Part.4💦(Ketemu Camer)

240 19 0
                                    

    Pagi ini rasanya benar benar melahkan, Kuunii yang biasanya bangun sebelum Adzan subuh kini malah di bangunkan oleh ibunya. Ia merasa sangat lelah setelah pulang dari pesta kemarin terlebih saat sahabat gilanya ini mengajak Kuunii berdansa dengan Gilang. Dia pikir ini ada di acara pesta dansa cinderela. Main nyuruh orang dansa aja.

Tok...tok...tok...
    Suara ketukan pintu kamar membuat Kuunii menatap pintu itu dengan sangat tajam. Awalnya dia mau bangun tapi ketika bangun pergelangan kakinya mendadak sangat sakit jadi ia memutuskan untuk duduk di tepi tempat tidurnya.

    "Ya ampun kenapa lo de?" Suara Devano mengejek Kuunii yang sedang memegangi kakinya karena sakit. Ekspresi Kuunii seketika berubah hingga membuat Devano terkekeh.

    "Paan sih bang? Bete gue,adenya lagi sakit abangnya ngetawain ga jelas" ucap Kuunii sambil mengerucutkan mulutnya. Devano hanya menghela nafas lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

    "Ye... gitu doang ngambek. Eh gue hampir lupa. Tuh di depan ada temen lo yang nungguin" Devano pergi meninggalkan Kuunii tapi sebelum itu ia mengacak acak dulu rambut Kuunii.

   "Temen? Siapa? Pagi pagi begini? Ini aja baru jam enam. Masa bertamu sepagi ini? Sehat ngga sih tuh orang?" Kuunii bangkit dari duduknya dan langsung berjalan keluar kamar menuju ruang tamu. Saking penasarannya ia pada tamu itu sampai sampai harus lari di rumahnya sendiri.

    Dug!
    "Aduhhh...kaki guee!" Triak Kuunii saat kakinya menabrak Kaki Kursi di meja makan. Belum bertemu tamunya saja sudah seperti ini, apalagi nanti jika sudah bertemu.

   "Udah sakit malah tambah sakit" Kuunii berjalan pincang ke arah ruang tamunya dengan sangat Pelan. Semua orang yang melihatnya malah menertawai Kuunii yang Ceroboh. Sesampainya Kuunii di ruang tamu, Kuunii menghempaskan tubuhnya di sofa sambil mengangkat kakinya lalu meniupinya. Ia sampai lupa jika di depannya tengah ada orang yang sedang bertamu.

    "Lo kenapa? Mau gue obatin?" Suara laki laki itu langsung membuat Kuunii membulatkan matanya. Laki laki itu adalah Gilang, ada apa dia pagi pagi buta datang Ke rumah Kuunii.

    "Ck, biasa aja kali liatnya. Mata sampai mau jatuh gitu, gue tau gue ganteng" Gilang menopang dagunya dengan tangan sambil terus menatap Kuunii.

    "Apaan sih? Eh, ngapain kesini pagi pagi?" Pertanyaan Kuunii sukses membuat Gilang mengumpat. Ia lupa bahwa ia tidak punya alasan apapun untuk bertamu ke rumah Kuunii. Terlebih lagi sekarang Devano ada di belakang Kuunii sambil melipat Kedua tangannya.

    "Jadi gini, anu..." Gilang berusaha terus berpikir sementara Kuunii terus meatap Gilang dengan penuh tanda tanya.

    "Oh iya , lo inget sama perempuan yang waktu itu ngobrol sama kita kan?" Tanya Gilang yang di jawab anggukan antusias dari Kuunii.

    "Nah dia kasih tau ke nyokap gue kejadian lo di loby hotel itu. Nah jadinya ya nyokap gue minta gue jemput lo buat kerumah gue" jelas Gilang pada Kuunii yang sebenarnya berbohong. Entah ada apa dengan otak dan mulutnya sampai bisa menyampaikan hasil rundingan yang sedemikian membuat Gilang terpojok.

    "Oh gitu, ya udah aku mau ganti baju dulu" Kuunii meninggalkan Gilang di ruang tamu sementara dirinya harus berjuang mengatur nafasnya di depan Devano.

oOo

    Sesampainya di Rumah Gilang mereka langsung di sambut oleh semua keluarga Gilang, kaka, adik bahkan saudara sepupunya pun ada. tangan Kuunii benar benar sudah dingin. Tapi Gilang malah menampakan senyumannya yang bisa membuat orang meleleh.

    "Assalamu'alaikum" ucap Kuunii sebelum masuk kedalam rumah Gilang. Semua anggota keluarga langsung menghampiri mereka berdua.

    "Eh, lang. Pacar lo ya?" Tanya salah satu anggota keluarga Gilang. Kuunii yang mendengarnya langsung menginjak kaki Gilang.

    "Aww... ada apa?" Tanya Gilang yang kini terlihat seperti orang bingung. Mengapa ia harus keceplosan dengan rencana buruk seperti ini. Alhasil dia harus membuat semua anggota keluarganya mengikuti rencananya.

    "Kamu kenapa diem aja waktu keluargamu tanya aku pacarnya kamu. Hah?" Ucap Kuunii lirih di dekat telinga Gilang.

    "Ck, ngga papa. Bentar lagi juga jadian" Jawaban Gilang sukses membuat Jantung Kuunii berdetak sangat kencang. Pipinya kembali bersemu merah jambu. Di saat seperti ini Gilang masih bisa membuat Kuunii melayang. Apalagi jika ia terus bersama Kuunii.

    "Kalian ngapain bisik bisik, udah sini masuk" Seorang wanita setengah paruh baya mendekati Kuunii, membawanya agar duduk bersamanya.

    "Ma, jangan bikin Kuunii ngga nyaman sama segudang pertanyaan mama" Gilang menghempaskan tubuhnya di sofa depan Kuunii. Entah teh milik siapa di meja langsung Gilang ambil.

    "Ngga sopan lu, itu teh gue" Seorang laki laki menepis tangan Gilang yang akan mengambil teh itu lagi. Dia adalah sepupu Gilang yang sedang menginap di sini beberapa hari. Kuunii hanya terkekeh merasakan kehangatan Keluarga seperti ini. Ditengah senda gurau keluarga tiba tiba seorang perempuan datang membawa satu rantang makanan.

   "Hallo tante" Sapa perempuan itu tanpa mengucapkan salam sedikitpun. Kuunii melihat ke arah Gilang, ia melihat Gilang seperti tidak menyukai kedatangan Perempuan ini. Begitupun Kuunii, terlebih lagi pakaiannya yang sangat mini membuat Kuunii merasa tidak nyaman.

    "Hallo, Chelsa. Ayo sini duduk" Wanita yang adalah ibu dari Gilang itu mengajak Perempuan yang bernama Chelsa itu untuk duduk.

    "Eh, Gilang" Chelsa mendekati Gilang dan langsung bersandar pada Gilang. Sebenarnya Gilang sudah ingin pergi tapi ibunya memberi kode pada Gilang agar tetap di situ.

    "Apaan sih, lepasin" Gilang pindah tempat duduj jadi di sebelah Kuunii. Mata Kuunii sangat panas ketika melihat perempuan itu mendekati Gilang. Hatinyapun merasa tidak tenang. Saat ini tangan Kuunii menggengam erat sofa hingga Kuku Kukunya memutih.

    "Kuun, lo ngga papa" Tanya Gilang yang melihat Mata Kuunii terus menatap tajam kepada Chelsa.

     "Eh? Iya ngga papa ko. Cuma sedikit pusing aja" Ucap Kuunii berbohong. Ibunda Gilang yang mendengarnya langsung mendekat Ke arah Kuunii.

    "Gilang, Pacar kamu pusing? Bawa aja dia ke ruang keluarga biar ada udara. Mungkin di sini panas" Ucap ibunda Gilang seperti sudah tau maksud Kuunii. Sebenarnya ibunda Gilang juga tidak menyukai Chelsa hanya saja Chelsa yang selalu datang ke rumah Gilang.

    "Eh kok gue di tinggal sendiri sih?" Chelsa ikut masuk ke dalam. Ana adik dari Gilang hanya bisa menggelangkan kepalanya melihat tingkah laku Chelsa yang di bilang kaya cacing kepanasan.

oOo

    Saat ini Kuunii masih belum pulang dari rumah gilang karena ibunda Gilang menyuruh Kuunii untuk pulang nanti jika Chelsa sudah pulang. Kini Kuunii duduk bersebelahan dengan Gilang di ruang makan. Mereka akan makan bersama semua anggota keluarga termasuk Chelsa.

    "Mmm... biar Kuunii bantu tante" Kuunii bangkit dari duduknya untuk membantu ibunda Gilang menyiapkan semua makanannya. Gilang hanya tersenyum manis melihat Kuunii dan ibunda tersayangnya bisa bersama. Bagi Gilang mereka berdua adalah wanita terpenting dalam hidupnya.

    "Eh, Chelsa bantu juga ya tan" Chelsa Berdiri merebut semangkuk sup dari Kuunii lalu dengan sengaja Chelsa menumpahkannya di baju Kuunii. Untungnya Sup itu tidak panas sehingga Kuunii tidak mengalami sesuatu yang tidak di inginkan.

   "Ups,sorry gue ngga sengaja" Ucap Chelsa sambil menutup Mulutnya. Gilang dan anggota keluarga lainnya langsung berdiri.

    "Mmm... ngga papa, nantikan bisa kering sendiri"

    "Eh, ngga bisa gitu. Ana ajak Kuunii ke kamarmu untuk ganti baju" Anna yang merasa terpanggil langsung berdiri dengan senyum manisnya yang sama seperti Gilang.

    "Ka" panggil anna pada Kuunii yang sedang berjalan di sampingnya. "Ya, ada apa?" Tanya Kuunii sambil memperhatikan jalan. Rumah Gilang tak jauh beda dengan rumah Kuunii, jadi Kuunii tidak perlu terkejut saat berjalan dari ruang makan menuju Kamar Anna.

TBC
_______________________
Sekian updetnya guys, semoga suka ya. Ya udah kalo gitu.cuma mau ngomong jangan lupa tinggalkan jejak.

Assalamu'alaikum

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang