Part.44💦

88 6 0
                                    


     Setelah beberapa hari kemarin Kuunii selalu menemani Gilang, hari ini Kuunii tidak dapat menjenguknya. Ini semua karena saran dari ibunda Gilang yang mengatakan jika Kuunii harus melanjutkan sekolahnya agar bisa ikut pulang ke Indonesia bersama Gilang.

     "Pagi..." suara dingin Phelia berhasil membuat Kuunii menaikan satu alisnya,

     "Kenapa? Berantem lagi?" Tanya Kuunii yang merasa perkataannya memang benar,

     "Iya lah, masa cuma gara gara kurang nambahin setengah sendok gula dia marah. Emang dia kira aku ini ART di rumahnya? Ngga mikir banget kan? Mentang mentang aku utang budi, dia nyuruh nyuruh aku seenaknya." Kuunii hanya bertanya tidak sampai lima kata, Tetapi Phelia menjawab pertanyaan Kuunii dengan kata yang sangat membuat Kuunii malas mendengarkan.

     "Kuunii, Ayah mau bicara sama kamu. Ikut ayah ke taman belakang" Suara sang Ayah kali ini terdengar lebih asing dari biasanya. Yang Kuunii tau sang ayah jika sudah seperti ini pasti ada hal yang serius yang harus di bicarakan.

     Sesampainya Kuunii di taman belakang rumahnya, ia langsung di sambut oleh kehadiran sang Ayah yang sedang duduk sambil meminum secangkir teh hangat.

     "Iya yah, ada apa?" Tanya Kuunii,

     "Ayah tau, ini keputusan yang sulit. Tapi ini yang terbaik nak, kamu sudah mengenal Alvaro kan?" Perasaan Kuunii sungguh sangat buruk ketika sang Ayah menanyainya tentang Alvaro.

     "Iya" jawab Kuunii dengan singkat,

     "Keluarga Alvaro, Ayah, dan ibumu sudah berniat untuk menjodohkan kalian" Perkataan sang Ayah sontak membuat Kuunii diam mematung. Bagaimana tidak, itu artinya Kuunii tidak bisa bersama Gilang dan bukan hanya itu, tapi Kuunii juga menghancurkan perasaan Phelia.

     "Ngga, pokoknya Kuunii ngga mau dan ngga akan pernah mau" Ucap Kuunii sambil berdiri, berniat untuk pergi meninggalkan sang Ayah.

     "Kuunii Devorenz, dengarkan Ayah. Ini semua demi kebaikanmu nak!" Bentak Ayah Kuunii dengan nada mengancam,

     "Kebaikan Kuunii atau Kebaikan perusahan ayah?" Pertanyaan Kuunii membuat sang ayah diam. Diamnya sang Ayah membuka kesempatan Kuunii untuk pergi meninggalkan Ayahnya.

     "Hey, om bilang apa?" Tanya Phelia saat melihat Kuunii sedang berjalan mendekati meja makan,

     "Ngga kok, Ayah cuma bilang aku harus melanjutkan sekolah ku sampai ke tingkat tinggi" Jawab Kuunii berbohong sambil tersenyum,

     "Oke, ya udah berangkat yu" Ajak Phelia,

     "Ayo, semangatttt!!!" Triak Kuunii sambil mengepalkan kedua tangannya ke samping,

     Mereka berdua berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumah, hari ini mereka berniat akan mengikuti pelajaran dengan lebih baik, di sepanjang perjalanan mereka berdua terus tertawa sesekali saling mengejek.

     'Gimana caranya bilang ke kamu Phelia' Ucap Kuunii di dalam hati, ia benar benar tidak tau bagaimana caranya mengatakan pada Phelia kejadian yang sebenarnya terjadi tadi. Apalagi saat Kuunii mengingat perkataannya bersama ketiga sahabatnya.

Flashback,

     "Kita akan terus bersahabat, dan kita ngga boleh berantem cuma gara gara masalah laki laki" Ucap Kuunii,

     "Iya, dan kita harus terus bersama dalam keadaan apapun" sambung Phelia,

Flashback off

oOo

     Saat ini Kuunii sudah berada di sebuah Cafe dengan masih menggunakan seragam sekolah, ia bingung apa yang harus ia katakan saat Phelia tau kebenarannya.

     "Kejutannnn!" Triak Manda dan Namira yang mendadak muncul dari bawah kolong meja,

     "Paan sih, ngga lucu tau ngga" Balas Kuunii dengan nada dingin, toh siapa suruh mengganggu aktifitas Kuunii yang sedang merenungkan dirinya.

     "Kok jutek banget sih?" Tanya Manda dan Namira secara bersamaan,

     "Kalian bisa tolong aku?" Jawab Kuunii balik bertanya,

     "Kita itu sahabat jadi harus saling tolong menolong" Jawab Namira sambil melahap ice cream milik Kuunii,

     "Bantu aku, menolak perjodohan yang ayah rencanakan" permintaan Kuunii membuat Kedua sahabatnya ini menatapnya,

     "Kuun, aku ngga ngerti. Maksudnya kamu mau di jodohin? Tapi sama siapa?" Tanya Manda,

     "Alvaro!" Perkataan Kuunii tanpa sadar terdengar oleh Phelia yang baru akan masuk ke Cafe,

     "Kok bisa sih?" Tanya Namira yang tidak melihat kehadiran Phelia di depan pintu Cafe,

     "Aku ngga tau tapi Ayah bilang keluarga Alvaro udah setuju kalo aku sama Alvaro mau di jodohin -" belum selesai Kuunii menjelaskan pada Namira, kedua bola matanya menangkap kehadiran Phelia di depan pintu Cafe,

     "Phe....lia" Ucap Kuunii dengan lemas, setetes demi setetes air mata mulai keluar dari kedua bola mata Phelia dan Kuunii,

     "Phelia ini semua bukan," baru Kuunii akan menyelesaikan perkataannya, Phelia sudah tersenyum samar ke arahnya.

     "Ya aku ngerti Kuun, tapi tolong kasih aku waktu buat sendiri" Kuunii tidak tau lagi harus berbuat apa saat Phelia mengatakan semua itu padanya,

________________
TBC

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang