Rose mengajak June sarapan bersama. Saat ini, mereka sedang duduk di sofa yang ada di ruangan Rose. June sejak tadi memperhatikan Rose yang sibuk menyiapkan makanan. Padahal makanan yang disiapkan hanya sandwich sederhana.
“Nih, makan!” ucap Rose sambil menyerahkan sandwich kepada June.
June mengangguk dan mengambil sandwich itu dari tangan Rose.
“Maaf ya, Jun. Cuma ini doang. Kapan-kapan deh gue bikinin nasi goreng,” kata Rose dengan nada meminta maaf.
“Ini aja gue udah makasih banget, kok,” balas June dengan senyum kecil.
“Lu belum sarapan, kan?” tanya Rose sambil menatap June.
June menggeleng pelan, lalu memasukkan sandwich ke dalam mulutnya.
Setelah selesai sarapan, Rose memberikan segelas air putih kepada June. “Makasih, Ros,” ucap June sambil tersenyum.
“Santai aja, Jun,” balas Rose.
Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu ruangan Rose. “Masuk!” kata Rose.
Pintu terbuka, dan seorang perempuan bernama Dahyun, yang merupakan karyawan di kantor June, masuk dengan senyum ramah. “Pak, kliennya sudah datang,” lapor Dahyun dengan sopan.
“Oh iya, suruh tunggu di ruangan saya,” jawab June, kali ini dengan nada lembut, tidak seperti biasanya.
“Siap, Pak,” jawab Dahyun, lalu segera berlalu.
June menoleh ke arah Rose. “Gue pergi ya. Makasih atas makanannya.”
“Oke,” balas Rose sambil tersenyum.
June meninggalkan ruangan, sementara Rose masih menatapnya dengan senyuman kecil yang terukir di bibirnya. Dalam hati, Rose merasa senang karena usaha kecilnya membuat sandwich untuk June tidak sia-sia.
Rose sedang asyik membereskan kotak makan tadi, ketika tiba-tiba June muncul lagi di pintu.
“Lah, June, kenapa balik lagi?” tanya Rose, bingung.
“Dokumennya mana?” June balik bertanya sambil memasang ekspresi serius.
Rose menepuk dahinya pelan. “Oh iya, bentar.” Ia segera mengambil dokumen di atas meja dan menyerahkannya pada June.
“Oke, gue duluan,” ucap June sambil berbalik pergi.
Rose hanya mengangguk.
Waktu berlalu hingga jam makan siang tiba. June sudah selesai meeting dan kini duduk di kursi kerjanya. Sambil mengecek pekerjaannya, ia bergumam, “Selesai juga.”
June melirik jam tangannya. “Udah waktunya makan siang nih.” Pandangannya beralih ke arah ruangan di sebelah kantornya. “Rose udah makan belum, ya?” pikirnya.
“Samperin ah,” ujarnya sambil melangkahkan kaki ke ruangan Rose.
June masuk tanpa mengetuk pintu. Memang sudah biasa ia seperti itu. “Ros.”
Rose, yang sedang menulis sesuatu, menoleh. “Eh, June, kenapa?”
“Makan siang yuk!” ajak June dengan wajah penuh semangat.
“Tapi kerjaan gue belum selesai, Jun,” tolak Rose halus.
“Lanjutin aja nanti setelah makan,” bujuk June.
Rose akhirnya mengangguk. “Ya udah deh, iya.”
June tampak sangat senang karena Rose mau diajak makan siang. Mungkin ini kesempatan bagus untuk lebih dekat, pikirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Love (Junrose)
RandomRose kesal, ia hendak berlalu dari hadapan June dan masuk ke dalam apartemennya untuk menenangkan diri sejenak. Namun, lagi-lagi langkahnya di tahan oleh June. "Apa lagi?" tanya Rose mantap geram. "Gue June," jawab June sambil menyunggingkan senyum...