Twenty Four !

311 47 2
                                    

Voment ya gaes ^_^


.










.













.














Dua hari kemudian, pada hari sabtu, sidang dimulai. Untuk menentukan bahwa Seoyeon bersalah atau tidak—walau sebenarnya Seoyeon bersalah, tapi teman-temannya sudah menyiapkan segalanya, dengan Jaemin yang menjadi saksi.

“Saudara saksi, apa benar Saudari Hyeyeon terakhir kali datang ke apartement Saudari Seoyeon?” pertanyaan pertama dari hakim.

Jaemin mengangguk “Benar”

“Lantas, apa benar Saudari Seoyeon yang membunuh Saudari Hyeyeon?”

Jaemin menggeleng “Setelah dari apartement Saudari Seoyeon, Saudari Hyeyeon pulang tanpa luka”

Seoyeon tersenyum tipis, Jaemin benar-benar mengerjakan tugasnya dengan baik.

“Kemana perginya Saudari Hyeyeon setelah dari apartement Seoyeon?”

“Saudari Hyeyeon pergi ke rumah orang tua tirinya”

Hakim menganguk paham. Kemudian bertanya lagi “Apa menurut anda, Saudari Hyeyeon dibunuh oleh orang tua tirinya?”

Jaemin mengangguk “Buktinya sudah ada. Mayat Hyeyeon ada di rumah orang tua tirinya”

“Dan juga, Hyeyeon sendiri mengaku bahwa dia sejak kecil sudah disiksa oleh orang tua tirinya”

Semua terkaget-kaget, termasuk orang tua tiri Hyeyeon.

Hakim sudah mengetuk palunya, bahkan sebelum pihak Hyeyeon memberi pembelaan.

Dengan begitu, Seoyeon dinyatakan tidak bersalah, dan orang tua tiri Hyeyeon dipenjara. Hitung-hitung karena kesalahan mereka pada Hyeyeon saat Hyeyeon masih kecil.

***

Chaeyoung merasa kesal. Rupanya Jaemin berpihak kepada Seoyeon. Maka dari itu, sia-sia sudah usaha Chaeyoung yang telah melaporkan Seoyeon ke polisi agar Jaemin bisa menjadi miliknya.

Bebas dari penjara membuat Seoyeon merasa sangat senang. Ia juga merasa sangat berterimakasih kepada kawan-kawannya yang telah membantunya bebas dari penjara, terutama Jaemin.

Seoyeon memeluk erat Jaemin begitu keluar dari ruang persidangan.

“Makasih banyak ya!” ucap Seoyeon tak dapat menyembunyikan raut wajah senangnya.

“Iyaa Yeon, lu udah ratusan kali bilang begitu” balas Eunbin mencubiti pipi Seoyeon.

“Abisnya gua seneng banget, Bin!” jawab Seoyeon, tertawa kecil dan keempat orang itu tertawa.

“Chaey!” seru Seoyeon pada Chaeyoung yang mengikuti sidang itu juga.

Chaeyoung yang sedang bersungut-sungut kesal seraya menendangi kerikil menoleh “Apa?”

Seoyeon berjalan mendekati Chaeyoung, diikuti ke tiga temannya “Hm, gua ga tau ya alasan lu ngelaporin gua ke polisi apa, tapi yang jelas, gua udah maafin lu”

Chaeyoung menatap Seoyeon datar, lantas pergi meninggalkan Jaemin, Seoyeon, Eunbin dan Jinyoung yang menatapnya penuh keheranan.

“Songong banget tuh bocah!” ketus Eunbin.

“Heh! Siapa tau dia punya alasan kan” balas Jinyoung menyikut lengan Eunbin.

Sebelum sidang, Ibu Seoyeon sempat menelpon Seoyeon, mengabarkan bahwa beliau tak dapat hadir di persidangan karena sebuah urusan yang Seoyeon tak peduli apa itu. Gadis itu hanya menjawab seadanya lantas mematikan telepon secara sepihak begitu saja. Ia sudah benar-benar tak peduli dengan orang tuanya yang ‘membuangnya’ begitu saja.



***




Nakyung mendengus kesal seraya membawa tumpukan buku ke sebuah meja di ruang perpustakaan itu. Di hari minggu yang seharusnya jadwal Nakyung untuk movie marathon terpaksa digantikan dengan pergi ke perpustakaan kota demi mengerjakan tugas individu dari guru les bahasa inggris kesayangannya—Bu Wendy—dan titipan novel dari Nancy yang ditakdirkan menjadi tetangganya.

Nakyung masih bisa mengerjakan di rumah jika tugasnya sekedar yang ada di buku. Namun kali ini masalahnya tugas dari Bu Wendy kesayangan Nakyung adalah menulis biografi Leonardo Da Vinci dalam bahasa inggris. Otak Nakyung harus kerja rodi dua kali lipat sekarang.

“Ehm, boleh gua duduk di sini? Meja lain udah penuh” tanya seseorang menunjuk bangku kosong di depan Nakyung.

Nakyung yang tengah menulis paragraf kedua dari tugasnya menoleh, dan mendapatkan Jisung yang kini berdiri di hadapannya sambil menaruh setumpuk buku komik di meja.

“Boleh” jawab Nakyung pelan, agak canggung karena intonasi Jisung sangat dingin.

Mendengar itu, Jisung langsung menjatuhkan bokongnya ke sofa  di sampingnya.

“Ngapain lu dimari?” tanya Nakyung, mata dan tangannya tetap fokus pada tugasnya.

“Menurut lo, perpus buat apa?” Jisung malah tanya balik pake nada yang ngeselin menurut Nakyung.

Nakyung menatap Jisung sekilas “Ya, buat baca” jawabnya kemudian.

Belum sempat Jisung membuka mulutnya, Nakyung kembali berbicara “Eh, ga juga sih. Ada yang nyolong wi-fi biasanya, ada yang selfie, atau sekedar ngerjain tugas. Banyak kan?”

Jisung menghembuskan napas “Ya tapi apa lo ga liat di depan gua ada apaan?”

Nakyung mengangguk.

“Ya, udah jelas gini pake nanya”

Nakyung tak mempedulikan ucapan Jisung yang terakhir. Kembali pada tugasnya yang sempat terbengkalai beberapa detik.

Hening beberapa menit. Jisung dan Nakyung sibuk pada aktivitas masing-masing, hingga di menit ke 30, terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Jisung, sehingga si pemilik mengeluarkan ponselnya.

Jiwa kepo Nakyung bangkit ketika melihat ponsel Jisung “Hp baru, Sung? Kok beda sama dulu”

Anehnya, kali ini Jisung mengangguk “Hp yang waktu itu jatuh ke mangkuk ayam lu gua cuci pake sabun, terus mati deh”

Nakyung hampir tertawa mendengarnya. Namun urung mengingat disini adalah perpustakaan “Goblok” gumam Nakyung pelan.

“Serah gua, hp hp gua” balas Jisung kembali jutek.

Ok, Nakyung sudah malas kalo sifat Jisung udah berubah kaya gini. Ia pun kembali mengerjakan tugasnya.

“Eh, Na, lu beneran suka sama Kim Jisung anak IPS?” tanya Jisung random beberapa menit kemudian.

Dalam keadaan kepala menunduk, Nakyung tersenyum tipis. Ia tahu alasan mengapa akhir-akhir ini Jisung selalu jutek kepadanya.

“Kalo iya kenapa, kalo engga kenapa?” tanya Nakyung balik.

Jisung memutar bola matanya “Nanya doang elah”

“Kepo deh” balas Nakyung.

“Anjir, gua cipok lu lama-lama”

Nakyung hanya tertawa pelan melihat kekesalan di wajah Jisung.














_____________

Comment dong gaes. Comment comment kalian adalah vitamin buat gw lanjutin cerita ini^^

Dan, jangan lupa juga buat pencet tombol bintang di pojok bawah kiri^^

Secret ||  00L [✔]Where stories live. Discover now