"akhirnya kita berlibur juga hyung, aku tidak sabaran ingin segera sampai eoh. "kata jihoon histeris
"hahaha, aiguya kamu imut sekali jihoonie.. nanti hyung akan memperlihatkan sebuah pantai yang sangat indah. pantai itu mengingatkan aku bersama daniel dulu. "kata seongwoo panjang lebar
"maksudnya hyung? bolehkah jihoon mengetahui ceritanya? "tanya jihoon penasaran
"tentu saja, kamu akan menjadi bagian keluarga kami nanti. "usil seongwoo
jihoon yang mendengarnya membuat bulu kuduknya berdiri dan pipinya mulai memerah karena malu.
"ah, hyung kenapa hyung berkata seperti itu.. berhenti bercanda hyung. "kata jihoon sambil menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya
seongwoo hanya tertawa dan mengusak rambut jihoon pelan, sesekali seongwoo memeluk jihoon erat dan membisikkan sesuatu ke telinga jihoon.
"aku yakin kamu pasti akan bahagia bila bersama daniel, daniel cukup setia dan sangat menjaga orang yang dia sayang. kamu tidak akan menyesel jihoonie. "kata seongwoo pelan
jihoon melepaskan pelukannya dan mengacak kembali rambut seongwoo dan berkata.
"sudahlah hyung, aku dan daniel hanya musuh yang berubah menjadi teman.. dan hyung juga pasti tahukan. apa yang di lakukan daniel saat kami sedang di hukum. "kata jihoon kesel
"iya, hyung tahu semua.. dia yang meletakkanmu di tong sampah, tapi dia setidaknya balik kembali saat tawurannya selesai. dia ingin memastikan apakah kamu baik-baik saja. "kata seongwoo
"tapi tetap saja hyung, jihoon benci sama daniel.. tega sekali dia meletakkan aku di tong sampah. untung saja tong sampahnya tidak kotor hyung. aku tidak bisa bayangin bila itu sangat menjijikan ih. "kesel jihoon sambil memanyunkan bibirnya imut
seongwoo tertawa melihat kelakuan jihoon saat ini, dia mencoba menenangkan jihoon saat ini yang sudah kelewat kesal atas perbuatan niel kemarin. seongwoo menawarkan beberapa makanan ringan kepada jihoon. begitupun sebaliknya jihoon menawarkan beberapa minuman segar kepada seongwoo. keduanya saling menikmati makanan dan minuman mereka di dalam kereta.
***
"hoam, aku tidur nyenyak sekali.. sudah jam berapa ini? "kata woojin yang baru terbangun dari tidur nyenyaknya sambil mengucek kedua matanya pelan
dia berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci mukanya agar lebih mudah membukakan matanya saat ini. setelah selesai cuci muka dia berjalan menuju nakas samping kasur jihoon, dia meraih jamnya dan terkejut saat pukul 7.00. dia segera membangunkan jinyoung dan berlari keluar kamar untuk turun kebawah menemui chanyeol.
"hyung, kita telat jihoon akan berangkat 30 menit lagi hyung. "teriak woojin saat berjalan ke ruang tamu
"waeeyo? kenapa kamu berteriak-teriak, tenanglah sedikit woojin ah. "kesel chanyeol
"iya ini, kenapa kamu berteriak woojin ah.. apa kamu mimpi buruk? "tanya sehun yang lagi bersenderan di paha kekasihnya
"hehe, mian hyung.. aku kaget saat terbangun sudah pukul 7, bukannya jihoon berangkatnya pukul 7.30? "tanya woojin heran sambil menggaruk kepalanya
chanyeol membangunkan sehun dari tidurnya, dan berjalan mendekat woojin.
"woojin ah, kau ini mabuk atau apa? "tanya chanyeol
"hyung, aku serius!!! kenapa kamu malah santai saja bukannya membangunkan kami semua, malah berpacaran seenaknya. "kata woojin kesel
sehun yang mendengar ucapan woojin pun tertawa ngakak, apa yang terjadi sama woojin saat ini, kenapa dia begitu lucu dan sangat menggemaskan. sehun berjalan kearah woojin dan berkata.
"paboya, coba kau lihat ke arah luar.. apa ini jam 7 pagi atau jam 7 malam? "tanya sehun
dengan sigap woojin pun berjalan kearah jendela dan membuka tirai jendelanya, awalnya dia tidak yakin dengan penglihatannya. karena jendela kaca rumah jihoon gelap, sehingga woojin pun berlari kearah depan rumah. dan melihat suasana sangat gelap dengan suara jangkrik yang sangat nyaring bila di malam hari.
"ANDWEEEEEE!!!!!! WAE WAE WAE!!!! KENAPA SEPERTI INI!!!! "teriak woojin histeris
chanyeol dan sehun yang melihat tingkah woojin saat ini hanya bisa menggelenggkan kepala dan tertawa kekeh. jinyoung menghampiri mereka dan bingung melihat woojin sedang berlutut di depan rumah, dia pun berjalan mendekati chanyeol dan sehun.
"waeyo hyung? kenapa woojin hyung berlutut dan terlihat menyedihkan? "tanya jinyoung heran
"aiguya, aku rasa kau akan seperti dia juga saat mendengar apa yang akan aku katakan. "kata chanyeol tertawa
"aniya, aku tidak seperti woojin hyung yang menyedihkan itu. cepat katakan apa yang terjadi hyung. "kata jinyoung penasaran
"dia kira, ini jam 7pagi tapi kenyataannya ini sudah jam 7 malam. "kata chanyeol
"terus? apa masalahnya hyung, phalli katakan jangan setengah-setengah. "kesel jinyoung
"jihoonie sudah pergi dari tadi, makanya dia histeris seperti itu. "kata sehun
"mwoya???? apa yang hyung katakan? jihoon hyung sudah berangkat??? jadi kita tidak sempat berpamitan dengannya? "kaget jinyoung
chanyeol dan sehun hanya menganggukan kepalanya saat mendengar pertanyaan jinyoung. jinyoung mengikuti jejak woojin berlutut dan berteriak histeris.
"ANDWEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE!!!!!!!!! KENAPA DIA TIDAK PAMITAN!!!!! "teriak jinyoung histeris
woojin yang menyadari keberadaan jinyoung pun langsung memeluknya dan menangis di masing-masing pelukan.
YOU ARE READING
My Enemy is My Beloved
Fanfiction"pergi!!! aku sangat tidak ingin melihatmu di sini!!" "cih, kamu kira aku sangat ingin bertemu dengamu eoh?" "jauh-jauh dari hadapanku, atau aku akan membuat kamu malu!"