XVI. Please Don't

169 37 14
                                    

~~Happy Reading~~

.

.

.

"Perusahaan mengalami kemunduran karena ketidakadaanya pemimpin, sampai akhirnya datanglah Dongwoo membawakan berita buruk. Dongwoo adalah sahabat lama Jung Hongdo, appa Taekwoon. Ia berkata bahwa seluruh investor membatalkan perjanjian diakibatkan oleh keterlambatan yang tidak dapat ditoleransi. Dengan seketika hidup mewah Taekwoon berakhir," jelas Wongeun.

Hakyeon menatap temannya itu heran. "Tunggu dulu... Jangan bilang kalau.."

"Yap! Taekwoon ingin balas dendam, ia tahu segalanya saat melihat Dongwoo sukses. Ia tahu bahwa perusahaan keluarganya tidak benar-benar hancur, semua itu hanyalah tipuan Dongwoo," potong Wongeun membenarkan pikiran Hakyeon.

Pria manis itu mengusap wajahnya seraya menghembuskan napas. "Ya Tuhan, apa yang kau lakukukan Taekwoon? Balas dendam bukanlah jalan yang baik," lirih Hakyeon.

"Tapi, tunggu sebentar. Tadi kau bilang kau membaca surat kabar, bagaimana kau dapat membacanya?" tanya Hakyeon.

Wongeun menatap Hakyeon bingung. "Apa maksudmu?" tanya Wongeun tak mengerti. "Maaf, maaf. Tapi, apakah kau sudah menemukan manusia yang dapat melihatmu?" tanya Hakyeon lagi.

"Yak, apa maksudmu? Tentu saja belum, apa yang kau pikirkan sebenarnya?" tanya Wongeun kala merasa ada yang aneh.

"Yee?! Lalu, siapa yang akan membuka-bukakan kertas-kertas itu sehingga kau dapat membacanya?"

Wongeun terdiam. Ahh.. dia tahu maksud pria manis itu apa. "Ahaha Hakyeon..Hakyeon. Kau pikir kita tidak dapat menyentuhnya?" Hakyeon mengangguk ragu-ragu, apakah pemikirannya salah?

Tawa Wongeun seketika meledak, kenapa ada pria sepolos dia? Ya Tuhan, dirinya amat menggemaskan. "Ahaha baiklah-baiklah, aku akui aku juga terkejut dulu. Tapi, kita memang dapat menyentuh barang, Yeonie."

"Eoh! Jinjja?!" pekik Hakyeon tertahan. Sungguh..sebenarnya ia amat senang mengetahui hal ini, dengan begitu ia tidak harus menunggu orang lain saat ingin memasuki suatu tempat.

"Eyy.. memangnya kau tak pernah dapat menyentuhnya?" pertanyaan Wongeun sejenak membuat Hakyeon berpikir. Ia rasa selama ini ia tak dapat melakukannya, semua barang yang ingin disentuhnya pasti akan tembus begitu saja.

'Eo! Tunggu dulu, aku pernah membaca buku di kantor Taek—'

"Ck! Kau hanya tak menyadarinya, Yeonie," potong Wongeun sembari menarik lengan Hakyeon mendekati sebuah tempat di ujung taman yang dipenuhi bunga. "Coba kau fokuskan pikiranmu, jangan pernah berpikir bahwa kau tidak dapat menyentuhnya, lalu sentuhlah bunga tersebut dengan perlahan," tuntun Wongeun mendekatkan jemari Hakyeon kepada bunga tersebut.

"Hahh~" helaan napas terdengar dari bibir mungil Hakyeon saat jemarinya tetap menembus bunga tersebut. Ditatapnya Wongeun sendu dan menggeleng. "Mottae.." lirihnya.

Wongeun tersenyum. "Jangan menyerah, kau pasti bisa. Kau hanya belum terbiasa," semangat Wongeun. Dengan begitu Hakyeon kembali mencoba, dan terus mencoba.

"Geuniee!! Aku dapat menyentuhnyaa!" pekik Hakyeon senang sembari berlari menghampiri Wongeun yang berbaring di atas rumput.

Wongeun menatap Hakyeon, lalu mengusak helaian rambut lembutnya. "Kau berhasil, manis. Selamat karena telah melalui ujian arwah~"

"Ahaha kau ini bisa saja. Ah! Aku akan memberitahu hal ini kepada Taekwoon, dengan begitu aku bisa lebih membantunya," tutur Hakyeon ceria. Namun, lain halnya bagi Wongeun. Didudukkan tubuhnya dan segera menahan lengan Hakyeon yang ingin meninggalkannya.

"Aku akan mengumpulkan lebih banyak informasi tentangnya. Berhati-hatilah..kumohon."

Greb

"Hentikan.. Aku tahu bagaimana perasaanmu, tapi ini bukanlah jalan terbaik. Bagaimana jika seseorang yang kau cintai ini tahu perbuatanmu? Ia tak akan senang, Taekwoon."

"Kumohon.. Tak ada yang menyukai perbuatan seperti ini, kau hanya tersulut emosi, jadi tolong hentikan. Aku.. akan kubantu kau mencarinya," bujuk Hakyeon seraya mengeratkan pelukannya.

Percaya. Ya, itulah yang Hakyeon rasakan sekarang. Ia bahkan amat berharap kepercayaannya ini dapat Taekwoon rasakan juga. Sudah cukup tahu dan mengerti dirinya akan masalah sebenarnya.

Di satu sisi pemuda tampan di pelukannya ini memang benar, ia hanya ingin mengembalikan haknya. Namun, di sisi lainnya ia salah besar. Caranya amat salah. Membalaskan dendam? Sebuah rasa dendam tidak akan menghasilkan rasa puas yang sebenarnya.

"Hakyeon ah, carilah N.. kumohon," pinta Taekwoon lirih.

Hakyeon terdiam sejenak, lalu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tentu saja.. Aku akan mencarinya untukmu, tenang saja." Setelahnya Hakyeon kembali mengeratkan pelukannya.

Taekwoon hanya dapat diam tanpa membalas pelukan tersebut. Ada sebuah perasaan yang mencegahnya untuk melepaskan pelukan tersebut. Nyaman. Ia bahkan tak dapat memungkiri dirinya sendiri akan perasaan tersebut. Sudah lama ia tak merasakannya.

"Gomawo, Yeon ah."

.

.

.

"Yakk! Jung Taekwoon!" pekikan Hakyeon yang hanya terdengar oleh Taekwoon itu hanya ditanggapi diaman olehnya. Kenapa di saat ia sedang pusing membaca beberapa kontrak pemuda manis itu datang mengganggunya?

Hakyeon yang baru saja memasuki ruangan Taekwoon menatap tajam pria tampan itu. "Astaga.. Kapan kau akan menghilangkan sifat dinginmu itu, eo? Kuharap Tuhan tidak menyesal menciptakanmu, ck." Dengan kesal pemuda manis itu beranjak duduk ke atas sofa di dalam ruangan tersebut.

Merasa tak asing dengan kalimat yang terucap oleh Hakyeon, ia menatap pemuda manis itu sejenak.

"Taekwooniee~ Lihat gadis itu, kenapa kau sangat dingin, eoh? Hahh..Kuharap Tuhan tak menyesal menciptakanmu," ujar N pelan tatkala melihat sang sahabat lagi-lagi tak menghiraukan ajakan seorang gadis untuk bermain.

"Kau ingin aku mati?" Sontak wajah N berubah tak terima. "Aniyoo.. kenapa kau berpikir seperti itu? Kau marah? Aihh.. Hentikann, mianhaee~"

Tes

Segera dihapuskan tetesan air mata yang tiba-tiba jatuh itu. Ia tak ingin nampak lemah. Entahlah mungkin otaknya mulai tidak beres sekarang.

Hakyeon yang tentu saja melihatnya mengalihkan pandangannya. Baru kali ini ia melihat Taekwoon seperti ini, sosok itu pasti amat dicintai oleh Taekwoon. Bagaimanapun ia harus menemukannya.

'Tunggulah sebentar, Taekwoon. Aku akan mencarinya untukmu.'

.

.

.

TBC
Woaa... Setelah sekian lama akhirnya update wkwk:v
Maaf sebelumnya karena lama, soalnya kan lagi jamannya mudik kan. Jadi, aku juga sama... Lagi mudik.
Pokoknya makasih udah mau mampir, jangan lupa komen yaakk
Oh iya... Aku juga mau ngucapin 'Happy Eid Mubarok' untuk kalian semua. Kalau aku punya salah mohon dimaafin yaa

The Invisible Detective[LeoN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang