Part.11💦( Kecewa )

183 12 0
                                    

Mungkin aku tidak di takdirkan untuk bersamamu, terimakasih karnamu aku tau apa itu rasa sakit. Rasa sakit ketika melihat seseorang yang kita cintai bersama orang lain. Tapi aku senang karna kau bahagia bersamanya.
- Kuunii Devorenz -

    Pagi ini Kuunii terbangun dengan tangan yang sudah di pasang infus, ini kebiasaan keluarganya. Jika melihat satu keluarga saja yang pingsan maka infus dan obat obatan tersedia sudah. Kuunii yang melihat tangannya di infus langsung menghela nafas. Selalu saja keluarganya bersikap berlebihan. Tapi satu pertanyaan muncul di benak Kuunii. Siapa yang membawa Kuunii ke rumahnya. Apakag Gilang? Tapi bukankah ia sudah pergi ke luar kota?.

    "Eh, lo dah bangun" Suara seorang perempuan yang ternyata Phelia membuat Kuunii langsung menatapnya. Kenapa sahabatnya ini ada di sini? Siapa yang memberitaunya?.

    "Kenpa lo ngga telfon aja gue woktu lo di turunin sama Gilang?" Ucap Phelia sambil mendekatkan dirinya pada Kuunii yang sedang bersandar di kepala ranjang.

     "Lo tau?" Tanya Kuunii dengan penuh tanda tanya. Bukankah saat di turun dari mobil Gilang tidak ada satupun orang di sana kecuali pedagang Es buah yang sedang melayani pembelinya.

    "Gue kemarin ada di deket lo. Guekan lagi makan Es" Jawab Phelia dengan sangat jujur, bahkan ia lupa jika salah satu sahabatnya ini bisa menjadi seorang mata mata. Reyhan, Ayah dari Phelia juga sering melakukan itu pada anak anaknya jadi Phelia itu termasuk anak yang mewarisi bakat ayahnya.

    "Ck, lo sadar ngga si? Lo itu cuma jadi pelarian Gilang" Perkataan Phelia sukses membuat Kuunii mengerutkan dahinya. Bahkan saat ini Kuunii kembali merasakan sakit di dalam hatinya. "Maksud lo?"

    "Lo mungkin ngga tau Gilang itu suka ke perempuan yang namanya Dania. Dia perempuan yang bagi Gilang itu sangat berarti. Tapi sayang, dia sekarang Koma dan umurnya di perkirakan berapa bulan lagi. Gilang sayang sama si perempuan itu, karna Dania adalah Cinta pertamanya. Gue aja ngga ngerti Kenapa Gilang bisa sejahat ini sama lo. Tapi gue ngga mau mempengaruhi otak polos lo. Gue cuma mau jelasin itu aja, karna bagi gue ini saat yang tepat buat lo tau semuanya" Penjelasan Phelia sukses membuat Kuunii kembali menetaskan air matanya. Kuunii tidak tau harus berbuat apa lagi. Sementara dirinya masih mencintai Gilang.

    "Lo tau dari mana?" Tanya Kuunii dengan suaranya yang mulai gemetar, bukan karna takut melainkan karna ia sedang menangis.

    "Gue sama manda sedikit ragu sama Gilang yang mendadak nembak lo begitu aja. Sedangkan Gilang itu punya gengsi yang sebesar Gunung Fuji. Ya jadi kita berdua cari tau tentang Gilang. Mulai dari kisah panah asmaranya, ampe Kisah jatuh bangun tidurnya." Kuunii mengangguk mengerti dengan jawaban Phelia. Tapi ia masih belum bisa menerima jika Gilang melakukan itu padanya.

    "Lo mau tau Gilang di mana?" Seketika pertanyaan Phelia membuat Kuunii menghapus air matanya dengan antusias. Kali ini Kuunii berencana akan mengajak Phelia pergi bersamanya untuk menemui Kuunii.

    "Dimana?"

    "Dia ada di Jepang" Jawab Phelia dengan polosnya tanpa memikirkan apa yang akan Kuunii lakukan jika dengar apa yang ia bicarakan. Tapi terlambat kini Kuunii sudah mendengarnya. Dan sebentar lagi di pastikan Kuunii dan Phelia akan terbang ke Jepang dengan Cepat.

    "Bawa barang penting lo. Gue tunggu di Bawah" Sudah Phelia duga Kuunii akan melakukan semua ini. Sambil menghembuskan nafasnya perlahan Phelia pergi menyusul Kuunii. Yang sudah ada di bawah memberi tau pilot pribadi keluarganya untuk segera menyiapkan pesawat pribadi keluarga Devorenz.

oOo

    Sesampainya Kuunii dan Phelia di jepang mereka langsung di sambut oleh sekelompok orang berbadan besar yang menggunakan baju serba hitam. Mereka akan mengantar Kuunii dan Phelia kemanapun tujuannya.

    "Kita berangkat sekarang" Perintah Kuunii pada sekelompok orang suruhan Ayahnya dan ayah Phelia. Mereka hanya menjawab dengan anggukan. Dalam berapa menit saja mereka sudah ada di rumah sakit tempat Gilang berada. Dengan langkah gontai Kuunii masuk ke dalam rumah sakit.

    "Lo jangan kemana mana biar gue yang tanya di mana ruangan Dania" Secepat kilat Phelia bertanya kepada salah satu perawat yang kebetulan sedang memegang data pasian di tangannya. Sementara Kuunii kini sedang uring uringan, memikirkan Gilang. Setelah mendapat informasi Phelia dan Kuunii langsung menuju kamar perawatan Dania. Di sana Kuunii terdiam di depan pintu kamar perawatan yang saat ini di dalamnya ada Gilang dan Dania yang sedang saling suap menyuapi. Mereka terlihat sangat bahagia, dan Gilang, dia seperti menemukan kebahagiaannya yang telah lama pergi darinya.

    "Kamu yakin belum punya pasangan?" Tanya Dania di tengah tawanya bersama Gilang. Kali ini jika Gilang berkata belum punya pasangan, Kuunii janji dia akan membencinya walaupun itu tidak mungkin.

   "Iya, aku belum dapet yang sama kaya kamu" jleb, Air mata yang sedari tadi masih menggantung di bawah mata Kuunii kini meluncur ke bawah. Dengan keras Kuunii menutup pintu kamar perawatan itu hingga menimbulkan suara. Gilang dan Dania yang mendengarnya langsung menatap ke arah pintu. Gilang yang tadi melihat samar Kuunii langsung ke luar kamar perawatan itu.

    "Kuunii, aku bisa jelasin semuanya" Gilang mencoba mengejar Kuunii tapi tangannya di tahan oleh Phelia. "Jangan kejar dia, dia butuh sendiri" Ucap Phelia sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. Ia tidak habis pikir dengan cara pola pikir ketua Osis yang katanya murid teladan ini.

    "Gue pacarnya, gue punya hak" Gilang menaikan volumenya. Plakkk! Phelia mendaratkan telapak tangannya di pipi Gilang.

    "Lo masih bisa bilang punya hak? Cowo macam apa lo? lo bahkan ngga tau kalau Kuunii itu sakit gara gara nunggu lo pulang di depan rumah lo sampe ke hujanan? Lo juga ngga tau betapa hancurnya Kuunii saat lo sama sekali ngga ngakui kalo dia itu pacar lo? Lo tau gimana hancurnya dia? Nggakan? Yang lo tau itu cuma satu. Lo cuma tau gimana cara bikin cewe baper tapi ngga berani ngejaga perasaannya. Dia bela belain dateng ke sini cuma buat lo, dia percaya kalo lo bisa pertahanin hubungan lo sama dia. Tapi apa? Lo cuma bikin dia kecewa. Semua yang gue bilang ini angep aja dari Kuunii" Gilang masih membeku sambil melihat Phelia berjalan menjauhinya dengan beberapa orang di sampingnya. Ia tidak tau harus bagaimana menjelaskannya pada Kuunii.

TBC
________________________
Cuma mau bilang buat para cowo, jangan sekali buat perempuan nangis. Itu obatnya susah!* Author baper nie yee...* (abaikan) jangan lupa Votmen biar tambah semangat updetnya.

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang