Twenty Two !

314 39 4
                                    

Vomentnya dong:))











.








.










.















Sesuai janji Jaemin kepada Seoyeon, esok harinya lelaki itu kembali mengunjungi Seoyeon di penjara. Namun, kali ini Jaemin tidak sendiri, melainkan bersama Eunbin dan Jinyoung.

"Hai, Seoyeon" sapa Eunbin, memamerkan senyum manisnya.

Seoyeon tersenyum dan membalas sapaan teman sebangkunya itu.

"Gua kangen banget ama lu, Yeon. Udah tiga hari gua duduk sendirian" ujar Eunbin yang pertamakali menguasai mikrofon. Sedangkan Jinyoung dan Jaemin berdiri di sampingnya.

"Gua juga kangen sama lu, sama semuanya" jawab Seoyeon, matanya mulai berkaca-kaca. "Lu, apa kabar?"

Eunbin tertawa ringan, "Lu mabok? Harusnya gua yang nanya begitu, sayang" jawab Eunbin "Lu apa kabar?"

Seoyeon ikut tertawa "He..he, kabar gua ya, yang seperti lo lihat ini" jawab Seoyeon.

Eunbin menatap Seoyeon dari kepala hingga kaki. Merasa iba pada kawannya yang harus merasakan dinginnya sel penjara pada usia yang masih terbilang muda.

"Yeon, tinggal di penjara enak ga?" tanya Eunbin pelan, membuat Seoyeon tertawa.

"Dengan liat keadaan gua yang begini, lu pasti udah tau jawabannya" jawab Seoyeon.

Eunbin mengangguk paham. Banyak sekali perubahan dalam tubuh Seoyeon semenjak dalam penjara. Dari tubuhnya yang mulai kurus, matanya yang berkantung dan menghitam, serta pipinya yang semakin tirus. Eunbin bahkan merasa kalau Seoyeon tidak diberi makanan yang layak selama disini.

Setelah Eunbin, mikrofon diambil alih oleh Jaemin. Dirinya memulai dengan menjelaskan alasan Jinyoung dan Eunbin ikut bersamanya dan berakhir dengan rencana pembebasan Seoyeon.

"Lu tau, Yeon? Gua ama mereka udah mindahin mayat Hyeyeon ke rumah keluarga tirinya Hyeyeon" ujar Jaemin membuat bola mata Seoyeon membesar.

"Kalian gila?!?! Yang bener aja?!" tanya Seoyeon terkejut.

"Ssst, ini bagian dari rencana kita buat bebasin lu, Yeon" jawab Jaemin "Gua bakal bikin scenario yang membuat keluarga tiri Hyeyeon yang jahat itu masuk ke dalam penjara"

Seoyeon menggelengkan kepala "Apa mungkin bisa?"

Jaemin mengangguk mantap "Liat aja nanti"

***

"HAECHAN!!! LO GILA??!!" teriak Nakyung dari bawah yang melihat Haechan berada di atap sekolah, hendak lompat ke bawah.

Beruntung sekolah sudah sepi, jadi tak banyak orang yang melihat. Tapi, Nakyung sendirian?? Gimana dia nangkep Haechan kalo lelaki itu beneran lompat dari atas sana???

"TURUN LO!!" teriak Nakyung sekali lagi.

"OKE GUA TURUN!" balas Haechan melangkahkan kakinya sekali.

"Eeh, buset! TURUN LEWAT TANGGA BEGO!!" Nakyung kini mulai panique.

Haechan tak bergeming. Bahkan sekarang lelaki itu tengah merentangkan tangannya, benar-benar siap untuk lompat.

Tak ada pilihan lain. Dengan secepat kilat, Nakyung berlari menuju atap sekolah. Tapi, untuk menuju lantai tiga itu memakan waktu yang tidak sedikit, kan? Dan sialnya, lift sekolahan sedang dalam proses perbaikan, jadi Nakyung terpaksa melewati tangga dan itu pasti memakan waktu yang lebih lama. Maka dari itu, Nakyung benar-benar takut jika Haechan benar-benar sudah lompat sekarang.

"HAECHAN, LO—" seketika rasa panik Nakyung benar-benar sirna kala dirinya yang sudah tiba di atap sekolah melihat Jisung yang kini sudah duduk bersama Haechan di sofa yang memang sejak lama ada di sini.

"Lho, Jisung? Kapan lo kesini?" tanya Nakyung heran seraya berjalan mendekati dua lelaki itu.

"Udah lama" jawab Jisung.

Kekesalan Nakyung langsung memuncak "Kalo udah lama kenapa baru sekarang lo larang Haechan lompat dari sini, Nyet!!"

"Gua ga beneran mau lompat dari sini kok, Kyung" jelas Haechan.

Nakyung bingung harus merasa lega atau kesal. Karena yang jelas kini dirinya merasa telah ditipu oleh kedua lelaki itu.

"Kalian nipu gua ya?" tanya Nakyung penuh selidik.

"Kaga elah. Kurang kerjaan banget gua nipu lu" balas Jisung tak acuh.

"Terus, gimana ceritanya Hechan mau lompat dari sini, sedangkan lu juga ada disini. Pasti lu lihat proses Haechan jalan ke situ, kan?" tanya Nakyung. Dirinya benar-benar bingung akan situasi ini.

"Kepo amat jadi orang"
Jawaban dari Jisung itu membuat Nakyung ingin memecahkan kepala lelaki itu sekarang juga.

"Gini lho,Kyung. Gua emang jalan ke situ, tapi Jisung ga liat soalnya dia lagi pake hetset di pojokan sana sambil main hape sedangkan gue juga ga liat dia. Pas gua mau lompat, baru Jisung liat gua dan narik gua kemari" jawab Haechan dengan tenang, walau keadaan hatinya sedang tidak tenang sekarang.

Nakyung mengangguk paham "Kok lu pake acara mau lompat segala sih, Chan?" semakin kesini, jiwa kepo Nakyung semakin meningkat.

"Gua diputusin sama Chaeyoung"

"HA?! Yang boneng lu?!" Nakyung terkejut.

Haechan mengangguk "Gua sendiri ga tau apa alasannya. Dia yang nerima gua, dan kita pacaran juga ga pernah ngapa-ngapain, tau-tau diputusin"

Nakyung merasa iba pada kawan lelakinya yang satu ini "Yang sabar ya, Chan. Gua yakin lu bakal dapet cewe yang lebih baik dari Chaeyoung" ujar Nakyung seraya menepuk pundak Haechan.

Haechan mengangguk.

Setelah itu, Jisung berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan Nakyung dan Haechan.

"Kenapa dia?" tanya Nakyung pelan.

Haechan mengendikkan bahunya. Nakyung pun ikut tak peduli
























_______________

Comment yang banyak dong bebs, biar acu semangat nulisnya:))

Secret ||  00L [✔]Where stories live. Discover now