Part.17💦( Kevin )

147 11 1
                                    

Terimakasih, karna kalian mau berada di sisiku bagaimana pun yang terjadi, aku menyayangi kalian sahabatku
- Kuunii Devorenz -

    Pagi ini Kuunii dan Phelia sudah bersiap di halaman untuk melaksanakan olahraga yang menurut mereka harus di laksanakan,  yaitu lari pagi.

   "Ayo Cepatlah hanya mengikat tali sepatu saja lama sekali" Protes Kuunii sambil melipat kedua tangannya di depan dada, ia heran kepada bocah tengil di depannya ini. Bisa bisanya mengikat tali sepatunya sangat lama seperti mengikat tali untuk menangkap Buaya. Phelia menghela nafas pelan.

    "Cerewet sekali, ayo aku sudah siap" ajak Phelia, tak lama kemudian mereka sudah berlari bersama sama sambil mendengarkan musik menggunakan Earphonenya masing masing. Sudah 5 menit mereka berlari dan akhirnya mereka berhenti di depan sebuah Cafe. Cafe yang saat ini di penuhi oleh pasangan pemuda pemudi yang sedang berjalan jalan menikmati indahnya pagi.

    "Aku akan memesan makanannya, tunggu disini" Ucap Kuunii lalu pergi meninggalkan Phelia yang sedang duduk di Kursi yang terbuat dari rotan. Ketika Kuunii sedang memesan makanan tiba tiba ada seseorang laki laki yang menepuk bahunya dengan pelan.

    "Excusez-moi, madame, n'êtes-vous pas la femme à laquelle j'ai été frappé à ce moment-là? ... Je suis désolé de vous avoir heurté accidentellement hier. J'étais pressé"(permisi nona, bukankah kau perempuan yang saat itu aku tabrak?.maaf aku tidak sengaja menabrakmu kemarin.saat itu aku sedang terburu. buru)Ucap laki laki itu sambil bersandar di dinding Cafe. Laki laki yang sama yang berkata Sorry dengan dingin di Restoran yang bagi Kuunii tempat hatinya hancur.

    "oh oui, peu importe, de toute façon je l'ai oublié. oh oui ne m'appelle pas dame, appelle moi kunii" ( oh, iya itu tidak masalah.lagi pula aku sudah melupakannya.oh ya jangan panggil aku nona, panggil saja Kuunii) Jawab Kuunii, padahal ia sudah melupakan kejadian kemarin saat ada laki laki yang menabraknya.

    "Très bien, et présentez-moi Kevin Syakir Bramasta" ( baiklah, dan perkenalkan Aku Kevin Syakir Bramasta) Laki laki itu mengulurkan tangannya pada Kuunii, Kuunii pun membalasnya dengan senyuman termanisnya.

    "Attends-tu d'Indonésie? Ton nom m'est familier"( Tunggu apakah kau berasal dari Indonesia? namamu tak asing lagi bagi ku?) Tanya Kuunii sambil membayar makann yang ia pesan untuknya dan Phelia.

    "oui, vous venez d'Indonésie? alors nous parlons seulement la langue indonésienne" ( iya, jadi kau juga dari indonesia?kalau begitu kita berbicara menggunakan bahasa indonesia saja ) Kuunii langsung mengangguk mendengar permintaan Kevin yang baginya sangat mudah, terlebih lagi Kuunii baru belajar bahasa Prancis beberapa hari lalu. Itu pun di youtobe. Jadi dengan senang hati Kuunii melakukannya.

    "Baiklah, aku sudah selesai kevin, jika kau ingin bergabung bersama kami, meja kami ada di sebelah sana" Tunjuk Kuunii ke arah Phelia yang sedang bermain ponselnya.

     "bolehkah aku meminta Alamat rumahmu?" Dengan ragu Kuunii mengangguk lalu menuliskan sesuatu di ponsel Kevin yang Kevin berikan padanya. Entah kenapa Kuunii suka melihat senyum Kevin, padahal ini baru pertemuan keduanya dengan Kevin. Phelia dari kejauhan sudah melambai lambaikan tangannya pada Kuunii berharap makanan itu segera hadir di hadapannya. Kuunii yang melihatnya langsung menambil nampan berisi makanan yang sudah ia pesan tadi.

    "Mmm... aku permisi dulu, temanku sudah menunggu" Ucap Kuunii lalu pergi ke arah tempat Phelia duduk. Ia masih membayangkan senyum Kevin.  Senyum yang sepertinya ia kenal sejak lama, tapi senyuman siapa Kuunii belum tau pasti.

    "Eh, Gimana kalo kita bikin Cafe. Nanti namanya Blue Cafe" Perkataan Phelia kini membuat Kuunii mengacungkan dua jempolnya. Ia setuju jika mengenai masalah bisnis seperti ini. Apa lagi jika mengaitkan dengan bidang Kuliner. Kuunii ini sangat suka memasak dan membuat makanan aneh tapi rasanya bisa di bilang kelas atas.

oOo

     Malam ini malam yang membuat Kuunii dan Phelia sangat bosan. Tidak ada orang yang mengajak mereka pergi keluar ataupun membuat mereka tertawa lepas. Detik berikutnya mereka berdua saling berbalas kata demi kata.

    "Bosen"

    "Bete"

    "Gabut"

    "Lemes"

    "Loyo"

    "Ngantuk"

    "Cape"

    "Laper"

    "Haus"

    "Bingung"

    Di tengah tengah kata yang sedang mereka debatkan tiba tiba suara bel rumah melesat masuk ke dalam telinga mereka. Wajah mereka berubah jadi senang, mereka berharap itu adalah kedua sahabat mereka. Dengan Cepat Kuunii berlari dari ruang keluarga menuju ruang tamu hingga akhirnya Kuunii membuka pintu dan langsung memeluk siapapun orang yang ada di depannya. Sementara Phelia yang baru tiba di sana langsung membeku di tempat. Kini tak berpikir panjang lagi Phelia menarik Kuunii yang sedang memeluk erat Kevin.

    Plak!!!
    Phelia menjitak Kuunii menggunakan remot kontrol yang ia pegang dari tadi. Kuunii lalu menatap tajam ke arah Phelia sambil mengusap bagian kepalanya yang terkena jitakan Phelia.

    "Apa kamu mulai Gila?"tanya Kuunii drngan geram.

    "Kali ini kamu yang gila, lihatlah siapa orang yang kamu peluk barusan. Dasar memalukan" Mendengar ucapan Phelia Kuunii langsung menengok ke arah orang yang tadi ia peluk,

    "Ke...kevin, maaf ya. Aku bener bener ngga tau kamu itu kevin" Kevin hanya mengangguk sambil memeberi senyum manisnya yang membuat pipi Kuunii merah merona.

    "M - Mari masuk" Perintah Kuunii dengan gugup, iya tau ini semua memang aneh tapi entah kenapa hatinya berkata Kevin lebih baik dari Gilang. Setelah Kevin duduk dan di suguhi aneka macam kue kering dari Indonesia mereka langsung mengobrol asik, sesekali mereka juga bersenda gurau. Humoris, satu kata yang tergambar untuk Kevin menurut Kuunii.

    "Eh, besok malam kalian datang ke Le jules verne. Katakan saja meja pesanan Kevin Bramasta" Jelas kevin sebelum keluar dari rumah Ini. Kuunii dan Phelia hanya mengangguk lalu segera kembali ke ruang keluarga.

    "Kamu tau dimana Le jules verne?" Tanya Kuunii

    "Tau, di lantai dua menara Eiffel" jelas Phelia

    "Serius" Ucap Kuunii meyakinkan dirinya sendiri.

    "Iya, kamu tau ngga harga makanan di sana" tanya Phelia.

    "Ngga, emangnya berapa" Kini Kuunii balik bertanya

    "Kalo dalam rupiah itu sekitar empat juta. Itu aja porsi standarnya, kalo yang sepesial bisa lebih dari empat juta" Jelas Phelia sambil memakan makanan ringan di depannya.

    "Jadi, bisa di simpulkan Kevin bukan orang biasa. Pasti ayahnya seorang pengusaha sukses di sini" sambung Phelia. Kuunii hanya mengangguk mengiyakan.

TBC
_________________________

Kali ini ngga masukin Gilang, tapi Kevin. Jangan lupa budayakan votemen tinggalkan jejak.

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang