Part.12💦( Bujukan )

195 10 0
                                    

Sebanyak apapun kamu menjelaskannya aku tidak akan lagi mempercayaimu. Kepercayaan yang dulu di bangun dengan kokoh kini runtuh karna kesalahanmu sendiri
- Kuunii Devorenz -

     Entah sudah berapa kali Kuunii mengatai Gilang. Anggota keluarga yang melihat Kuunii berbicara sendiripun langsung merinding ngeri. Termasuk kakanya, Devano yang suka sekali mengganggu Kuunii.

    "Woy, kanapa lu? Muka lecek banget kaya ngga pernah di setrika aja?" Devano mendekati Kuunii yang sedang duduk berpangku tangan di depan televisi di ruang keluarga.

    "Sudah, ayo makan. Kalian ini suka sekali membuat orang tua pusing" ibunda Kuunii menaruh beberapa makanan di meja makan. Devano dengan semangat 45 sudah duduk di kursinya sementara Kuunii dengan lemasnya berjalan ke meja makan. Ia masih memikirkan tentang Gilang yang kemarin di temuinya.

    "Ada apa denganmu nak, kenapa sepertinya tidak bersemangat?" Tanya william pada Kuunii yang sedang diam dengan tatapan kosong.

    "Bagaimana rencana ayah yang akan mengirim Kuunii untuk bersekolah di paris?" Pertangaan Devano sukses membuat Kuunii semakin kesal dengan kaka sintingnya ini. Bisakah satu kali saja dia tidak mencampuri urusan pribadinya.

    "Ayah sudah memikirkannya, tapi entahlah adikmu. Dia bersedia atau tidak? Ayah hanya akan mengirimnya untuk bersekolah seperti Diandra setelah lulus ia harus kembali ke sini" jelas William yang dia angguki oleh jessy dan Devano. Mungkinkah Kuunii akan menyetujuinya. Bahkan Kuunii adalah anak yang paling keras kepala di antara saudara saudaranya.

     "Bagaimana Kuunii?"Kini kedua mata William mengarah pada Kuunii yang sedang memainkan sendoknya di atas piring makanan.

     "Eh? Apa yah?" Kini semua anggota keluarga menghembuskan nafasnya pelan, William dan Devano menepuk dahinya masing masing. Sementara jessy hanya bisa menggelengkan Kepalanya.

     "Apa yang sedang kamu pikirkan nak?" Tanya William

     "Kuunii akan berangkat besok pagi, permisi" Tak ada angin, tak ada hujan, tiba tiba saja Kuunii menyetujui permintaan Ayahnya. Reaksi Kuunii tadi membuat semua anggota keluarga merasakan ada yang aneh dalam diri Kuunii.

    "Devano akan bicara pada Kuunii, permisi" Devano berdiri meninggalkan meja makan menuju kamar adiknya di atas. Ia tidak habis pikir dengan sikap diam adiknya itu. Sesampainya di kamar Kuunii, ia melihat Kuunii sedang duduk di tengah ranjang sambil melipat kakinya dengan tatapan kosong. Ia tidak mengerti apa yang adiknya lakukan sampai saat ini. Kuunii hanya diam, sesekali Devano melihat setitik air mata di ujung mata Kuunii.

oOo

     Saat ini semua anggota keluarga Devorenz sedang berada di Kediaman Richardsoon. Tak terkecuali Kuunii dan Devano. Mungkin jika Phelia ada di sana ia akan membuat Ke kacauan. Setidaknya untuk saat ini para orang tua Phelia belum memanggil Phelia untuk turun ke bawah.

     "Bagaimana Reyhan, kau setuju dengan permintaan putriku?"Tanya William dengan antusias, ia berharap sahabatnya ini akan menyetujui permintaan Kuunii. Jika tidak jangan harap Kuunii akan pergi ke Paris.

     "Mmm... sepertinya biar anaku saja yang memutuskannya. Tolong panggilkan Phelia kemari" Usai percakapan dua orang pria dewasa itu. Mereka kini teralihkan oleh senda gurau istri mereka.

     "selamat malam semua" Phelia yang baru datang langsung mengehempaskan tubuhnya di atas Sofa dekat Kuunii. Tapi kali ini Kuunii terus memohon Phelia dengan bahasa tubuhnya agar Kuunii tidak jadi ke Paris.

     "Nak Phelia, Kedatangan kami semua kemari hanya untuk memohon kepada nak Phelia agar bisa menemani Kuunii belajar di Paris. Toh kita juga sudah akan menjadi saudara, ya kan Rey" Jelas William pada Phelia. Kuunii hanya menghela nafas karna saat ini Kuunii bisa memastikan Phelia tidak tau apa yang William bicarakan.

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang