Part.42💦( Depresi )

98 6 0
                                    


     Semenjak pulang dari rumah sakit kemarin malam Kuunii terus melamun entah memikirkan apa. Terkadang ia histeris dan mengurung diri dikamar. Seperti saat ini Kuunii tengah melamun sambil memainkan makanan yang harusnya ia makan. Phelia dan semua anggota keluarga hanya bisa berdiam mengamati Kuunii yang seperti tidak memiliki semangat hidup sama sekali.

     "Semuanya Phelia berangkat dulu ya, Kuun aku berangkat. Assalamu'alaikum" Ucap Phelia sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumahnya. Walau sebenarnya ia tidak tega meninggalkan Kuunii, tapi semua ini harus ia lakukan atas perintah orang tua Kuunii.

     Setelah Phelia pergi kini Kuunii berdiri dan berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Makanannya sama sekali tidak dimakan oleh Kuunii, kedua orang tua Kuunii pun merasa khawatir atas semua yang terjadi pada Kuuniii.

     "Tenang yah, Devano sama Kayla akan berusaha membuat Kuunii kembali seperti dulu" ucap Devano dengan penuh keyakinan. Mereka yakin Kuunii akan kembali seperti dulu asalkan tidak Ada yang membuat Kuunii mengingat kecelakaan tempo hari.

     Kuunii duduk ditepi tempat tidur, kamarnya masih rapi hanya beberapa barang yang Tidak tertata pada tempatnya. Kuunii masih melamun memikirkan keadaan Gilang sementara Gilang masih terbaring lemah di rumah sakit dengan berbagai macam alat medis yang menopang hidupnya. Deringan ponsel membuat Kuunii tersadar dari lamunannya. Dilihatnya ponsel yang tergeletak tak jauh darinya. Tak berpikir lama Kuunii mengangkat telfon itu.

     "Hallo" Suara Kuunii yang lemah terngiang di telinga sang penelfon.

     "Ya, sorry ganggu. Cuma mau tanya kenapa lo tega mau bunuh orang yang gue sayang. Lo mau bunuh dia, katanya lo orang yang paling sayang sama Gilang, tapi kenapa lo tega mau bunuh Gilang. Denger ya, sekali lo pembunuh akan tercap sebagai pembunuh" deg...... Semua perkataan orang itu melesat masuk dan bersarang di telinga Kuunii hingga Kuunii bisa terus mendengarnya.

      Brakkkk.....
      Kuunii melempar ponselnya, ia terus menutup telinganya sambil berkata Aku Bukan Pembunuh mata Kuunii sudah mengeluarkan cairan bening yang mengalir di pipinya. Kuunii mengobrak abrik isi kamarnya. Ia memecahkan semua vas dan hiasan kamarnya. Gelas yang berisi air juga ia lempar. Tangan Kuunii sudah berdarah tapi Kuunii tetap terus berteriak membabi buta.

     "Haaaaaaaaa.......  Aku bukan pembunuhhhh... " Triak Kuunii hingga membuat semua anggota keluarga yang sedang sarapan lari ke kamarnya. Yang pertama membuka Pintu adalah Devano, setelah itu baru semua orabg melihat kondisi Kuunii yang benar benar kacau.

     "Kuunii" Kevin yang baru datang langsung ikut melihat keadaan Kuunii. Di dalam kamar yang berantakan Kuunii meringkuk di ujung ruangan sambil memeluk lututnya dan terus berkata aku bukan pembunuh.

     "Kevin, jemput Phelia sekarang" ucap ibunda Kuunii. Karna ia tau orang yang bisa menenangkan Kuunii hanya Phelia.

     "Iya tante, tapi sebelum itu tolong jangan ada yang bergerak ke arah Kuunii. Karna Kuunii bisa saja mengahiri hidupnya saat kalian memaksa mendekati Kuunii" Kevin berlari ke lantai satu Menjemput Phelia yang masih Ada di sekolah. Karna Phelia masih mengikuti pelajaran di sekolah.

     "Kayla, papah akan cari tau keadaan Gilang. Sementara itu kalian perhatikan Kuunii" perintah sang Ayahanda Kayla dan Phelia yang diangguki oleh kayla.

     Di sepanjang perjalanan setelah menjemput Phelia, kevin terus menceritakan kondisi Kuunii pada Phelia.

     "Vin, tapi aku yakin Kuunii ngga akan kaya gini kalo ngga ada orang yang bilang kalo Kuunii itu pembunuh" Ucap Phelia.

     "Tapi siapa? Bukannya Kuunii ngga pernah keluar sejak pulang dari rumah sakit kemarin?" tanya kevin ikut berargumentasi.

     "CCTV" Jawab Phelia dengan nada datarnya.

     "Hah? Maksudnya?" tanya Kevin lagi.

     "Cepet nyetirnya, aku punya solusi" Jawab Phelia, dan Akhirnya Kevin mengangguk. Mereka terus diam hingga akhirnya sampai di halaman rumah. Dengan cepat Phelia naik ke atas menuju kamar Kuunii. Di sana masih terlihat semua anggota keluarga yang khawatir.

     "dimana Kuunii?" Tanya Phelia saat sudah ada di depan kamar Kuunii.

     "Dia disana, tante bingung harus ngapain nak" jessy terus menangis di dekapan william, Ayahanda Kuunii.

     "ka vano jadikan pasang CCTV di kamar Kuunii kemarin?" tanya Phelia

     "Iya, itu di sana" jawab Devano, Phelia langsung berjalan bersama Kevin untuk melihat rekaman CCTV di kamar Kuunii.

     "Kita liat ya vin" Ucap Phelia, di sana Mulai di putar rekaman CCTV di kamar Kuunii. Tiba tiba saja Phelia memegang bahu Kevin.

     "Tuhkan, tadi kamu liat Kuunii nerima telfon trus mendadak dia banting telfon trus triak" Phelia dan Kevin langsung kembali lagi Ke kamar Kuunii, mereka langsung masuk mencari tiap Keping ponsel Kuunii yang terpisah pisah.

     "Kalian ngapain?" Tanya Devano,

     "Cari hp Kuunii ka" Jawab Phelia, dan akhirnya Kevin dan Phelia berhasil menemukan kepingan ponsel Kuunii.

     "Kamu bilang ke namira sama manda suruh kasih ini ke orang yang bisa benerin hp" Ucap Phelia dengan yakin.

TBC
_______________________

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang