Part.9💦( Canggung )

197 17 0
                                    

Karnamu aku tau apa itu cinta sejati, dan karna mu pula aku tau apa itu pengorbanan dan kesetiaan
- Gilang Adytama -

    Pagi ini Kuunii bangun dengan hati yang sangat senang di banding hari hari biasanya. Bahkan Kuunii Menyiapkan minuman untuk keluarganya mulai dari susu, kopi,dan Teh.

    "Pagi semua" Kuunii duduk di depan Devano yang sedang mengunyah roti yang ada di tangannya. Kuunii dengan bahagianya mengambil sehelai Roti lalu ia mengolesi selai coklat di atasnya.

    "Ciee... yang lagi kasmaran" Devano mulai menggoda Kuunii dengan Ucapannya. Tapi yang Kuunii heran kenapa Ayahnya yang over protektif diam saja ketika Gilang menembaknya di hadapan semua orang.

    "Apaan sih ka, makanya buruan nikah sama ka Kayla. Lagian dia kakanya Phelia. Apa salahanya kalo kalian Nikah. Kan jadi bisa nambah tali persaudaraan" Kuunii berbicara sambil sibuk menikmati Roti yang ia makan.

    "Nah, bener tuh kata adikmu. Umurmu dah cukup buat punya istri Van" Jessy, mulai mendukung anak perempuannya. Sedangkan William hanya diam mengangguk. Seperti biasa Kuunii tertawa penuh kemenangan. Karna kali ini ia tidak kalah dari sang kaka yang selalu mengerjainya.

    "Ibu, apaan sih. Kok jadi bahas nikah" Devano mengerucutkan bibirnya, di tengah kehangatan di meja makan. Seorang Asisten rumah tangga menghampiri Kuunii.

    "Permisi non, ada pemuda yang ingin bertemu" Kuunii menyeritkan dahinya bingung, lalu william menyuruh Kuunii untuk menemui pemuda yang di bicarakan. Dengan semangat 45 Kuunii berjalan menuju ruang tamu.

    "Mana katanya ada pemuda. Ahh, mba inah boong nih" Ketika Kuunii hendak kembali lagi, tangan seorang laki laki memegang pergelangan tangannya. Menahan agar Kuunii tidak pergi. Mata Kuunii sukses membulat ketika melihat laki laki itu adalah Gilang. Senyum manis terukir di raut wajah Gilang yang menyambut sang kekasih di pagi hari.

    "Ka...kamu" Ucap Kuunii terbata, jika di ijinkan saat ini Kuunii akan pinsan di tempat lalu menjatuhkan kepalanya terlebih dahulu agar ia bisa lupa dengan semua yang terjadi.

    "Selamat pagi, mulai hari ini aku akan mengantarmu kesekolah setiap hari. Itupun jika kamu tidak keberatan" Jelas Gilang pada Kuunii yang masih termenung di tempatnya menatap kosong ke arah Gilang.

    "Hah? Apa tidak merepotkan?" Kuunii bertanya yang di balas Gilang dengan menepuk dahinya sendiri. Kuunii terlalu polos untuk mengerti arti pacaran. Tapi Kuunii ahli dalam urusan Cinta. Karna dia yang terbukti setia.

    "apa kamu lupa aku ini pacarmu, jika kamu tak ada bersamaku mungkin itu yang bisa di sebut merepotkan" Gilang dan Kuunii sibuk beradu pendapat, tanpa mereka sadari William dan Jessy sudah ada di belakangnya. Mereka berdua tengah menonton Drama anaknya.

    "Mmm...Baiklah, aku akan mengambil tas di dalam" Kuunii pergi ke ruang makan, mengambil tas yang ia taruh di atas korsi dekat tempat duduknya tadi. Saat ini benar benar membuat Kuunii seperti di puja bagaikan putri raja.

     "Ayah, ibu. Kuunii berangkat dulu" setelah mereka berdua mencium tangan William dan Jessy. Mereka langsung masuk ke mobil Gilang. Betapa terkejutnya Kuunii saat menyadari tangan Gilang tengah menggenggam tangan Kuunii.

    "Bisakah kamu tidak bersikap seperti ini?" Gilang berbicara sambil memperhatikan jalan yang mereka lewati. Beberapa kali ada orang yang memberi senyuman pada Mereka Berdua ketika mereka berhenti di lampu merah.

    "Aku ingin kamu bersikap seperti saat kita belum pacaran" Tambah Gilang.

    "Baiklah, saat ini aku ingin kamu mengatakan sesuatu padamu" Kuunii membenarkan duduknya yang awalnya merasa susah.

    "Apa? Katakanlah. Jangan ada yang di sembunyikan di antara kita" Gilang tetap memperhatikan jalan tanpa menoleh ke arah Kuunii.

    "Kenapa kau menyukai perempuan sepertiku? Bukankah aku tidak secantik mantan mantan mu?"  Pertanyaan Kuunii sukses membuat Gilang mengerem mendadak di tengah jalan.

    "Apa kamu benar benar ingin mengetahuinya?" Gilang menengok ke arah Kuunii yang sedang mengangguk antusias. Entah berapa kali ia mengangguk di depan Gilang saat ini.

    "Baiklah, Jawabannya singkat. Tidak butuh alasan untuk mencintaimu. Jika aku mencintaimu karna kau baik, itu artinya aku sudah tidak mencintaimu lagi di saat kau melakukan hal buruk. Jadi mencintai itu hanya perlu di rasakan dalam hati. Tak perlu ada alasan yang panjang dan rumit" penjelasan Gilang hanya mendapat dua kali anggukan dari Kuunii. Kuunii terus memperhatikan Gilang. Karna saat ini Gilang bersikap lebih manis dari biasanya.

oOo

    Sesampainya Kuunii di dalam kelas ketiga sahabat sintingnya tidak mengijinkan Kuunii untuk masuk kelas sebelum Kuunii berjanji akan mengajak mereka bertiga belaja di mall sepuas mereka.

    "Eittt... no no no..." Manda menarik kembali Kuunii yang hendak masuk ke kelasnya. Mereka tidak akan pernah melepaskan mangsanya begitu saja.

    "Nih, Masing masing satu" Entah tau dari mana jika saat ini Kuunii sedang di mintai pajak jadian. Gilang muncul begitu saja di hadapan mereka lalu memberika empat kartu untuk belanja di Mall sepuasnya.

    "Eh, itu tidak perlu. Biarkan mereka memintanya padaku" Kuunii memberikan kembali Kartu itu pada Gilang. Tapi sayang Kuunii tidak bisa memberikannya karena saat ini tangan Gilang berada di dalam saku celana.

     "Sssttt... masuklah" Gilang menutup mulut Kuunii dengan Jari telunjuknya. Ketiga sahabat Kuunii yang melihat mereka berdua langsung berkata so sweet secara bersamaan. Mereka berharap ini akan terjadi selama lamanya.

    "I Love You" Gilang membisikan kata itu di telinga Kuunii hingga membuat Kuunii membeku di tempat sekarang. Entah berapa kali Kuunii harus mematuk dalam sehari.

TBC
________________________

Makasih yang udah mau baca Cerita ini maaf bila ada kesalahan kata atau tanda baca. Saya hanya penulis amatiran yang mendadak muncul ide kaya gini.

Votmen

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang