Part.37💦

97 7 0
                                    

    Sudah lebih dari satu jam, Kuunii berjalan kaki tanpa arah yang jelas. Air matanya pun masih mengalir di pipinya. Rasa sakit yang dulu belum sembuh kini bertambah karna Kevin. Kuunii pikir Kevin dan Gilang berbeda, tapi ternyata pemikiran Kuunii salah. Kevin dan Gilang sama saja.

    Perlahan air hujan turun, membuat semua pakaian tas dan sepatu yang Kuunii pakai basah. Kuunii sudah tak peduli lagi dengan yang terjadi pada dirinya sendiri. Dia sampai lupa kemana arah pulang, ponsel yang ada di dalam tas sudah basah. Semua harapan Kuunii hilang.

    Suara derap langkah kaki membuat Kuunii berhenti berjalan. Suara itu semakin dekat, dan kini pemilik suara langkah kaki itu memegang bahu Kuunii. Betapa hancurnya Kuunii ketika melihat Gilanglah yang datang bukan Kevin, tapi apa bedanya. Toh mereka sama sama sudah menyakiti perasaan Kuunii.

    "Kuunii berhenti berjalan dan pulanglah" Ucap Gilang saat melihat Kuunii kembali berjalan.

     "Buat apa?" tanya Kuunii sambil sedikit tertawa mengejek walau hatinya sangat sakit.

    "Kasianilah orang orang yang sayang sama kamu" Jawab Gilang, sambil berjalan di samping Kuunii. Sama dengan Kuunii, semua pakaian Gilang juga basah.

    "Aku kasian sama mereka, bahkan aku sayang sama mereka tapi kenapa mereka ngga mau ngertiin perasaanku. Aku butuh sendiri" Ucap Kuunii yang berhenti berjalan, lalu menatap ke arah Gilang.

    "Denger kalo kamu ngga pulang kamu mau kemana? Sekarang ini kamu jalan tanpa arah Kuunii" Gilang memegang kedua tangan Kuunii,

    "Lepas, aku emang ngga tau kemana arah dan tujuanku" Triak Kuunii, tapi Gilang tidak mau melepas tangan Kuunii.

     "Kamu pikir apa? Jangan berpikir dengan perasaan kamu sekarang, berpikirlah menggunakan akalmu" ucap Gilang.

    "Kalianlah yang bikin aku jadi mikir pake perasaan, berjalan tanpa arah, dan sama sekali ngga mikirin keluarga. Kalian berdua bikin hidupku berantakan. Kalian juga bikin hatiku sakit, kamu pikir gimana seorang perasaan perempuan Ketika di sakiti oleh dua laki laki kaka beradik yang dia sayang!" Kuunii meluapkan segala amarahnya, Gilang yang merasa bersalah langsung memeluk Kuunii. Dengan sekuat tenaga Kuunii ingin melepas pelukan dari Gilang.

    "Maaf... Aku Minta maaf... " Lirih Gilang yang berbisik di dekat telinga Kuunii.

    "Lepas....Gilang, hiksss.... Hiksss.... " Triak Kuuniii,

    "Pukul, bentak, dan terus maki aku. Tapi tolong beri aku kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya. Aku janji akan membuat mu bahagia" Ucap Gilang, Kuunii hanya bisa terus menangis di dalam pelukan Gilang. Ia masih belum bisa memaafkan Gilang, tapi ia juga tidak bisa melupakan Gilang.

    Hujan terus mengalir deras, tapi Kuunii dan Gilang masih saling berpelukan. Deringan Ponsel membuat Kuunii langsung melepas pelukan Gilang, begitu pula Gilang.

    "Hallo yah, Hallo... Maaf yah handphone Gilang kena air, yah... Hallo... Ayah... Hallo" Ucap Gilang pada si penelfon tapi sepertinya ponsel Gilang rusak karena terkena air hujan.

    "Kuunii kita jalan ke sana ya, Cari tempat berteduh" Ucap Gilang, mereka berdua berjalan menjauh dari tempat mereka tadi berdebat.

    Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah Hotel, kebetulan sekali pemilik hotel itu mengenali Gilang. Jadi mereka berdua mendapat pelayanan Khusus.

    "Mba, bisa anter dia ganti baju. Kasian dia kedinginan" Ucap Gilang pada pemilik Hotel karna hanya dia yang mengerti bahasa Indonesia. Sang pemilik hotel langsung menyuruh beberapa pegawainya untuk melayani Kuunii.

    "Mba, bisa pinjem telfonnya?" Ucap Gilang, dia memang selalu menyusahkan Semua orang di sekitarnya.

    "Oh, silahkan. Anda bisa menggunakan kapan anda membutuhkannya" Sang Pemilik hotel langsung mengisyaratkan pegawai laki lakinya untuk melayani Gilang.

    Gilang mulai mengaplikasikan nomor telfon rumah tempat ia dan ibunya tinggal. Yang jelas bukan tempat tinggal Kevin.

"Hallo mah, ini Gilang"

"Lho, kamu dimana lang. Mama cariin kamu dari tadi, bentar lagi malem, mama suruh sopir buat jemput kamu ya"

"Oke mah, Gilang lagi di Hotelnya tante andin"

"Ya udah bentar lagi sopirnya sampe"

    Ketika sambungan telfon terputus Gilang melihat Kuunii yang menggunakan Gaun layaknya mau menikah. Antara ingin tertawa atau ingin terkagum itu perasaan Gilang sekarang.

*Anggep aja itu baju yang di pake Kuuunii*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Anggep aja itu baju yang di pake Kuuunii*

    "Sorry, katanya mbanya ngga ada baju selain ini" ucap Kuunii dengan juteknya.

    "Iya, ini baju nona Agatha. Dia model di sini, tapi Gaun ini ketinggalan. Trus nona Agatha bilang katanya pasangan yang dateng kehotel ini kalo minta ganti baju kasih aja gaun sama tuxedonya " Gilang hanya tertawa mendengar penjelasan dari seorang perempuan yang sepertinya pegawai hotel di sini.

    "Mmm... Gilang kamu ngga ganti baju? Tau kamu ngga ganti baju aku juga ngga akan pake baju ini" omel Kuunii, Gilang yang mendengarnya langsung berdiri.

    "Iya, aku ganti baju. Kamu sini aja, bentar lagi jemputan dateng" Ucap Gilang sebelum ia pergi meninggalkan Kuunii.

    "Dih? So manis banget. Tunggu Gilang bilang apa? Jemputan? Berarti bentar lagi pulang dong, ahai sip kalo gitu" Ucap Kuunii pada dirinya sendiri. Tak lama kemudian Gilang datang menggunakan pakaian yang serasi dengan Gaun yang di pakai Kuunii. Mereka jadi terlihat seperti pasangan yang kabur dari pernikahannya.

    "Lho, kamu?" Baru Kuunii akan beekomentar seorang laki laki datang menjemputnya dan juga Gilang. Apa boleh buat sekarang mereka harus pergi dari hotel aneh itu.

    "Gilang, nanti kalo ibu, Ayah, om, tante, ka Devano, ka Kayla, Phelia, Namira, sama manda tanya Kenapa kita pake baju ini Gimana?" Tanya Kuunii.

    "Mereka ngga akan tanya, udah jangan di pikirin buruan masuk" Perintah Gilang,

    Selama di perjalanan Kuunii dan Gilang hanya saling diam membisu, tak ada satupun dari mereka yang berbicara. Tak lama setelah diam mereka di kejutlan oleh sang sopir yang mengerem mendadak. Beruntungnya tangan Gilang menahan kepala Kuunii agar tidak membentur tempat duduk sang sopir jadi Kuunii tidak memiliki luka sedikitpun.

     "Makasih" Ucap Kuunii, Gilang hanya tersenyum dan mengangguk.

    "Pak, ada apa sampe ngerem mendadak?" Tanya Gilang.

    "Maaf tuan Muda, ada anak Kecil di depan. Dia berumur kira kira sekitar satu sampai dua tahun" Jawab Sopir itu, Kuunii yang merasa penasaran langsung turun dari mobil berjalan menuju tempat anak Kecil itu berdiri.

    "Zilla, ngapain di sini" Tanya Kuunii ketika Melihat anak itu adalah anak Kecil yang tinggal di rumahnya. Gilang yang mendengar pertanyaan Kuunii langsung mendekati Kuunii dan anak bernama Zilla itu.

    "illa atut aka... Hiksss... Hiksss..." Tangis anak itu langsung menggelegar di pelukan Kuunii, Gilang Kini malah berusaha membuat Zilla tersenyum, Tanpa memikirkan ekspresi mukanya yang membuat Kuunii tertawa.

TBC
__________________

I Hate You But I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang