Part.46💦( Dia? )

153 6 0
                                    


     Hari yang penuh kecanggungan telah tiba, dimana semua orang tengah menikmati makan malamnya. Kuunii duduk berhadapan dengan Phelia, posisi ini menjadikan Kuunii semakin merasa bersalah.

     Phelia menaruh sendok dan garpunya di atas piring yang masih tersisa makanan, ia tidak bernapsu makan kali ini.

     "Saya permisi, masih ada tugas" Ucap Phelia saat berdiri meninggalkan meja makan yang masih di penuhi oleh orang orang.

     Kuunii menghela nafas panjang, keputusan ayahnya itu benar benar sudah mengubah segalanya. Jessy yang melihat perubahan raut wajah Kuunii, segera menghampiri anaknya itu.

     Jessy mengusap pelan bahu putri tercintanya itu, "sudah, jangan khawatir bunda yakin Phelia mengerti"

     Kuunii mengangguk, ia mengerti apa yang Jessy katakan.

     "Bunda, Kuunii mau ke Cafe dulu ya" Pamit Kuunii, walau dalam hatinya ia benar benar merasa tidak tenang.

     Kuunii mengendarai mobilnya dengan kecepatam di atas rata rata, hari ini ia tidak mau terlambat ke sekolah. Pasalnya sudah beberapa hari ini Kuunii terlambat masuk sekolah.

     Di sepanjang perjalanan hanya ada bayang bayang Phelia yang terus membuatnya merasa bersalah, beberapa kali pengendara mobil meneriaki Kuunii yang berkendara seenak jidatnya.

     Sesampainya Kuunii di sekolah, ia langsung di sambut oleh kedatangan Phelia yang entah habis dari mana. Ia terlihat seperti sedang buru buru.

     Kuunii menyentuh lengan tangan Phelia, "habis dari mana?" Tanyanya,

     Sesaat Phelia menoleh, ia kembali menatap lurus ke arah buku yang ada di hadapannya.

     "Habis ngumpulin tugas dari Miss Hevy"

     "Oh, oke"

     Dengan canggung Kuunii duduk di tempat duduknya yang berada di belakang Phelia. Aneh rasanya, sahabat yang selalu berbicara dengannya setiap waktu mendadak jadi diam begini.

     "Kuun, besok aku ulang tahun. Dateng ya" ucap Kevin sambil menaruh tasnya di depan tempat duduk Kuuni.

oOo

     Kuunii melangkah masuk ke dalam rumah, lagi lagi ia harus di hadapkan pada situasi saat orang tua Alvaro ada di rumahnya. Dirinya terus berharap agar orang tua Alvaro tidak jadi menjodohkan Alvaro dengannya.

     "Eh, Nak Kuunii baru pulang?"

     "Iya tante" jawab Kuunii singkat, ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kamarnya di lantai dua.

     Sudut mata Kuunii menangkap sosok Phelia yang tengah duduk di balkon kamarnya.

     "Phel"

     "Jangan masuk" perintah Phelia dengan ketus,

     "oh oke" Kuunii kembali mengembalikan langkahnya, sesulit inikah ketika di jauhi oleh teman temannya.

     Kuunii mulai berpikir, kenapa Phelia berubah dengan cepat, beginikah jadinya ketika seseorang mengecewakan kepercayaan sahabatnya sendiri.

     Kuunii masuk ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan Kamar Phelia. Ia bisa mendengar isak tangis Phelia dari kamarnya sendiri. Ia semakin merasa bersalah dengan semua yang terjadi.

     Brakkk...
     Terdengar suara barang barang yang berjatuhan, hal ini membuat Kuunii kembali masuk ke kamar Phelia. Di sana sudah terlihat Phelia yang mengenakan pakaian serba hitam dengan tas yang ia selempangkan ke bahunya.

     "Kamu mau kemana?" Tanya jessy saat melihat Phelia.

     "Saya mau jalan jalan tante, Permisi" Balas Phelia,

     Jessy merasa ada yang aneh dengan apa yang Phelia lakukan, ia memutuskan untuk memberitau beberapa anak buah Reyhan untuk mengikuti Phelia.

     Menyadari Phelia yang tidak membawa mobilnya, Kuunii langsung bersiap mengikuti Phelia. Kuunii berniat untuk menelfon Varo agar ia bisa membantunya.

     Saat Kuunii akan keluar rumah ia sudah melihat Varo yang berdiri di depan mobilnya. Secepat itukah Varo bergerak saat tau ini tentang Phelia?

oOo

     Suara musik akustik cafe di tambah secangkir kopi membuat Phelia terlarut dalam buku yang ia baca. Sesekali tatapannya tertuju pada pemegang gitar di panggung Cafe.

     "Excusme" ucap pria yang baru saja menghampiri Phelia. Hal itu membuatnya langsung mengambil tas dan kopinya untuk berpindah meja.

     "Aisshhh ... tuh cewek, cantik cantik judes banget" Maki pria itu, Phelia hanya tersenyum menanggapinya. Pria itu pikir Phelia sama sekali tidak tau apa yang ia katakan.

     Musik akustik berhenti, hal itu tidak membuat Phelia berhenti membaca. Sudut matanya menangkap Seorang laki laki yang memegang gitar tengah berjalan ke arahnya.

     "Hay ... "sapa laki laki itu,

     Phelia mendongak, ia menatap laki laki itu dengan dahi berkerut. Kemeja hitam yang di gunakan laki laki itu membuat mereka seperti sengaja bertemu.

     Phelia berdiri, ketika hendak mengambil tasnya. Laki laki itu mencegah Phelia. Gadis itu kembali duduk, kedua matanya menatap tajam laki laki di hadapannya.

     "Saya tidak bermaksud mengganggu, ini" laki laki itu menyodorkan kertas pada Phelia,

     Senyum Phelia terlihat saat melihat tulisan di kertas itu, "thanks ..." Balas Phelia.

     "Cari dimanapun nona, jangan lukai dia"

     Phelia membulatkan matanya, ia segera menyelempangkan tasnya. Tanpa sengaja tangannya menarik tangan laki laki itu hingga membuat laki laki itu harus ikut dengannya.

_____________________
TBC

Terimakasih

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang