Part.14💦( Aneh )

162 10 7
                                    

     Pagi ini Kuunii sudah bangun dengan pakaian rapi, ia sudah berdiri di halaman belakang sambil memainkan Laptopnya dengan sangat jeli. Tiba tiba matanya menangkap Gilang dan Varo yang sedang bersenda gurau di belakangnya.

    "bisakah kalian tertawa tidak terlalu keras?" Kuunii berbalik badan karna merasa terganggu dengan suara tawa mereka berdua. Phelia yang sudah berpakaian rapi sambil memgang tasnya menatap sinis ke arah dua laki laki yang sedari tadi tertawa.

    "Kuunii Papa bilang kita home schooling selama satu tahun. Habis itu kita baru bisa kuliah di unifersitas sekitar sini" Ucap Phelia sambil mendaratkan dirinya di Kursi dekat Tempat Kuunii duduk.

    "Buat apa Ayah ngirim gue ke sini kalo ujung ujungnya kita di suruh home Schooling" Kuunii menaruh kasar Laptopnya di atas meja. Ia tidak habis pikir apa maksud ayah dan ayahnya Phelia. Apa mereka berencana untuk membuat putri putrinya depresi. Di tengah tengah kebimbangan Kuunii mendadak ponselnya dan ponsel Phelia bergetar bersama sama. Di lihatnya pesan dari ayah mereka. Ayah mereka mekatakan di Paris mereka tidak boleh berbicara dengan bahasa lo-gue. Pesan itu sontak memmbuat Kuunii bertambah dongkol.

    "Oke, ini ngga sulit. Demi kelangsungan hidup gue, eh maksudnya aku dan sahabatku tercinta." Ucap Phelia sambil berdiri dengan semangat.

    "Cepat ikut" Varo menarik tangan Phelia agar Phelia mau mengikutinya, tapi nihil Phelia malah memberontak. "Ih, Lepas. Main tarik tarik aja emang aku Ketapel. Dah sana syuh..syuh.. pergi" penolakan Phelia tidak berpengaruh pada Varo. Denagn sigap Varo menutup mata Phelia dengan satu tangannya sedangkan tangan yang lain menariknya pergi dari halaman belakang. Kuunii hanya bisa menghela nafas, ia pun memmutuskan untuk pergi dari halaman ini. Tapi belum sempat ia berdiri dengan tegak, tangan Gilang sudah memegang tangan Kuunii.

     "Lepaskan tanganku sekarang" Kuunii menatap tajam ke arah Tangan Gilang. Sekarang Kuunii tau kenapa Varo menyuruh Phelia pergi bersamanya. Perlahan Kuunii tersenyum licik ke arah Gilang. Entah kenapa sejak satu rumah dengan Phelia, segala pemikirannya langsung sejalan dengan Phelia.

    "Tolong beri aku kesempatan, satu kali saja. Untuk menjelas-" Belum selesai Gilang berbicara Kuunii sudah memasukan apel di mulut Gilang. Kali ini rasa amarah Kuunii sedikit berkurang. Karna ide konyol itu.

    "Qwdrett sthgujb" Entah apa yang di ucapkan Gilang di balik apel merah yang Kuunii masukan ke mulut Gilang tadi.

    "Sorry, Mr. Adytama" Kuunii pergi meninggaalkan Gilang yang sedang susah melepas apel yang menyangkut di giginya.

    "Itu belum seberapa sama rasa sakit yang aku rasakan" Ucap Kuunii pelan sambil sesekali melirik ke arah Gilang dari sudut matanya.

oOo

     Saat ini dua pasang manusia sedang berada di dalam mobil milik Gilang. Entah kenapa Kuunii sengaja duduk di depan bersama Gilang. Padahal kemarin ia protes saat ia dan Gilang ada dalam satu mobil.

    "Kita ke Cafe yang kemarin aja ya" Ucap Gilang di tengah keheningan di dalam mobil ini. Sementara sudut matanya masih meneliti setiap gerakan yang Kuunii lakukan. Siang ini Kuunii rasanya ingin membuat Gilang sadar betapa ia mencintainya. Tapi apa yang bisa dia lakukan, otak dia tak selicik otak Phelia dan Namira dengan berbagai macam rencana konyol mereka. Tapi rencana mereka selalu berhasil dengan mulus.

    "Bisa tolong angkat telfonnya, mungkin itu dari kekasihmu" ucap Kuunii yang mendengar deringan ponsel Gilang. Satu alis Gilang terangkat menandakan ia sedang bertanya'siapa'.

     "Oh, baiklah" Jawab Gilang, Kuunii sempat melihat layar ponsel Gilang yang menampilkan tulisan 'Dania is Calling'

     "Hallo, dan. Ada apa?" Tanyanya pada dania yang menefonnya. Kuunii dapat mendengar pembicaraan mereka, mulai dari menanyai makan. Biaya rumah sakit, eh tapi tunggu. Biaya rumah sakit? Apa maksudnya? Bukankah Dania orang kaya? Dan untuk apa biaya rumah sakit yang mereka bicarakan?. Begitu Gilang selesai dengan urusannya Phelia langsung mengambil alih posisi pengemudi, ia sudah tidak tahan melihat Kuunii mulai sakit hati.

    "Oke, Pegangan semua" Phelia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, hanya butuh beberapa menit untuk sampai di Cafe. Akhirnya Phelia sampai juga, seisi mobil langsung berjalan keluar Mobil dengan santai kecuali Kuunii yang kini sedang jongkok di depan pintu mobil.

    "Eh? Kamu ngga papakan?" Tanya Phelia,

    "Aku pusing, seumur umur ngga pernah liat kamu bawa mobil seperti itu. Kamu bisa membuat aku memuntahkan semua makanan ku tadi. Kamu benar benar gila" jelas Kuunii sambil mengerucutkan bibirnya.

    "Maaf, karna itu mobil sport keluaran terbaru. Jadi kecepatannya lebih dari kecepatan mobilku. Ya, apa boleh buat. Aku jadi memanfaatkan kesempatan itu" Kini Kuunii benar benar muak dengan Cengiran lebar Phelia.

    "Apa yang kalian lakukan di situ, cepat masuk. Sebelum ada singa mendekati kalian" Kuunii yang mendengar ucapan Varo langsung berlari masuk ke dalam meninggalkan Phelia yang sedang memasang wajah konyolnya.

     Brakkk...
     Entah sejak kapan Gilang berdiri di depan pintu Cafe itu sehingga Kuunii menabrak Gilang dengan sangat keras.Kuunii langsung terhempas jatuh kebawah tapi sebelum Kuunii jatuh Gilang sudah meraih tangan Kuunii.

     "Berhati hatilah" Tegur Gilang,

     "Dasar bodoh! Kamu pikir hanya aku saja yang lewat di sini. Jika ada orang lain yang lewat di sini dia pasti juga akan jatuh, lagi pula apa yang kamu lakukan di depan pintu seperti ini" Kuunii mengomel tidak jelas, Sementara Gilang hanya bisa tersenyum sendiri.

    "Apa dia sudah Gila?" Ucap Kuunii sambil mendaratkan dirinya di salah satu dari empat Kursi di Cafe. Tak lama kemudian tiga orang yang tadi bersamanya langsung menyusul duduk di dekat Kuunii.

TBC
_______________________

Jangan Lupa budayakan Votmen😊
Dah cuma mau bilang itu

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang