III. Thank You

208 46 13
                                    


~~Happy Reading~~

.

.

.

Hakyeon PoV

Masih kupandangi rumah yang beberapa saat lalu kutinggalkan dengan pandangan datar. Tuhan, kenapa harus rumah pria tak berperasaan itu? Tak adakah jalan lain selain meminta bantuan dari Jung sialan itu?

"Hanya dia yang dapat melihatmu, dan itu artinya hanya dia yang dapat membantumu. Carilah sesuatu dibalik ini semua dan kembali pada tubuhmu, setelah itu maka kau akan kembali hidup."

"Hahh.." kuhembuskan napas setelah ingat perkataan Wongeun beberapa saat lalu.

Banyak yang dirinya katakan padaku, namun ada satu hal yang masih tak kumengerti. Kenapa saat aku baru terbangun Jung sialan itu tak dapat melihatku? Yang ia katakan hanyalah, kau masih sangat lemah saat itu. Dan jujur saja aku tak mengerti maksudnya, yang kusimpulkan hanyalah ia dapat melihatku saat energiku sudah pulih. Tebak apa yang kulakukan akibat penyimpulan sederhanaku ini! Aku mencobanya kepada orang lain dan hasilnya nihil. Hanya Jung sialan itu yang dapat membantuku.

Kuedarkan pandanganku saat mendengar suara derap langkah. Nenek tadi? Jadi..nenek itu tinggal bersama Jung sialan itu? Ah.. itu neneknya? Pantas saja.

Dapat kulihat sosok nenek yang gagal kutolong itu berjalan menuju pintu rumah si Jung yang sedari tadi kutatap. Saat ia membuka pintu, segera aku berlari guna ikut masuk. Untung saja nenek itu datang, jika tidak maka aku tak tahu kapan akan dapat memasuki rumah itu.

"Woaa.." desisku tak percaya kala melihat design rumah si Jung yang amat unik. Rumah ini terlihat amat mewah dan nyaman, kenapa aku tak menyadarinya tadi ya?

Cklek

Kutolehkan kepalaku melihat ke sumber suara.

"Tak akan kembali? Cih, omong kosong. Jangan ganggu kehidupanku. "

Hakyeon PoV End

.

.

.

Yang dilakukan Hakyeon sedari tadi hanyalah diam menatap Taekwoon malas. Setelah menyuruhnya masuk ke dalam kamarnya, Taekwoon tak berhenti-henti memakinya. Bahkan ia bosan mendengar kata 'pergi' dari bibir pria itu. Mau bagaimana lagi jika pria menyebalkan itulah satu-satunya penyelamatnya?

"Dengarkan aku! Aku tidak akan mengganggumu asalkan kau mau membantuku, hanya bantu akau kali ini saja dan aku tidak akan kembali lagi," tutur Hakyeon. Taekwoon terdiam menatap Hakyeon penuh arti, kemudian pria itu beranjak mendekati Hakyeon yang setia berdiri di depan pintu.

Hakyeon menggigit bibir bawahnya menahan sakit kala Taekwoon berusaha menyentuh bahunya. Setelah itu dapat dirinya lihat bahwa Taekwoon kembali duduk di bangku kerjanya tanpa tahu maksud dan tujuan pria itu.

"Apa maumu? Katakan dan cepat pergi dari sini," ujarnya.

Entah karena apa senyuman merekah pada wajah Hakyeon kala mendengarnya. Dilangkahkan kakinya mendekati meja kerja Taekwoon sembari menatapnya penuh harap. "Bantu aku memecahkan kasus dibalik keadaanku ini dan bantu aku mencari tubuhku," ujar Hakyeon semangat. Mendengarnya Taekwoon sejenak melirik pria mungil itu.

"Kau ini sudah mati kan?"

"Aniya! Aku tidak akan berada di sini jika aku telah mati, aku hanya berusaha mencari jawaban dari kasusku dan juga mencari tubuhku. Aku tak ingat apapun saat ini, jadi kumohon bantu aku," pinta Hakyeon. Taekwoon menatap Hakyeon lama lalu memalingkan kepalanya.

'Dia ini arwah yang lupa dengan dirinya sendiri?'

"Merepotkan," ucap Taekwoon sembari kembali fokus kepada lembaran-lembaran berkas di atas mejanya.

"Kumohon, Taekwoon ssi. Tak ada yang dapat menolongku selain kau," bujuk Hakyeon.

"Apa untungnya bagiku? Kau hanya mengganggu pekerjaanku," cetusnya tanpa mengalihkan atensinya pada pekerjaannya. Hakyeon menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kembali berujar, "akan kuberi apapun untukmu setelah aku menemukan tubuhku, setuju?"

Taekwoon terlihat menghentikan pekerjaannya. Ditolehkan kepalanya menatap pria mungil itu. Jujur saja penawaran Hakyeon benar-benar menggiurkannya, secara saja dia adalah seseorang yang bermasalah. Dengan menerima tawaran tersebut setidaknya ia tidak akan berdiam di dalam jeruji besi.

"Baiklah."

Hakyeon melebarkan matanya tak percaya. "Kau serius?? Ya Tuhann...terimakasih banyak, Jung Taekwoon." Hakyeon beranjak untuk memeluk Taekwoon, namun tentu saja ia terjungkal kala dirinya menembus tubuh Taekwoon. "Ahh.. maaf, aku lupa," kekehnya menggaruk belakang kepalanya pelan.

'Jika kau bukanlah seseorang yang penting di dunia kepolisian, aku tak akan menolong arwah tidak jelas sepertimu.'

.

.

.

TBC

Hi... Back again nih wkwk

Gimana chapter ini?? Kasih komennya yakkk

Sedikit ngerasa kalo ceritanya garing, menurut kalian juga ga? Kalo garing biar dihenitiin ae wkwkwk

Pokoknya makasih udah baca dan sorry banyak typo^^

See ya!

#hhanie

The Invisible Detective[LeoN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang