Twenty Nine !

282 38 2
                                    

VOTE & COMMENT KALAU KAMU MANUSIA~



.






.







.





Pada pelajaran Biologi oleh Pak Seokjin, Chaeyoung izin ke toilet untuk sekedar membasuh wajahnya, sebab penjelasan materi pelajaran kali ini membuat mata Chaeyoung terasa berat untuk dibuka.

Setiba di toilet, ia langsung menuju wastafel dan membasuh wajahnya. Namun, selesai membasuh wajah, gadis itu tidak langsung keluar, melainkan menatap pantulan wajahnya di cermin terlebih dahulu. Biasa, wanita.

Dirinya agak terkejut saat melihat pantulan wajah orang lain di cermin itu. Reflek dirinya menoleh ke belakangnya dan mendapati Seoyeon yang baru keluar dari kamar mandi.

Melihat ada orang lain di toilet itu, Chaeyoung berniat keluar. Tapi, belum ada dua langkah ia berjalan, Seoyeon bersuara.

"Buru-buru amat mba nya. Kaya habis liat setan" ujar Seoyeon seraya mencuci tangannya di wastafel.

Chaeyoung mendengus pelan "Gua masih ada pelajaran"

"Gua juga masih ada pelajaran. Tapi, ngaret dikit gapapa kan? Lagian juga bel pulang bentar lagi bunyi" ucap Seoyeon.

"Lu mau ngapain emangnya??"

"Gua mau, kita ngobrol-ngobrol dikit, bisa kan?"

Chaeyoung berdecak sebal "Yaudah deh, terserah lu aja"

Seoyeon tersenyum senang, merasa telah berhasil melelehkan gunung es.

"Gua tau alasan lu jarang ngumpul sama kita-kita lagi, pasti gara-gara gue, kan?" tanya Seoyeon menatap mata Chaeyoung.

"Salah satunya" jawab Chaeyoung.

Seoyeon mengerutkan keningnya "Salah satunya?"

"Iya, elo salah satunya"

"Jadi, lo benci sama gue?"

"Iya, gua benci lu, gua benci Jaemin, gua benci Haechan, gua benci ayah gua, gua benci kalian semua! Puas??!?!"

Tubuh Seoyeon bagai disengat ratusan volt listrik, sungguh ia sangat terkejut sekali.

"Apa hubungannya Haechan sama Ayah lu?"

"Yang itu, lu ga perlu tau sekarang!"

Setelah mengatakan itu, Chaeyoung pergi keluar dari toilet meninggalkan Seoyeon dengan ribuan pertanyaan.

Apa maksud dari perkataan Chaeyoung tadi?!

***

Sepulang sekolah, Eunbin langsung menuju café dekat sekolah mereka untuk memenuhi permintaan Jinyoung yang ingin menemuinya.

Sekarang masih pukul 15.30. itu berarti masih ada setengah jam untuk Jinyoung tiba di café tersebut.

Eunbin pun memutuskan memesan minuman untuk ia minum seraya membunuh 30 menit itu agar tidak ia habiskan dengan melamun semata.

Sambil meminum cappucinno nya, Eunbin memainkan ponselnya untuk sekedar scroll down timeline instagramnya, melihat berita tentang artis idolanya.

Melihat berita tentang Wanna One, Eunbin jadi ingat pesan Jinyoung kemarin. Lelaki itu bilang akan memberikannya album Wanna One yang terbaru. Tapi ia merasa tak yakin Jinyoung akan benar-benar memberikannya sekarang. Apa mungkin Jinyoung memesan album dengan paket kilat?

"Hey, Bin! Nunggu lama??"

Eunbin yang masih menatap layar ponselnya pun, fokusnya langsung teralihkan ke Jinyoung yang kini sudah duduk di kursi kosong di depannya.

"Eh, engga kok. Baru setengah jam yang lalu" jawab Eunbin setelah melihat jam, kini sudah jam 16.00 pas.

"Oh iya, Bin. Ini albumnya" ucap Jinyoung menyerahkan paperbag kepada Eunbin.

"Ini serius kamu yang beli??" tanya Eunbin melihat isi paperbag yang diberikan Jinyoung, dan itu sungguhan album Wanna One yang terbaru.

Jinyoung mengangguk.

"Nunggu berapa lama?"

Jinyoung tertawa pelan "Aku ga nunggu. Begitu pesen di olshop, aku langsung datengin rumah yang jual album itu, biar ga perlu nunggu dianterin segala. Biasanya jasa anter gitu kan suka lama"

Eunbin ikut tertawa mendengar jawaban Jinyoung "Emang ga jauh??"

"Lumayan sih, tapi ga papa kok.Aku udah biasa jalan jauh" jawab Jinyoung.

Eunbin mengangguk pelan "Niat banget sih"

"Ya, buat kamu apa sih yang ga diniatin. Nikahin kamu aja aku dah niat"

Pipi Eunbin langsung memerah. Gadis itu pun langsung menginjak kaki Jinyoung yang kebetulan ada di depannya.

"Aduh! Kok diinjek sih kaki aku??" tanya Jinyoung, seraya memegangi kakinya yang tetap terasa sakit setelah diinjak walau dirinya sudah memakai sepatu.

"Habis kamunya bisa aja"

"Cie salting cieee"

"Bodo ah bodo" ucap Eunbin "Btw, makasih banyak ya, sayaaaang~"

"Dih, gini aja baru manggil sayang" sungut Jinyoung "Iya, sama-sama sayang~"

"Kamu ngasih aku album secara tiba-tiba gini ga mungkin ga ada maksudnya kan?" tanya Eunbin.

Jinyoung nyengir "Hehehe, iya. Sebenarnya aku mau minta maaf"

"Ha? Minta maaf untuk apa?"

"Soal dua hari yang lalu, yang aku nganterin Shuhua pulang, terus ninggalin kamu" jawab Jinyoung.

"Oh iya, yang masalah itu. Aku masih marah btw"

"Iya makanya aku minta maaf cantikkk"

Eunbin tertawa pelan "Iya iya. Aku maafin. Emang kenapa sih waktu itu Shuhua minta pulang bareng kamu juga"

"Ya, soalnya Shuhua sama aku satu rumah. Terus, papa aku juga nyuruh aku untuk pulang bareng Shuhua. Kalo ga disuruh juga aku udah nganter kamu pulang, Bin"

Eunbin menutup mulutnya "Satu rumah?!"

Jinyoung mengangguk "Shuhua itu saudara tiri aku, Bin. Dia baru dateng dari Medan"

"Saudara tiri? Gimana ceritanyaaa????"

Pada akhirnya, Jinyoung pun menceritakan kembali perihal Shuhua.

"Tapi, Young. Walau dia itu saudara tiri kamu aku tetep ga suka sama dia" ujar Eunbin begitu Jinyoung mengakhiri ceritanya.

"Kenapa??"

"Dia itu bibit-bibit pelakor jaman kini, Young. Sama gayanya itu loh aku ga suka" jawab Eunbin jujur.

"Ya, sebenarnya aku juga ga suka sama dia sih. Tapi aku yakin dia ga ada niatan buat melakorin kamu kok" ucap Jinyoung.

"Kok kamu tau?"

"Iya, soalnya dia sukanya sama Hwall"

Eunbin mengangguk paham "Iya, baguslah"

"Aku harap kamu bisa akur sama dia, Bin. Biar aku ga pusing"

Eunbin nyengir "Iya, kalo bisa ya"

Dan, satu jitakan mendarat mulus di kepala Eunbin.













______________

Huehue

Awalnya emang mau update klo vote nya udah 1k

Tapi ngeliat readers nya udh 4k+ jd pengen update :v

Btw, 3k+ readers nya manusia kan? Kok ga ada jejaknya '-'

Wkwkwkwk

Bhay~~~~

Secret ||  00L [✔]Where stories live. Discover now