The End

181 30 11
                                    

~~Happy Reading~~

.

.

.

"Setelah appaku meninggal ia kembali menikah dengan Lee Moonyoul itu. Dan setelahnya mereka memiliki dua putra lagi, Minhyuk dan juga Wongeun. Tapi, setelah pernikahan mereka yang telah berlangsung belasan tahun itu masalah mulai datang, si brengsek Moonyoul itu berselingkuh. Setelah eomma mengetahuinya mereka resmi bercerai, tapi saat itu Wongeun dibawa pergi oleh pria brengsek itu. Setelahnya kami bahkan tak dapat bertemu dengannya lagi, sudah berbagai cara kami lakukan untuk menemukannya, nyatanya nihil," jelas Inguk menatap Hakyeon dan Minhyuk bergantian.

"Tentu saja tak ketemu, nyatanya selama ini Wongeun terbaring koma akibat kecelakaan dua tahun lalu. Saat itu aku tak sengaja bertemu dengannya, dan aku amat terpesona akan semangat hidupnya. Begitu appanya meninggal, ia kehilangan segalanya. Akh, maksudku appa kalian," tutur Hakyeon menyengir.

"Aish.. Jangan sebut pria itu appa kami, ia telah begitu tega menyakiti eomma kami," ujar Minhyuk yang dibalas anggukan setuju dari Inguk.

Hakyeon menghela napas, bahkan setelah beliau merengut nyawa mereka masih saja tak dapat memaafkannya. Pria manis itu terdiam sejenak mengenang saat-saat Lee ahjumma ikut menyusul suaminya itu. Mereka, Minhyuk dan Inguk bahkan menyalahkan appa mereka yang belum tentu ada sangkut pautnya dengan semua kejadian itu.

"Tapi jujur saja, aku tak pernah bertemu wanita manapun berkunjung ke rumahnya dulu. Tidakkah ada sesuatu yang salah di sini?"

"Sudahlah, Yeonie. Jangan berusaha untuk membelanya, kami tak akan peduli dengan bagaimanapun cerita tentangnya. Kami lebih penasaran akan keberadaan Wongeun," Inguk menjawab.

Hakyeon mengangguk dengan senyumannya. Hahh.. tak pernah terbayangkan baginya jika nyatanya Wongeun dan para sahabatnya adalah sebuah keluarga. Tapi, bukankah semua ini bagus? Jika nanti Wongeun sadar, ia tidak akan sendirian lagi.

Karena dirasa sudah larut keduanya berpamitan untuk pulang, mungkin jika kesehatan Hakyeon sudah membaik mereka akan pergi ke tempat Hakyeon merawat Wongeun. Sekarang yang mereka harus lakukan hanya bersabar.

Setelah kembalinya kedua pria itu ibunya memasuki kamarnya. "Ada sesuatu yang terjadi? Ibu dengar kau meneriaki nama Wongeun tadi," tanya sang ibu.

"Eomma, mereka ternyata adalah kakak dari Wongeun."

"Yee?! Minhyuk dan Inguk??"

Hakyeon mengangguk pasti dengan senyuman manisnya. "Syukurlah, Wongeunie tidak akan sendiri lagi, bukan? Jja..sekarang kau harus istirahat." Sang ibu membantunya berbaring, kemudian menarik selimut Hakyeon hingga menutupi tiga perempat tubuhnya.

"Terima kasih, Eomma."

Setelah kepergian sang ibu Hakyeon kembali membuka matanya yang sempat terpejam sesaat, ditatapnya beberapa surat di atas nakas yang didapatkannya saat siuman tadi. Ia penasaran akan isinya, tapi belum juga sempat membukannya akibat banyaknya orang yang membesuknya.

"Mungkin besok," lirihnya seraya kembali menutup matanya.

Namun, lagi-lagi sesuatu membuat matanya kembali terbuka. Ia teringat akan kejadian tadi. Entah dirinya yang salah lihat atau bagaimana, tapi ia yakin jika ia melihat Wongeun berdiri di belakang tubuh Minhyuk tadi.

"Aku pasti salah lihat," lirihnya dibarengi oleh desahan pelan.

Pada akhirnya pria manis itu benar-benar dapat menutup matanya, ia telalu lelah untuk memikirkan hal-hal berat lainnya. Sudah cukup ia memikirkan kelanjutan kasus Leo, ia tidak ingin ada tambahan lainnya untuk saat ini.

The Invisible Detective[LeoN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang