~~Happy Reading~~
.
.
.
Awalnya Wongeun ingin melupakan segala pikirannya tentang Leo, namun memang karena rasa penasarannya benar-benar memengaruhinya ia tak dapat menahan dirinya untuk kembali ke kantor polisi.
Ia terus saja membongkar-bongkar tumpukan kertas di hadapannya, jika tidak segera ketemu mungkin akan ada polisi yang datang, ia harus memanfaatkan waktu istirahat ini untuk menghilangkan rasa penasarannya.
Setelah lumayan lama mencari, ia menemukan map yang berisikan kumpulan kasus keluarga Ji. Awalnya ia ingin menyingkirkannya karena sudah cukup ditelaah bersama Hakyeon kemarin, namun melihat sebuah foto yang tampak di bagian belakang map itu mengurungkan niatnya.
"Ya Tuhan.."
Kini yang dapat Wongeun lakukan setelah kembali dari kantor polisi hanya mondar-mandir di depan rumah Taekwoon berharap dapat bertemu dengan sang sahabat. Ia tak mengerti kemana perginya pria manis itu, kenapa hanya Taekwoon yang dapat dilihatnya sekarang?
Jika saja ia bisa berbicara dengan Taekwoon.
"Kemana kau, Hakyeon? Kau harus tahu ini segera, aishh.."
.
.
.
"Berhenti mendiamkanku. Kau seperti anak kecil yang tidak dapat beli ice cream saja, men—"
"Berhenti mengoceh," potong Hakyeon tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di tangannya. Sementara Taekwoon, ia hanya melirik sinis pria manis di sampingnya sembari kembali fokus dengan berkas di tangannya.
Tak ingin membuang waktu kini mereka sudah menyalin seluruh berkas yang dimiliki Minhyuk untuk merangkai motif pembunuhan yang detektif Lee itu tuduhkan kepada Taekwoon.
Dan benar saja, semua benar-benar bersih. Tampak sungguhan ulah Taekwoon, tak jarang Hakyeon menggeleng-gelengkan kepalanya kagum membaca berkas tersebut. Minhyuk benar-benar cerdas.
"Woah, jinjja.. Dia benar-benar bodoh," keluh Taekwoon membuahkan lirikan tanya dari pria di sampingnya. Pasalnya ia tak dapat berhenti memuji hasil kerja Minhyuk, akan tetapi pria tampan di sampingnya itu baru saja menghina detektif itu.
"Kau lihatlah.. Di sini jelas-jelas korban tertembak dua kali, sudah pasti bukan diriku yang melakukannya. Hei, aku memiliki piagam penghargaan karena kelihaianku menembak, untuk hal seperti ini adalah hal kecil bagiku, tak mungkin aku meleset."
"Kenapa kau jadi mendadak cerewet?" Pertanyaan Hakyeon sontak membuat Taekwoon terkesiap. Ia bahkan tak mengerti kenapa ia bisa berkata sepanjang itu, hanya saja perasaannya tadi amat terendahkan akibat paragraf-paragraf di dalam kertas itu.
Setelah Taekwoon kembali bungkam, pria mungil itu kembali menatap kertas di tangannya.
'Itulah yang membuatku ragu jika kau pelakunya,' batin Hakyeon.
Ngingg~
"Arghh," erang Hakyeon pelan saat lagi-lagi kepalanya terasa nyeri. Disentuh kepalanya pelan berharap nyeri tersebut dapat hilang.
Taekwoon yang memang baru saja pergi ke luar kamar membuat pemuda manis itu sendirian. "Apa kali ini? Aishh.." geram Hakyeon saat tak merasakan sedikitpun ingatan yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Invisible Detective[LeoN]
Mystery / ThrillerApa yang akan kau lakukan jika kau adalah seorang detektif, lalu tiba-tiba menjumpai sebuah kasus yang amat sulit dipecahkan. Dan buruknya lagi, suatu yang amat sial tiba-tiba menimpa dirimu sehingga kau melupakan segalanya. Bahkan kau pun melupakan...