29. Panik

396 49 20
                                    

"JANGAN TEMUI GUE! GUE BENCI LO! UDAH SELESAI SAMPAI DI SINI!"

Kepala June pusing tujuh keliling, ia tidak habis pikir bahwa Rose akan mengambil tindakan yang tak ia pikirkan sebelumnya.

Setelah Rose mematikan telepon sepihak, June beberapa kali ia mengacak rambutnya lalu meninju keras setir sampai tangannya memerah.

"Sial! Kenapa jadi gini, sih?!" umpatnya sembari melajukan mobilnya dengan cepat.

June membanting setir, tidak peduli dengan umpatan pengemudi lain yang merasa terganggu dengannya. Ia sedang tidak bisa mengontrol emosinya sekarang. Pikirannya kacau. Memikirkan bagaimana kondisi kekasihnya itu.

"Astaga! Pesawat juga masih satu jam lagi. Rose ... please, jangan begini, Sayang," lirihnya dengan ekspresi wajah yang tidak bisa ditebak.

Lelaki bertubuh tinggi itu mengambil ponsel yang terletak di sebelah tempat duduknya. Ia tak mengurangi kecepatan gas mengemudi. Tangannya dengan cepat menekan sesuatu di layar ponselnya, ia hendak menelpon Suga untuk langsung bertemu di bandara.

Namun, saat hendak mematikan ponselnya, June kaget karena mendapati seekor anjing yang berdiri di tengah jalan. June yang sebelumnya sudah mengebut tidak bisa mengontrol setir, ia membanting stir ke arah kanan, tetapi sebuah mobil Avanza dari arah berlawanan tak bisa ia hindari.

Kejadiannya begitu cepat, lelaki dengan suara husky itu mengedipkan matanya pelan, yang ia rasakan sekarang adalah guncangan keras, serta sakit di bagian kepalanya. Tidak hanya itu, ia mendengar suara orang berteriak, dan bayangan kekasihnya sedang tersenyum manis padanya.

Beberapa menit kemudian, June tidak dapat menahannya lagi. Seluruh tubuhnya terasa di hantam ribuan besi yang sangat berat. Ia tak mampu berdiri, perlahan ... netra itu meredup. June tidak sadarkan diri.

****

Riuh, beberapa kendaraan yang kebetulan melintas di jalan Gochang mengehentikan kendaraan mereka. Jalur menuju ke arah bandara pun menjadi macet karena kecelakaan yang June alami. Beberapa dari mereka sudah menerka-nerka bahwasannya baik pengemudi maupun penumpang yang ada di dalam kedua mobil itu tidak akan selamat.

Pasalnya tabrakan itu sangat kuat. Terlihat pecahan kaca mobil, serta beberapa bagian dari mobil keduanya hancur tak berbentuk lagi.

Sedangkan June, pria itu sudah dibawa ke rumah sakit. Keadaannya cukup parah, darah tak berhenti menetes dari tubuhnya. Entah sampai kapan ia akan menutup matanya, hanya Tuhan-lah yang dapat menolongnya sekarang.

"Halo," sapa Yoongi dengan sopan saat mengangkat telepon dari Ibu June.

Terdengar suara isakan tangis dari seberang. "Bagaimana dengan, June? Saya sedang di perjalanan ke rumah sakit."

Yoongi tidak tahu harus berkata apa, ia mondar-mandir memikirkan kalimat yang pas untuk membalas ucapan Ibu June.

"Pak June sedang diperiksa, Bu. Saya belum tahu pasti kondisinya sekarang, Ibu jangan terlalu khawatir," ucap Yoongi dengan suara lemah.

Ibu June, Sooyoung, menyeka air matanya. "Iya, saya tutup."

Setelah panggilan telepon dimatikan oleh Ibu Sooyoung. Yoongi duduk sembari menekan tombol nama Pacar June di ponselnya. Yoongi berpikir ia harus menghubungi Rose, takut-takut Rose sudah menunggu di bandara Australia.

My Boss My Love (Junrose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang