria kecil yang amat manis.

'Siapa dia? Bukankah Taekwoon sudah memiliki kekasih?' batin Hakyeon heran.

'Eih..Apa aku baru berpikiran jika dia tidak normal? Ckck, dia mungkin saja dongsaengnya,' batinnya lagi. Karena tak ingin penasaran, dirinya beranjak untuk masuk ke dalam sana.

Brak

"Siapa yang mengijinkanmu untuk melihatnya? Menjauh!" Hakyeon yang terkejut dengan kedatangan Taekwoon tiba-tiba yang langsung menutup pintu tersebutpun masih menatap pria tampan itu bingung.

"Kubilang menjauh!" gertaknya lagi yang sontak langsung Hakyeon laksanakan. Dilangkahkan mundur kakinya untuk menjauhi pintu yang Taekwoon maksud.

"Siapa objek dari semua foto itu?"

"Tak perlu tahu," jawab Taekwoon singkat sembari berjalan menjauh. Hakyeon yang melihatnya sontak berjalan mengikuti langkah Taekwoon.

"Kau sudah menemukan sesuatu tentangku?" tanyanya masih mengikuti langkah Taekwoon. Taekwoon yang memang sama sekali tak berniat benar-benar membantu Hakyeon hanya diam tanpa menghentikan langkahnya.

"Apakah ada yang berhubungan dengan StarOne?"

Tap

Taekwoon menghentikan langkahnya.

"Aku berkata seperti itu bukan karena itu tempat kerjamu, Taekwoon ah. Hanya saja... Saat aku datang ke sana, ada sebuah ingatan yang tiba-tiba terbesit di otakku." Taekwoon membalikkan tubuhnya menatap datar pria di hadapannya.

"Kau hanya seorang putra dari keluarga pemilik cafe yang tinggal di ujung kota Seoul, jangan banyak mengkhayal," tuturnya datar seraya membalikkan tubuhnya melangkah menuju kamarnya.

Hakyeon terdiam. Entah kenapa hatinya amat kecewa saat mendengarnya, bukan karena ia berkeinginan hidup di keluarga yang berada atau sebagai putra pemilik perusahaan yang baru saja ia bicarakan itu misalnya. Hanya saja ada sebongkah rasa kecewa karena kehidupannya yang amat tak menarik. Dibayangannya selama ini hidupnya akan dipenuhi dengan hal-hal yang menarik.

"Ia tidak berbohong kan?" Hakyeon menggelengkan kepalanya. Tidak, tidak mungkin Taekwoon membohonginya. Terima saja kenyataannya, Cha Hakyeon. Jangan banyak mengkhayal, seperti katanya tadi.

.

.

.

"Mworago?! Aishh.. Aku mengerti, terimakasih."

The Invisible Detective[LeoN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang