XVII. Who am I ? (2)

147 37 12
                                    



~~Happy Reading~~

.

.

.

"Annyeong, Jung-ssi! Maukah kau berteman denganku?" Taekwoon yang sedang membaca bukunya segera mengalihkan atensinya kepada sosok yang duduk di sampingnya.

"Ah..Mian, aku sudah berkenalan dengan yang lain. Tapi, belum juga berkenalan dengan teman sebangkuku hehehe." Kekehan manisnya terdengar membuat Taekwoon terdiam sejenak.

Ditariknya buku yang sedari tadi Taekwoon baca kala pria kecil itu kembali memulai bacaannya. Taekwoon menatap teman sebangkunya itu tajam. "Aku berbicara denganmu, Jung!" protesnya kesal.

Seketika Taekwoon terkesima, baru kali ini ada anak lain yang berani berbicara setelah mendapatkan tatapan tajam darinya. "Taekwoon, kau bisa memanggilku seperti itu."

.

.

.

"Yakk Taekwooniee! Apa yang kau lakukan? Mereka akan enggan berteman denganmu jika kau terus seperti itu."

"Berhenti memanggilku seperti itu dan juga, mereka itu yang membuang-buang waktuku," jawab Taekwoon santai.

Buk

Ditatapnya tajam sang sahabat setelah dengan seenak jidatnya memukul kepalanya. "Mwoo?! Ingin marah? Aku tak peduli, ck!" jawaban pria kecil yang menurutnya amat manis itu membuatnya terkekeh kecil.

"Kenapa kau tak takut berteman denganku?"

"Pertanyaan bodoh itu lagi, sudah kukatakan jika kau itu tidak apa-apanya. Aku bahkan telah melewati yang lebih dari dirimu. Sudahlah.. Ayo kita pulang kkk."

Hakyeon tersenyum dikala Taekwoon masih bercerita di hadapannya. "Begitulah.. pertama kali aku bertemu dengannya saat ia pindah ke sekolahku, sekitar 15 tahun yang lalu. Tepat setahun setelahnya ia menghilang begitu saja. Jika saja aku tahu ia akan pergi.. Aku tak akan mau menjalankan perintah Appa."

"Aku baru saja masuk ke junior high school saat itu, masih terlalu kecil untuk mengerti segalanya."

"Hentikan penyesalanmu...Dia tak membutuhkannya. Yang ia butuhkan sekarang itu permintaan maafmu," potong Hakyeon.

Diluruskan kakinya di atas ranjang Taekwoon saat dirasanya kakinya sedikit pegal. "Hahh.. Tidakkah kau mengenalnya dengan nama yang lain? N? Astaga, aku bisa gila mencari nama seseorang yang sependek itu," keluh Hakyeon.

Taekwoon menggeleng pelan. "Molla.. Bahkan di absen kalas namanya hanyalah N," lirihnya.

Hakyeon menganga. Sulit, ini pasti akan menjadi kasus yang sulit.

"Aah.. Arraseo, kalau begitu setidaknya bisakah kau memberiku fotonya?" pinta Hakyeon yang langsung diangguki olehnya.

Pemuda tampan itu beranjak dari ranjangnya ke arah lemarinya, lalu membuka laci di sana dan beranjak kembali dengan sebuah foto di genggamannya. Kemudian, diserahkan foto tersebut kepada Hakyeon.

"Goma—Mwo?! Jadi, pria kecil di kamar foto itu?"

.

.

.

Kembali dihembuskan napasnya sembari mengayun ayunan yang sedang didudukinya. Pemuda manis itu kini amat dipusingkan oleh permasalahan di dalam otaknya. Menurutnya ini amat rumit.

The Invisible Detective[LeoN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang