Fifteen !

380 54 13
                                        

Voment ya say :))


.


.




.




Di siang yang terik ini tak melunturkan semangat Haechan untuk melakukan dare yang diberikan kawan-kawannya semalam.

Bermodalkan sebuket bunga dan sebatang coklat, Haechan berdiri di tengah lapangan outdoor sekolah dengan perasaan harap-harap cemas, takut Chaeyoung tidak menerima undangannya untuk datang ke lapangan pulang sekolah.

Kawan-kawan Haechan sudah siap memberikan support beberapa meter di belakangnya. Serta beberapa siswa yang penasaran dengan apa yang akan terjadi pun mulai berkumpul mengelilingi lapangan.

Tak lama kemudian, muncullah sosok Chaeyoung dari ujung lapangan, berjalan mendekati Haechan, membut jantung lelaki itu berdetak kencang dan tubuhnya mulai mengeluarkan keringat dingin.

Nyalinya jatuh seketika kala melihat senyum Chaeyoung dibawah sinar matahari itu.

"Ada perlu apa manggil gue kesini?" tanya Chaeyoung.

Tanpa berkata apapun, Haechan segera mengeluarkan sebatang cokelat dan sebuket bunga yang sudah ia siapkan sejak pagi tadi dari balik punggungnya.

"Jadi pacar gue" ucap Haechan to the point, yang membuat teman-temannya di belakang sana berteriak heboh.

"GAS TERUS BOS!" teriak Jisung membuat senyum Haechan sedikit mengembang.

"TERIMA! TERIMA!" sorakan dari para murid yang berkumpul pun dimulai membuat jantung Haechan semakin terasa ingin copot.

Masih dengan senyum yang sama, Chaeyoung mengambil cokelat dan bunga yang Haechan berikan, membuat lelaki iu merasa senang.

Tak lama kemudian, Chaeyoung membalas "Sebelumnya, makasih banyak lo udah mau nyiapin ini semua buat gue, dan makasih juga buat cokelat sama bunganya yang pasti lo beli dengan harga yang ga murah..."

"...Dan, jawaban gue sama kalo lu tanya, gue sayang ortu apa ga" lanjutnya seraya tersenyum membuat Haechan meleleh ditempat.

"CIAAA UDAH OFC NIIHH!!" teriak Felix menggunakan toa yang entah ia pinjam dari siapa.

"PJ BRO PJ!!" teriak Jaemin, tak kalah kencengnya dari toa Felix.

Senyum Haechan mengembang dua kali lipat. Rasa bahagianya tak tergambarkan siang ini. Ya, gimana sih rasanya diterima sama cewe yang udah kita kejar selama dua tahun lamanya??

"BUBAR BUBAR!! MAU BAPAK HUKUM KALIAN SEMUA??" teriakan Pak Jaehwan tersebut membuat para murid langsung berhamburan ke segala arah. Tak terkecuali Haechan dan kawan-kawannya serta pacar barunya.

Bagi Haechan tak apa terciduk oleh guru agama hari ini, karena rasa senangnya tak akan terhapuskan oleh sebuah hukuman.

***

"Masih tau pulang kamu?!!" tanya Papa Siyeon dengan nada yang keras membuat Siyeon berdecak kesal. Sebenarnya Siyeon tahu resiko kalau dia pulang itu apa. Apalagi kalau papanya sedang ada di rumah.

Tapi ia mencoba memaksakan diri untuk pulang, karena ia tak mau merepotkan Jeno untuk ke tiga kalinya.

Tanpa menggubris pertanyaan Papanya, Siyeon berjalan masuk ke dalam kamarnya.

"Kamu durhaka ya sama Papa!!"

'BRAK!' suara pintu kamar Siyeon yang terbanting itu membuat Papanya geram. Dengan langkah cepat, Papa Siyeon berjalan menuju kamar anak gadis satu-satunya itu.

"Jangan, Pa! biarin Siyeon tenang dulu!" jeritan Mama Siyeon dari arah dapur itu membuat langkah Papa Siyeon terhenti.

"Anak kurang ajar kaya dia itu ga bisa dibiarin lagi!"

"Sudah, cukup aku saja yang kamu siksa! Jangan siksa anak kita!"

"Kenapa Papa ga pergi aja dari rumah ini?!" teriakan Siyeon dari depan kamarnya itu membuat kedua orang tuanya menoleh.

"Punya hak apa kamu ngusir Papa dari rumah Papa sendiri?!" tanya Papa Siyeon hendak menampar Siyeon, namun dihalangi oleh Mamanya.

"Kamu sebaiknya diam dulu, nak. Jangan buat Papa emosi" Ujar Mamanya dengan suara yang lembut membuat Siyeon ingin menangis detik itu juga.

Akhirnya ia pun kembali ke kamar dan menutup pintunya. Mendengar semua perdebatan kedua orangtuanya didepan kamarnya.

Tak lama kemudian, Mama Siyeon masuk ke dalam kamar anaknya dan berkata "Kemasi barang-barangmu, kita pergi ke rumah Oma sekarang"

***

Hujan deras yang tiba-tiba turun itu membuat perjalanan pulang Hyunjin dan Heejin terhambat. Masalahnya, hari ini mereka pulang naik motor, dan dengan tololnya Hyunjin lupa membawa mantel.

"Aduh, Yang, maaf ya, gara-gara aku kamu jadi basah gini" ujar Hyunjin.

"Gapapa kok, Hyun. Udah resiko aku pulang bareng pacar yang naik motor" jawab Heejin tersenyum berusaha membuat Hyunjin tak lagi merasa bersalah.

"Terus, gimana ini pulangnya? Rumah kamu masih jauh, kan?" tanya Hyunjin menatap Heejin dengan tatapan bingung.

"Iya sih, tapi rumah kamu udah deket, kan?"

Mendengar pertanyaan Heejin, Hyunjin jadi sadar kalau rumahnya memang sudah dekat.

"Oh iya. Apa, kamu ke rumah aku dulu, ganti baju, nanti kalau udah reda hujannya, aku anter ke rumah kamu"

Heejin mengangguk "Boleh lah"

Akhirnya, mereka menembus hujan untuk menuju rumah Hyunjin.

"Aduh, kalian kok hujan-hujanan, sih?" sambut Mama Hyunjin begitu mereka sampai di teras rumah.

"Hyunjin ga bawa mantel, Ma" jawab Hyunjin seraya mengeringkan rambutnya menggunakan handuk pemberian Mamanya.

"Lho, Hyunjin baru pulang?" tanya Papa Hyunjin yang kebetulan hendak keluar rumah.

"Tadi nunggu hujan reda dulu, Pa, tapi ga reda-reda, akhirnya Hyunjin terobos deh"

Papanya mengangguk, kemudian matanya melirik ke arah Heejin yang berdiri di samping Hyunjin "Ngajak siapa kamu?"

"Temen, Pa"

"Temen apa temen?" goda Mama Hyunjin.

Hyunjin nyengir sebentar kemudian menggaruk tengkuknya "Sebenarnya pacar sih, Ma"

Heejin hanya menundukkan kepalanya, menutupi rasa malunya.

"Namanya siapa?"

"Heejin, Tan"

Mama Hyunjin mengangguk kemudian tersenyum "Yaudah, ayo nak Heejin, masuk ke dalam, biar ga kedinginan"

Heejin pun mengangguk kemudian masuk ke dalam rumah Hyunjin, diikuti Hyunjin dibelakangnya.
















_______

Jawab jujur yh, alur ceritanya ngebosenin g sih??

Secret ||  00L [✔]Where stories live. Discover now