keesokan paginya seongwoo,jihoon,daniel dan minhyun sudah packing dan segera untuk kembali keseoul. sebelum mereka kembali ke seoul mereka pergi ke rumah haramonie terlebih dahulu.
"daniel, phalliwa kita akan ke rumah haramonie dulu sebelum kembali ke seoul. jika haramonie tahu kamu ada di sini tapi tidak mengnjunginya aku akan habis di omelinnya. "kata seongwoo kesel yang melihat daniel tak kunjung datang ke ruang tamu
"tenanglah sayang, mungkin dia sedang memberesekan barangnya, jika ada yang tertinggal itu bisa merepotkan sayang. "kata minhyun menenangkan seongwoo sambil mengelus rambutnya pelan
***
"jihoonie" kata daniel saat melihat jihoon sedang melamun di dalam kamarnya sambil memandang ke arah luar jendela
"eum" gumam jihoon sedikit menoleh ke daniel setelah itu memandang ke arah luar jendela kembali
daniel pun mendekatinya dan memeluknya dari belakang, mengelus pelan surai rambut jihoon dan membuat jihoon lebih tenang dari tadinya.
"waeyo hm? apa yang sedang kamu pikirkan? apa ada yang mengganggu pikiranmu? "tanya daniel khawatir
jihoon membalikkan badannya untuk menghadap kearah danil dan memeluk pinggang daniel erat tak lupa membenamkan wajahnya di dada bidang daniel, jihoon menangis sesegukan membuat daniel panik dan terus mengelus pelan punggungnya.
"hyung hiks berjanjilah hiks untuk tidak hiks meninggalkanku hiks sendiri. "kata jihoon dalam sesegukan
"hey baby, uljima hyung akan menjagamu dan selalu berada di sisimu, saat hyung memeluk dan menggendongmu semalam hyung sudah berjanji tidak akan meningglkanmu. percayalah kepada hyung baby. "kata daniel sambil menangkup kedua pipi jihoon dengan lembut dan mencoba menghapus air matanya
"ta-tapi bagaimana aku bisa percaya sama hyung? hyung saja sangat membenci aku dulu dan apalagi hyung bukan siapa-siapa aku saat ini. "kata jihoon memelas sambil melepaskan tangan daniel yang berada di pipinya dan menunduk wajahnya tidak berani menatap mata daniel saat ini
"aiguya uri jihoonie, kamu ingin mengofficialkan hubungan kita eoh? "kata daniel usil sambil menarik lembut hidung jihoon
"a-aniya.. hanya saja......." perkataan jihoon terpotong saat daniel sudah menangkup kembali kedua pipinya dan menghapus jarak di antara mereka, dengan sigap daniel langsung menempelkan bibirnya ke bibir jihoon dengan mesra. hangat nikmat itu yang mereka rasakan saat ini. jihoon mulai mengalungkan tangannya di area leher daniel sedangkan daniel sudah memeluk erat pinggang jihoon dan menariknya semakin dalam agar ciuman tersebut lebih bisa di perdalamin. jihoon dan daniel saling menutup kedua matanya dan terus merasakan bibir mereka satu sama lain dengan nikmat pelan dan hangat.
"dengerin hyung baik-baik eoh, saat hyung memutuskan untuk menyusulmu dan mencarimu hyung sudah resmi menjadi milikmu bukan? apalagi semalam kita sudah berciuman di depan hyungmu dan kedua sahabatmu. apa itu masih kurang jelas baby? "tanya daniel usil
"yak! paboya kang daniel! bagaimana pun kamu itu harus menyatakan perasaanmu kepadaku. bagaimana bisa di sebut hubungan jika hanya berciuman eoh? "kesel jihoon sambil mendorong tubuh daniel menjauh dari hadapannya dan segera ingin pergi meninggalkan daniel saat ini
sebelum jihoon berhasil pergi, daniel sudah menahan tangannya terlebih dahulu dan memeluknya erat dalam dekapannya tak lupa daniel juga menyatakan perasaannya terhadap jihoon begitu indah dan lembut.
"so, would you be mine baby?" tanya daniel
"yak, a-apa yang kamu katakan? kenapa kamu mengatakan seperti itu? "kaget jihoon
"paboya!! sudah aku bilangkan aku akan menjagamu dan selalu berada di sampingmu, aku tidak mau ada orang lain yang menyakitimu lagi. aku akan menjagamu mulai saat ini jihoonie. "kata daniel sambil menjitak pelan kepala jihoon
"aw, appo ih daniel!!! "kesel jihoon sambil mengelus pelan kepalanya
daniel mencium kening jihoon dan menatap mata jihoon dan menunggu jawaban apa yang akan jihoon berikan kepadanya.
"so? apa jawabanmu jihoonie? "tanya daniel
"eum, im yours hyung. "kata jihoon pelan seperti berbisik dia malu mengucapkan jawabannya saat ini
daniel mulai usil saat melihat wajah jihoon yang semakin memerah akan perkataannya barusan.
"nde? apa yang kamu katakan? aku tidak mendengarnya? "usil daniel
jihoon yang sudah kesel di buat makin kesel karena daniel yang sengaja tidak mendengar apa yang dia katakan barusan, dia pun mendorong tubuh besar daniel lagi dari hadapannya.
"molla molla, aku tidak akan mengatakannya lagi!! dasar kang daniel nyebelin aku benci sama daniel!!! "gumam jihoon kesel sambil berjalan kearah pintu
dengan sigap daniel langsung menarik tangannya dan memeluk nya erat dalam pelukannya.
"araseo araseo, terima kasih sudah mencintaiku. "kata daniel sambil memeluk erat jihoon tak lupa dengan mengecup kening jihoon penuh hangat
akhirnya daniel bisa memiliki jihoon seutuhnya, daniel berjanji akan selalu bersama jihoon dan menjaga jihoon selalu, jihoon juga sudah merasa tenang dengan kehadiran daniel di sisinya. dia tidak perlu khawatir lagi apabila ada yang ingin menyakiti dirinya lagi.
tbc..........
YOU ARE READING
My Enemy is My Beloved
Fanfiction"pergi!!! aku sangat tidak ingin melihatmu di sini!!" "cih, kamu kira aku sangat ingin bertemu dengamu eoh?" "jauh-jauh dari hadapanku, atau aku akan membuat kamu malu!"