Part.39💦( salah paham )

97 6 0
                                    

    Pagi ini Kuunii tengah duduk di kamarnya sambil memandangi Gaun yang kemarin ia kenakan. Bagi Kuunii itu adalah sebuah hal aneh yang terjadi pada dirinya. Dengan mudahnya Kuunii mengingat semua itu, seketika ia tau. Dengan bersama Gilang ia bisa melupakan Kevin. Tapi mengapa bersama Kevin ia tidak bisa melupakan Gilang.

    Lagi lagi bayangan Gilang ada di depannya saat Gilang mengenakan pakaian yang senada dengan Gaun yang kemarin ia kenakan.

    "Gilanggg.... Ngapain kamu muncul di bayangan Ku" Ucap Kuunii sambil mengibaskan kedua tangannya tepat di depan muka Gilang.

    "Kenapa kamu de?" Tanya Devano ketika melihat Kuunii bersikap seperti orang sinting.

    "Hah? Anu ka, tadi banyak kecebong. Ya udah ya ka aku mau sarapan di bawah" Jawab Kuunii dengan salah tingkah. Devano malah tertawa sambil berjalan mengikuti adiknya yang mendadak aneh.

    Semua anggota Keluarga Devorenz dan Richardsoon terkejut ketika melihat Devano datang sambil tertawa tawa sendiri, sementara muka Kuunii sudah semerah tomat.

    "Kapar, habis di kasih makan apa sama ka kayla? Ampe ketawa ketawa kaya orang setres gitu" Perkataan Phelia langsung mendapat lemparan apel tepat di dahinya. Bagaimana tidak, gaya bicara Phelia yang ceplas ceplos membuat ayah dan ibunya malu, terlebih Devano dan kayla akan menikah beberapa hari lagi.

    "Gini de, bu, yah, mah, pah, dan kayla. Tadi waktu Devano panggil Kuunii buat sarapan. Devano liat Kuunii itu lagi ngeliatin gaun pengantin sambil ngibasin tangan ke depan. Waktu Devano tanya Kenapa, Kuunii bilang katanya banyak kecebong. Gimana ngga ketawa coba, masa iya kecebong bisa terbang" Penjelasan Devano juga mengundang tawa semua orang di meja makan.

    "Kuunii, emangnya gaunnya dari siapa? Sampe di liatin kaya Gitu?" Tanya ibunda Kuunii dengan penasaran.

    "Dari saya tante" suara Gilang membuat Kuunii langsung tersedak makanan yang belum ia telan. Ia takut jika saat ini ia tengah berhalusinasi.

    "Nih, kalo makan jangan mikirin Gaunnya" Phelia memberikan segelas air putih pada Kuunii.

    "Kayanya Kuunii salah makan deh yah, jadinya sering halusinasi sendiri. Kalo halusinasinya mukanya Ka Devano aku rela tapi ini, ngga bisa. Tadi aja Kuunii denger suaranya" Ucap Kuunii,

   "Jangan terlalu polos Kuunii, kamu itu ngga halu. Tapi emang Gilang di belakang kamu" Perkataan Phelia membuat Kuunii menengok ke belakang. Dan benar saja Gilang ada di belakangnya sambil tersenyum manis pada Kuunii.

    "Kamu ngapain di sini?" Tanya Kuunii sambil menghadap Gilang.

    "Kuunii..." tanda tanda Kuunii akan di marahi ayahnya ya seperti ini, Ayahnya memanggil Kuunii dengan nada panjangnya.

    "Sini lang sarapan bareng" saat ini William benar benar tidak bersahabat, ia mengajak Gilang makan bersama walau ia tau apa yang pernah Gilang lakukan pada Kuunii.

    "maaf om, tapi... " belum sempat Gilang menyelesaikan kalimatnya Zilla sudah menarik Gilang duduk di depan Kuunii.

    "Zilla kamu hebat, tos dulu dong" Ucap Devano, yang di susul cengiran oleh William.

    Mata Kuunii masih terfokus dengan Gilang yang juga sedang menatapnya dengan senyuman.

    "Kuun, ada customer yang kemarin nanyain kamu. Namanya kalo ngga salah Pre... Pre... Pre... Ngga tau deh pokoknya ada pre prenya gitu" Ucap Phelia sambil memakan sarapananya.

    "Masa iya nama customernya pret" Perkataan Devano mengundang tawa orang orang di meja makan.

    Sementara Devano membuat semua orang tertawa Kuunii melayangkan kakinya di bawah meja hingga mengenai tulang kering Gilang. Suara Gilang yang mengaduh membuat semua orang menatap Gilang. Tak hanya suara Gilang, meja makan yang sedikit bergerak juga membuat orang orang menatap Gilang.

    "Kenapa lang?" Tanya Devano,

    "Maaf maaf, tadi kayanya Ada Kucing besar yang nendang kaki saya" ucap Gilang dengan menekankan kata Kucing Besar.

    "Lang kamu yakin ngga papa, sampe berdarah Gitu kakinya" Tanya Kayla yang melihat darah yang menembus celana Gilang. Kuunii yang mendengar perkataan Kayla langsung berjalan Ke arah Gilang. Ia langsung menyuruh Gilang berdiri.

    "Mba, tolong ambilin kotak obat" Perintah Kuunii pada pelayan yang sedang lewat di sebelahnya.

    "Kamu kalo sakit banget triak yang kenceng, biar aku denger. kalo ginikan aku jadi ngerasa bersalah" Ucap Kuunii, semua orang di meja makan di buat melengo dengan ucapan Kuunii.

    "Jadi kamu yang bikin Gilang kesakitan?hemm..." Tanya Jessy sambil melipat ke dua tangannya di depan dada, selalu saja ada ulah Kuunii yang membuatnya menggelengkan kepala.

    "Ck, ayo. Aku mau bicara sama kamu. Ngga usah manja" Perintah Kuunii dengan dingin,

    "Ikut aku ke atas" Lanjut Kuunii, semua orang di meja makan berhenti menyuap makanan ke mulut mereka, mereka merasa ada yang aneh dengan sikap Kuunii.

    Sesampainya Kuunii di kamarnya, ia langsung mengobati luka Gilang di sana. Padahal Gilang sudah berpikir akan mendapat seribu pukulan dari Kuunii, tapi nyatanya Kuunii malah mengobati luka Gilang.

    "Kuun, makasih" Ucap Gilang, yang tak di respon oleh Kuunii.

    Setelah selesai mengobati Gilang, Kuunii memutuskan untuk membawa Gilang turun kembali. Betapa terkejutnya mereka berdua ketika melihat ibunda Gilang sedang duduk bersama seluruh anggota keluarga.

    "Eh, itu mereka" Ucap Jessy dengan tatapan mata yang membunuh tapi sikap yang menunjukan seolah ia bahagia.

    "Mama ngapain di sini?" Tanya Gilang,

    "Dah lama mah?" Tanya Kuunii, pertanyaan Gilang dan Kuunii langsung mendapat tatapan mambunuh semua anggota keluarga termasuk ayah dan ibunda Phelia yang juga ada di sana.

    "Cuma mampir aja kesini, pengin ketemu Kuunii. Ada yang mau mama bicarin sama kamu nak" dag dig dug, perasaan campur aduk. Kuunii merasa menerima perintah dari pangeran William

     "Habis ngapain kamu di atas, lama banget. Jangan bilang habis ke ruang musik. Kalo sampe ke sana awas ya" Ucap Phelia yang baru datang dari dapur, sambil memakan satu buah apel.

    "Nggalah, ngapain juga ke ruang musik ya kan lang?" Saat Gilang di tanya ia malah diam saja, Kuunii langsung menatap Gilang dengan penuh amarah.

    "Ck, kalo di tanya jawab kek. tau tau tadi aku dorong kamu dari balkon, kalo ngga benturin kepala kamu ke dinding. Dasar nyebelin" Omel Kuunii, ia mengambil apel yang akan Phelia makan, hingga membuat Phelia Dongkol.

    "Kalian kenapa sih, mamah perhatiin dari kemarin berantem mulu" Tanya Ibunda Gilang.

    "Phelia, bilang bu Andri suruh bilangin ke sekolah. Kita ijin lima hari. Aku ke atas dulu, siap siap mau ke Cafe. Kalo aku dah turun kamu harus dah siap oke" Perintah Kuuni yang membuat Phelia mematung.

    "Tante, Kuunii kenapa sih?" Tanya Phelia sambil sesekali meminum Teh yang tak jauh darinya.

    "mungkin karena baru nikah" jawaban jessy sontak membuat Phelia, Kayla, dan Devano menaruh cangkir teh mereka di meja sangat keras.

     "Ngga mungkin" Ucap Phelia, kayla, dan Devano secara bersamaan.

     "Kapan saya menikahi Kuunii tante?" Ucap Gilang yang tadi mendengar dengan jelas apa yang Jessy katakan.

    "Maksud kamu? Ibumu sendiri yang bercerita jika kalian pulang menggunakan pakaian seperti habis menikah, dan kalian juga ketahuan berpelukan di depan pintu kamar." Gilang tidak pernah menyangka gara gara gaun itu semua jadi panjang urusannya.

    "Itu semua ngga bener tante, saya sama Kuunii itu kemarin kehujanan jadi kami memutuskan untuk singgah sembentar di hotel. Karna kebetulan di sana hanya ada gaun dan tuxedo jadi kami pakai yang ada. Kalo soal di depan kamar itu karna Kuunii takut dengan suasana kamar saya yang gelap dan bagi Kuunii sangat mistis." Jelas Gilang, penjelasan itu membuat semua orang menghela nafas tenang.

TBC
_____________________

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang